O 8 ; dalam dekapmu

365 49 35
                                    

Dalam dekap Dirga, Kiku terdiam tanpa tahu harus berbuat apa. Ingin melepas tapi sebenarnya dirinya cukup nyaman. Aroma khas dari tubuh dihadapannya seolah membawa Kiku untuk melayang tinggi.

“Ungh-- Irga-kun ... Chottomatte!” Kiku menatap wajah Dirga yang kebingungan.

Memalingkan wajah menyembunyikan di dada bidang sang pemuda. “A-ano ... Kita dilihat orang-orang.”

Dirga menatap tajam siapa yang berani melihat momen penting dalam hidupnya selama ribuan tahun berlalu. Semak-semak tiba-tiba berdesik ketika suara melengking Arthur menelisik keluar.

Dibarengi tangan Yao yang menarik Arthur kembali dan tepukan jidat France dan ocehannya yang cukup berisik. Dirga melempar sesuatu dari belakang punggungnya, menimbulkan bunyi ketika menancap ke pohon.

Tepat di atas kepala Alfred yang rupa-rupanya ikut serta. Membuat sang maniak burger merasa gemetaran tak karuan. “Ahahaha- SHIT! BAKA IGGY! Lari boedjank sebelum diterkam goloknya Dirga!”

Sontak saja mereka yang ternyata berjumlah enam orang bubar jalan. “Mereka sudah pergi- Kiku kau mau kemana?” saat menyadari pemuda itu tidak ada didekapannya lagi.

Melainkan duduk dibangku taman sembari mengembungkan pipinya terlihat seperti orang yang sedang ngambek dimata Dirga.

Humph- mou Irga-kun no baka!” serunya sembari menghentakkan kakinya berulang kali.

Dirga menahan hasrat untuk tidak menggendong dan membawa kabur Kiku ke rumahnya lalu dia jadikan miliknya. Menggeleng cepat mengusir niat yang rada-rada tadi, Dirga menghampiri Kiku.

“Abaikan saja mereka, lagipula kau terlihat menikmati tadi,” goda Dirga duduk berdempetan dengan Kiku.

Kiku merengut kesal. Tetapi, Dirga ada benarnya. Dia sangat menikmati juga menyukai dekapan Dirga yang sangat hangat. Pemuda itu seolah menunjukkan bahwa dia tidak ingin Kiku pergi darinya, dan sangat menyayangi Kiku.

Memikirkan soal itu membuat Kiku menepuk kedua pipinya pelan tetapi berturut-turut. “Baka, Kiku! Baka! Baka! Baka! Apa yang kau pikirkan tadi?!”

Melihat reaksi Kiku yang malah terlihat menyakiti kedua pipi yang Dirga ingin kecup dan gigit itu. Buru-buru Dirga menahan tangan Kiku  dan mengarahkan ke pipi miliknya.

“Kalau kau mau melukai kedua benda tidak bersalah itu. Lebih baik punyaku saja,” celetuk Dirga.

Cemberut dan malah menarik kedua pipi Dirga layaknya mainan. “Baka! Kau masih menggodaku!”

“Tapi, kulihat kau menyukai saat aku menggodamukan?” tepat sasaran, Kiku sudah terlihat dipanggang hidup-hidup.

Wajahnya memerah tidak karuan. Lagi-lagi Dirga tertawa, tidak ada rasa bersalah membuat personifikasi negara satu ini kehilangan kata-kata untuk membalas seolah membenarkan Dirga.

Menarik tambah kencang layaknya sebuah mainan. “Kau ini!!” gemertak ketika Kiku menahan kesal juga sebal.

Membuat Dirga berhenti tertawa dan mulai menatap lurus ke dua bola mata Kiku yang sibuk mengelana entah kemana arahnya.

“Ada apa?” tanya Kiku heran melepaskan cubitan.

Dirga menarik pemuda itu lagi-lagi lalu membuat Kiku berada dipangkuannya. Memeluk dari belakang Kiku, membenamkan wajahnya terhadap pundak Kiku.

Sedikit merinding, berusaha menetralkan detak jantung. Merinding saat sapuan nafas hangat Dirga menggelitik kulit tanpa ditutupi.

Umhh- uhh, gelihh!” seru Kiku memegang kedua tangan Dirga erat yang masih mengukung pinggulnya.

Menjilat dan menghisapnya kecil tetapi berkali-kali. “Sudah Dirga- ahh! jangan lanjutkan itu!”

Menarik diri dari Dirga mengubah posisi hingga menyamping. Mengalungkan kedua tangan dileher Dirga lalu mengerucutkan bibirnya.

Mengecup bibir Dirga kilat dan memalingkan wajahnya.

“Puas?” gerutu Kiku tanpa sadar membuat Dirga menyeringai.

“Dasar anak nakal, mulai berani huhh?” tanya Dirga menarik hidung Kiku pelan.

Mengangkat tubuh Kiku lalu menggendongnya ala bridal style. Kiku tersenyum manis tanpa rasa bersalah, membuat Dirga merona samar.

•••

[ ✔ ] ❝ AISHTERU .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang