I Warn you !
Ini bukan malam yang panjang.
Jungkook pernah mengalami rasa sakit yang jauh lebih parah dari sekedar menerima dan mengajukan dirinya sebagai nomer dua.Itu adalah kehilangan wanita yang paling ia cintai.
Seharipun tak pernah absen untuk mengunjungi makam mendiang sang istri.
Namun hari ini ia merasa kepercayaan dirinya benar benar dititik yang paling rendah.
"Tzuyu, apakah ini berarti aku memang tidak boleh lagi membuka diri pada wanita selain kau?"
Tanya jungkook pelan.
Matanya berkaca kaca.Ini adalah hari kamis.
Tapi matanya menangkap sesosok park jimin di gapura pemakaman umum."Apakah selalu sesering itu kau pergi kesini, sehingga kita bisa bertemu lagi?" Jimin bertanya dengan wajah ramah.
Disampingnya ada seorang wanita cantik yang menunduk memberi salam."Aku setiap hari kesini" balas Jungkook.
"Ohiya perkenalkan ini kekasihku" jimin berucap pelan menunjuk sosok disampingnya.
"Irene imnida" ucap wanita itu.
"Jungkook"
Balas jungkook singkat.
Ada rasa sedih disana.
Jungkook teringat.
Dia tidak menawarkan diri untuk menjadi nomer dua setelah jimin.
Tapi nomer dua dalam artian benar benar nomer dua.
Atau bahkan tidak berarti sama sekali."Oh iya kau punya waktu luang setelah ini? Kami ingin mengajakmu makan siang dirumahku"
Ajakan jimin tentu saja mendapat respon yang positif dari jungkook.Lagipula dia sangat tertarik dengan keluarga yeri.
Yah walaupun tidak pasti akan menjadi anggota keluarga. Tapi setidaknya bisa saling mengenal, tak apalah."Eomma kami datang" ucap jimin berteriak pelan.
Dilihatnya nyonya kim keluar.
Wanita paruh baya itu tersenyum cerah ketika melihat irene.
Kekasih jimin.Dia langsung memeluk wanita itu.
Sambil membuat gerakan tangan."Ne nado bogoshipo eommonim" balas irene.
Dia masih mempelajari bahasa lisan secara perlahan.Jungkook masih diam disana menunggu jimin memperkenalkan dirinya.
Namun belum beberapa saat, tiba tiba nyonya kim memandangnya dengan tatapan introgasi.
selang beberapa detik.
Beribu pukulan dilayangkan kepada Jungkook.
lelaki itu terkejut bukan main.
Berusaha menghindar namun tidak bisa."Ah aniya eomma ani, dia bukan taehyung"
Syukur teriakan jimin menghentikan segalanya.Nyonya Kim tersenyum malu lalu mengusap punggung jungkook.
Sambil membuat gerakan tangan.Jungkook mengernyitkan dahi.
"Dia minta maaf padamu jungkook" ujar jimin segera.Jungkook melegakan nafasnya sambil berkata
"Tidak apa apa eommonim" ujarnya sambil belajar membuat gerakan tangan.Jungkook tak berbohong bahwa bukan hanya yerim yang ia suka.
Ia juga suka dengan suasana ini.
Suasana kekeluargaan.
Kendati nyonya kim bukan tipikal ibu pada umumnya yang akan banyak biacara atau bahkan berusaha bersikap ramah.
Tapi jungkook bisa tahu, seberapa besar sayang wanita itu kepada yeri.Nyonya Kim membuat gerakan tangan sambil menatap jungkook.
"Dia bertanya bagaimana masakannya?" Kali ini irene yang membantu menjelaskan.
Jimin tersenyum pada wanita itu."Enak, sangat enak" ucap jungkook sambil memberi jempolnya dua sekaligus.
Nyonya kim tersenyum.
Rasanya jadi rindu dengan yeri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MOM
FanfictionMenanti kelahiran Saat dimana semua orang akan bersuka cita menyambut kedatangan sosok baru yang mereka sebut sebagai buah cinta dari pasangan tertentu. Kelahiran dari seorang bayi menjadi penanda bergantinya status seorang wanita menjadi seorang ib...