Buat yang nungguin aja lah ya hehe..
Mohon doanya ya semoga semua yang ku lakukan untuk besok di beri kelancaran dan hasil yang memuaskan :)
Happy Reading 😘
.....
Setelah mengantar Luna pulang Juna langsung kembali ke kantor karena harus mengurus beberapa pekerjaannya yang belum selesai.
Pintu kamar mandi terbuka, menampilkan Luna yang sudah lebih segar setelah mandi, gadis itu sudah berganti dengan pakaian santainya. Kaos over size berwarna putih dan celana training hitam, Luna merebahkan dirinya sembari menatap plafond kamar kos.
Pikirannya melayang memikirkan beberapa kemungkinan yang mungkit terjadi atau sedang terjadi. Tipe overthinking seperti Luna memang tidak bisa diam.
Kini semua Juna mendominasi kepala Luna, gadis itu kembali mengingat apa saja yang sudah terjadi di antara mereka, bagaimana sikap Juna selama ini dan kebohongan-kebohongan kecil pria itu.
"Na nyari cilok yuk!" Ajak Biana yang menyumbulkan kepalanya dari balik pintu kamar Luna.
"Tumben ngajak nyari cilok Bi?" Tanya Luna sembari menatap Biana masih dalam posisi berbaring.
"Lagi pengen, udah lah ayok nyari keburu makin malem." Ajak Biana sedikit menaksa yang akhirnya membuat Lina bangkit dan menyambar jaketnya yang tergantung di belakang pintu.
Setelah mengunci pintu, keduanya berjalan keluar dari kos menuju perempatan komplek yang ada tidak jauh dari kos mereka.
Angin malam yang dingin ditambah langit yang sedikit mendung membuat Luna mengeratkan jaketnya.
"Eh Na itu tukang ciloknya!" Seru Biana antusias sembari menunjuk tukang jualan cilok yang ada di taman samping perempatan, meski rada mendung namun terlihat masih banyak orang komplek yang tengah menghabiskan waktunya di taman.
Luna yang ditarik Biana untuk berjalan cepat hanya pasrah saja dan terus mengikuti langkah sahabatnya itu.
"Kamu beli berapa Na?" Tanya Biana setelah mereka ada di depan tukang cilok yang masih melayani pembeli lain.
"Lima ribu aja, aku beli minum dulu ya? Kamu nitip apa?" Tanya Luna.
"Thai tea green tea satu. Yang ukuran besar terus es nya yang banyak!" Balas Biana yang diangguki oleh Luna.
Luna kemudian berjalan menuju kedai teh yang biasa mereka kunjungi, suasana malam ini cukup ramai padahal ini bukan akhir pekan.
"Mas, Thai tea green tea nya satu es nya yang banyak. Em... sama hot lemon tea nya satu, large semua ya..." Kata Luna.
"Siap Mbak Luna, tunggu bentar ya tak buatkan dulu." Balas Tara yang merupakan pemilik kedai Teh itu, dia keturuan asli orang Thailand namun bicaranya sangat medok.
"Ini mbak." Kata Tara mempersilahkan pesanan Luna.
Luna tersenyum sembari menyodorkan uang dua puluh ribu dan kartu voucher nya untuk di stempel, jika kolom dikartu stempel yang berjumlah sepuluh itu sudah penuh maka dia bisa menukarnya dengan satu gelas minuman teh apa saja yang berukuran sedang. Kalau mau besar ya tinggal tambah uang dua ribu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly (ON REVISI-New Version)
Romance"Na tau gak, ada cogan yang sering liatin kamu pas kerja?" "Ya terus?" Aluna, gadis yang sangat anti dengan kata jatuh cinta. Bagi Luna, hubungan asmara hanya merupakan salah satu cara untuk menambah masalah dalam hidupnya. "Kamu gak mau pacaran kan...