seminggu pertama yeri berada disini, ia hanya tidak berharap hal baik selain pertumbuhan Eunbyul yang semakin cepat.
hari itu dimana Yeri melihatnya, Jungkook membentak ibunya sendiri karena tidak tahan akan rasa bencinya terhadap Eunbyul.
mati matian menahan tangis, akhirnya pecah juga.
"tidak apa apa nak, masih ada bibi disini.. bibi menginginkanmu jauh daripada ayahmu" ucap yeri, ia bergumam mengelusi ujung rambut eunbyul yang mulai lebat.
selesai menyusui, yeri langsung pergi kekamarnya.
seminggu ini terasa sangat melelahkan, tentu saja.
setiap malam harus terjaga karena bayi, dan waktu tidur yang tidak tentu membuat kondisi fisik yeri melemah.
ia merasa sangat lelah, berbaring untuk beberapa saat tanpa menyadari bahwa sebagian dari tubuhnya kini tengah menggigil.
bibi jung datang membawa obat dan kompress.
"ada apa bi?" tanya Yeri, saking tak sadar bahwa ia telah tak sadarkan diri selama kurang lebih 4 jam.
"kau baru saja pingsan yeri" tutur bibi jung.
ia mengompres yeri dan dengan telaten memberi obat penurun demam.
tapi yeri lupa, ia melihat jam di dinding. sudah hampir seharian ia tidak menyusui eunbyul.
tentu saja, eunbyul pasti menangis.
"dimana eunbyul bi?" yeri memaksakan diri berbangkit.
"jangan bangkit dulu yeri, biar saja kau istirahat.."
"tapi eunbyul?" yeri bertanya, samar samar ia mendengar tangis bayi yang semakin kencang.
"nyonya sudah memberinya ASI perahan mu, kau disini saja" lanjut bibi Jung.
yeri bersi keras ia berdiri
"tidak bisa bi aku takut eunbyul akan sakit jika tidak bersamaku" ujar yeri mencoba berdiri namun pandangannya menggelap dan kembali terjatuh diatas tempat tidur.
"sudah yeri, tidak apa apa serahkan eunbyul pada nyonya. kau istirahat saja"
"aku tidak bisa bi, aku tidak bisa mendengar eunbyul menangis" yeri berucap bergetar karena tiba tiba ia menangis,
hatinya sakit.
ia sadar bahwa ia sakit dan sudah tidak berdaya untuk mengurus eunbyul. maka suatu hari juga akan seperti itu, besar kemungkinannya.
bibi Jung terkejut, melihat ekpresi yeri yang kelimpungan dan tak berdaya.
"yerim-ah, nyonya jeon melarangmu mendekat dengan eunbyul sebelum kau benar benar sehat"
bibi jung melihat perubahan ekspresi yeri yang akhirnya terduduk lemas menyerah.
"baiklah bi"
yeri diam dan menyerah. Ia hanya bisa terduduk sambil mendengarkan tangisan eunbyul yang seperti terus memanggilnya.
--MOM5--
"dia sudah kuberi ASI yeri namun tidak berhenti menangis, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa" ucap nyonya Jeon. ini sudah hampir setengah 12 malam, Eunbyul tidak juga berhenti menangis setelah 2 jam yang lalu.
bibi jung turut menepuk pelan bokong bayi untuk memberi ketenangan. tapi eunbyul tak mau tidur.
yeri mendengarkan dengan seksama dialog dari nyonya jeon berharap bahwa ia bisa keluar kamar menemui Eunbyul.
yeri meminum obatnya, matanya sebenarnya mengantuk namun ia menahannya untuk mengetahui keadaan eunbyul, sehari tanpanya.
"biarkan ia bertemu yeri nyonya, kurasa hanya yeri yang dapat membuatnya tenang dan tertidur" saran bibi jung awalnya di tolak mentah mentah oleh nyonya Jeon. namun sudah tidak ada pilihan lagi, akhirnya keduanya menyambangi kamar yeri berharap wanita itu sudah lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
FanfictionMenanti kelahiran Saat dimana semua orang akan bersuka cita menyambut kedatangan sosok baru yang mereka sebut sebagai buah cinta dari pasangan tertentu. Kelahiran dari seorang bayi menjadi penanda bergantinya status seorang wanita menjadi seorang ib...