Taeyeon menampar Jiyong keras tepat di pipi lelaki itu. Malam itu adalah malam yang buruk. Taeyeon harus merasakan kehancuran lagi, karena orang yang sama.
"Sudah berapa kali? Kenapa akhirnya kau berakhir sama seperti mereka semua?"
Jiyong memegangi pipinya yang memerah. Rasanya perih. Harusnya ia meringis, tapi ia malah tertawa bengis.
"Kenapa kau tidak pernah puas menyakitiku berkali-kali?!"
"Karena kau lemah, Kim Taeyeon." Jawab lelaki itu. Taeyeon menatap lelaki itu tak menyangka, air matanya tak kunjung reda. Malah semakin deras ketika Taeyeon mengetahui kebenarannya.
"Kau pikir aku sungguh-sungguh menyukaimu?"
"Brengsek—"
"Memangnya kau punya apa?" sambung Jiyong.
Tangan Taeyeon tertahan di udara. Jantung terasa berhenti seketika. Ia berbalik, berlari pergi dari lelaki itu.
"Hanya karena menjadi kekasihku, kau sudah merasa menguasai dunia. Kau senang karena tidak ada lagi yang akan mengganggumu, kan?"
Tubuh Taeyeon memaku. Ia kembali membalikkan tubuhnya, menghela napas dan menatap sengit kepada lelaki itu.
"Lalu, selama ini kau menganggapku apa?"
"Bukankah harusnya aku yang bertanya seperti itu?" sahut Jiyong. "Kau hanya menganggapku perisaimu agar kau tidak di bully mereka lagi, kan?"
"Kenapa pikiranmu dangkal sekali? Kau—"
"—Aku tidak pernah menganggapmu." potong lelaki itu.
Hati gadis itu tercekat. "Baiklah, kita selesaikan saja kalau begitu."
Jiyong menatap Taeyeon dengan pandangan yang sulit diartikan. "Apa maksudmu?"
"Kau dengan jalanmu, dan aku dengan jalanku."
"Kim Taeyeon!" Jiyong berteriak.
"Apa?" Taeyeon balas berteriak. "Kau sama saja dengan yang lain!"
"Sudah kuduga, kau tidak akan kuat denganku—"
"Oleh karena itu, sekarang kau tidak perlu meminta kesempatanku lagi, sekarang kau bebas berkelana kemana pun kau mau. Kau juga tidak perlu kembali padaku lagi, aku juga tidak akan kembali padamu. Hiduplah dengan baik, Jiyong."
Taeyeon berbalik. Urusan cinta memang selalu rumit. Seharusnya ia tahu bahwa tidak akan ada orang yang mencintainya lebih besar daripada ayahnya sendiri.
Seharusnya ia sadar bahwa yang berwujud manusia selalu berpotensi menyakiti. Dirinya begitu bodoh memberinya kesempatan berkali-kali hingga ia tahu rasanya dihujam berkali-kali juga.
Baik kekasih ataupun teman ternyata sama saja.
Taeyeon tidak punya apapun.
Taeyeon tidak memiliki siapapun.
Tidak pernah.
Kepercayaannya selalu berakhir disia-siakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Voices [BAEKYEON] ✔️
FanfictionSeri Habromania #1 Musim panas mempertemukan mereka. Ada murid baru di kelas Taeyeon. Ia lelaki yang menarik saat dilihat pertama kali, tapi sisi lain yang lelaki itu punya ternyata membuat Taeyeon harus terikat padanya. Musim panas itu bercerita...