[10] Gone with Summer

650 113 28
                                    

Liburan sudah selesai, para murid kembali masuk ke sekolah untuk menjalani rutinitasnya lagi.

Begitu pula dengan Taeyeon. Gadis itu berangkat cukup pagi hari ini. Bukan belajar, tapi untuk membeli susu pisang lagi. Bukan untuk dirinya, tapi untuk orang yang duduk di meja depannya.

Taeyeon terkekeh memandangi susu pisangnya di meja depan. Pikirannya sudah membayangi beberapa spekulasi yang akan terjadi.

Ini merupakan hal yang aneh karena hanya dengan memikirkan lelaki itu sudah membuat Taeyeon tersenyum sendiri. Rasanya luar biasa menyenangkan.









"Kim Taeyeon! Bangun!"

Sebuah suara menyeru namanya dengan keras. Taeyeon tersentak dan mendongak kepalanya ke atas dengan mata yang sayu. Gadis itu menyadari bahwa ia tertidur karena kini wali kelasnya sudah berdiri disamping mejanya.

Dalam hati ia mengumpat heran karena tidak ada yang membangunkan, tapi ia lebih heran karena lelaki yang duduk di meja depannya kini tengah berdiri di depan kelas. Taeyeon bertanya-tanya dalam hati.

"Mungkin dia telat," batinnya sambil menggelengkan kepala. Merasa lucu karena Byun Baekhyun telat masuk kelas. Gadis itu bersumpah akan meledek lelaki itu saat istirahat nanti.

"Anak-anak," Guru Nam mengambil alih atensinya kala ia menepuk bahu Baekhyun yang masih berdiri di depan. Taeyeon terkesiap di mejanya.

"Hari ini adalah hari terakhir Byun Baekhyun berada di kelas kita. Dia akan pindah rumah mulai besok, kuharap kalian mengerti."

Taeyeon mencelos, terlebih saat melihat Baekhyun membungkuk kecil. Taeyeon kecewa karena Baekhyun masih bisa tersenyum dari depan.

"Byun Baekhyun gila, Byun Baekhyun gila."

Setelah itu, Baekhyun pergi ke luar kelas bersama Guru Nam. Taeyeon masih terpaku, ia mengira bahwa dia sedang bermimpi.

"Benar-benar gila ya kau, Byun Baekhyun?"

Tapi seketika tersadar karena susu pisang yang ia beli pagi itu masih berada di atas meja tanpa tersentuh sama sekali.

Taeyeon tertawa getir. Ternyata semesta mempermainkannya, semudah itu keadaan dibolak-balikkan.









Byun Baekhyun
|Kau dimana?

Sebuah pesan masuk muncul di notifikasi Taeyeon. Gadis itu melirik tanpa minat, ia mengalihkan atensinya ke bawah sungai. Dagunya bertumpu pada tangan yang terlipat di jembatan. Sejujurnya ia sedih,

—atau mungkin kecewa?

Byun Baekhyun
|Kau baik-baik saja?
|Ayo bertemu.

Taeyeon menggigit bibir bawahnya, menahan emosi yang meluap-luap. Menahan air matanya agar tidak tumpah.

Jangan tolong, jangan.

Kim Taeyeon
Aku tidak mau bertemu denganmu.|
Pergi sana!|

Byun Baekhyun
|Kau marah?

Kim Taeyeon
Tidak, kemasi saja keperluanmu sebelum pergi.|

Byun Baekhyun
|Ada yang ketinggalan.

Kim Taeyeon
Apa?|

Byun Baekhyun
|Kau.

Taeyeon mengumpat dalam hati. Bisa-bisanya lelaki itu seperti ini. Rasanya Taeyeon ingin menyalahkan Baekhyun karena kini air matanya muncul di sudut matanya dan mengalir tanpa permisi.

Kim Taeyeon
Berisik.|

Byun Baekhyun
|Aku di belakangmu.

Taeyeon menoleh sedikit ke belakang, ternyata Baekhyun benar-benar datang. Dalam hati panik karena air matanya tidak mau berhenti.

Kim Taeyeon
DEMI APAPUN JANGAN MENDEKAT!|

Byun Baekhyun
|Kenapa?

Taeyeon menarik ingusnya sembari menahan isakan. Sungguh konyol rasanya ketika menyadari bahwa ia menangisi lelaki itu.

Kim Taeyeon
Aku sedang jelek.|

Pesan Taeyeon terkirim, tapi bukan balasan yang gadis itu dapat. Melainkan sebuah lengan melingkar leher gadis itu. Taeyeon benar-benar menangis sekarang. Rasanya seperti orang bodoh, tapi ia tidak bisa berhenti.

Baekhyun membalikkan badan Taeyeon, mengusap air mata gadis itu dengan lembut. Taeyeon masih terisak, memaki dirinya sendiri dalam hati.

"Kenapa tidak bilang padaku lebih dulu? Aku—"

Taeyeon ingin berucap lebih banyak, tapi ia tak bisa. Gadis itu meninju perut Baekhyun berkali-kali, tapi malah hatinya yang terasa sakit.

Baekhyun menggengam kepalan tangan milik Taeyeon, menyuruhnya berhenti. Tanpa aba-aba, ia merengkuh gadis itu ke dalam pelukannya.

Setelah sekian lama, Taeyeon kembali menangis lagi karena alasan yang sama.

Kalau boleh, ia ingin waktu berhenti sekarang. Ia mengeratkan pelukan, tidak mau kehilangan Baekhyun.

Tak lama kemudian, Baekhyun melonggarkan pelukan, memegang erat bahu gadis itu dengan kedua tangannya. Matanya menatap lekat netra lawan bicaranya, seolah mencari celah di antara sudut matanya.

Meskipun sulit, lelaki itu harus kuat.

Baekhyun mengambil jemari kanan Taeyeon, menaruh sebuah kertas dan meremas jemarinya dengan gadis itu. Andai saja ia bisa berbicara lebih banyak, tapi tidak bisa. Ia harus pergi sekarang.

Kemudian musim panas berakhir membawa Baekhyun pergi.

Semesta terkadang lucu ya, egoisnya tidak tepat waktu.



















the end.






A/N:

akhirnya selesai!( ͡° ͜ʖ ͡°)

Terima kasih banyak untuk teman-teman yang sudah baca sampai chapter terakhir dari cerita ini. Mungkin beberapa dari kalian ada yang tidak puas, kan? Jangan hujat aku, please(。•́︿•̀。)

Kabar baiknya, karena di awal cerita ini ada intro, maka bakal ada outronya, tunggu aja ya! Setelah ini, aku bakal update isi kertas dari Baekhyun. Hayo siapa yang penasaran?

[krik, krik, krik]

Terima kasih juga udah support aku sampai sini, aku sangat-sangat senang kalian mengapresiasi karyaku, huhu. Ilysm pokoknya!(●♡∀♡)

Summer Voices [BAEKYEON] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang