BAB IV

41 19 4
                                    

Zafran berlari kearah rumahnya, sambil meneteskan air mata dari beberapa langkahnya.

Sesampai depan pintu rumahnya yang tertutup. Zafran menghapus air matanya, karna tidak ingin membuat ibunya khawatir.

Ibu Zafran yang kini kian lungai, membuat Zafran semakin cemas. Zafran memberikan sebuah roti hasil curiannya kepada sang ibu, menyuapkan secara perlahan. Dan lagi-lagi ibunya menangis, meratapi nasib yang terjadi kepada ia dan anaknya.

Setelah rotinya habis, ibunya bertanya. "siapa yang membiayai rumah sakit kemarin?."

Zafran menjawab. "yaa, seorang pengemudi bu. Dia sangat baik dan mulia hatinya."

"lalu, dimana pengemudi itu? Siapa dia? Ibu belum sempat bertemu." tanya ibu.

"aku tidak sempat menanyakan identitasnya, aku hanya bernazar. Jika ku sukses nanti, akan ku cari dia dan akan ku gantikan semua uangnya." ucap Zafran sambil mengambil wadah berisi air hangat.

Lalu, diletakankah kedua kaki ibunya didalan wadah. Diusapnya perlahan, lalu dibasuh dengan handuk kecil. Setelah kering, Zafran mencium kedua kaki ibunya. Membuat ibu menjadi bangga mempunyai buah hati seperti Zafran, benar-benar harta yang berlimpah dari tuhan.

"bu tidur kembali ya, sampai benar-benar pulih. Jangan melakukan aktivitas apapun bu." gumam Zafran sambil mengusap rambut ibunya.
Ibu Zafran hanya tersenyum dan mengangguk.

Malam sudah hampir saja tiba, adzan yang berkumandang membuat Zafran segera pergi ke mushollah terdekat.

Percikan airnya membuat tenang
Suara gemuruhnya membuat nyaman
Sentuhannya membuat terasa segar
Subhanallah! Saatnya bercerita dihadap sang pencipta.

Zafran mulai menyentuhkan kakinya diatas sajadah, membaca kalimat-kalimat tuhan yang membuat zafran tidak merasakan beban.

Seusai solat, tidak lupa ia selipkan do'a di beberapa kata yang terucap dari mulutnya.

Zafran POV
Yaa tuhan, kuatkanlah hamba, hamba tidak dapat berdiri jika tidak atas ridho-mu. Berikan rezeki untuk ibu, berikan ia kesehatan. Maaf jika hambamu yang lemah ini hanya bisa meminta, bahkan lagi-lagi meminta.

Rabbana atina fiddunya hasanah wa fil akhiroti hasanah waqina 'adzabannar.


                                  •••


Zafran memakai alas kaki dan melangkah pergi untuk pulang kerumah.

Didepan rumahnya, terlihat banyak tetangga yang sedang mengkerubuni rumahnya. Ada yang masuk kedalam rumahnya, bahkan sampai ada yang mengintip dari luar. Ramai sekali.

Zafran tersontak kaget, ia berlari kencang sambil menerobos dikerebunan orang. Sesekali ada yang menahannya.

"sabar ya nak." gumam salah satu tetangganya.

"ada apa? Kenapa kalian disini? ingin membesuk ibu ya? Wah ramai sekali. Rupanya kalian memperdulikan kami ya." ucap Zafran sambil tersenyum dan berlinangkan air mata.

Zafran mengampiri ibunya, ibunya yang sudah terbalut kain coklat dari ujung kepala sampai ujung kaki membuat zafran terkejut. Dan membuka kembali kain yang menutupi wajahnya.

"kalian tidak berfikir apa yang kalian lakukan salah?." ketus Zafran yang meneteskan air matanya.

"ikhlaskan ya nak." jawab seorang ustad yang sedang berdiri dihadapannya.

"ikhlas untuk apa?." tanya Zafran sambil mengkerutkan wajahnya.

"kamu bisa lihat dengan mata kepalamu sendiri nak, kini tugas ibumu sudah selesai. Takdirnya sudah menjemput untuk pulang." jawab seorang ustad.











Note:
Sesudah membaca jangan lupa untuk vote dan commentnya ya.

   ⬇️ ⭐️               ⬇️💬



berjuang untuk hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang