BAB VIII

22 8 4
                                    

"dimana rumahmu? Boleh saya antar?." tanya hansip

Zafran hanya terdiam sambil menggeleng-gelengkan kepalanya

"kenapa? Dimana orang tuamu? Cepat pulang, pasti mereka mengkhawatirkanmu dirumah." gumam hansip

Zafran menunjukan jarinya ka arah nisan ibunya

"maksudmu? Ini makam ibumu?." tanya hansip

Sekali lagi, Zafran tidak menjawab. Melainkan menganggukan kepalanya

"ohhh... Maafkan saya, turut berduka cita untuk ibumu. Lalu dimana ayahmu?." ucap hansip

Zafran menjawab. "pak kedua orang tua saya telah pergi. Saya hidup seorang diri, lantas harus kemana jika bapak menyuruh saya meninggalkan pemakaman ini?."

Hansip itu memeluk Zafran erat, dengan meneteskan air matanya. Lalu berkata. "berkenan kamu untuk ikut kerumah saya?."

Ia tersenyum dan memeluk erat balik kepada pak hansip. "aku mau pak." jawab Zafran

Hansip itupun menggendong Zafran untuk dibawa kerumahnya

Rumahnya yang terlihat sedikit tidak layak, dengan angin malam yang begitu kencang. Membuat halaman rumah seolah misteri

"tok..tok..tokk."

Pintu rumah itupun terbuka, sang istri membuka-kanNya. Ia yang terkejut melihat suaminya membawa anak kecil yang tidak dikenal, langsung menyuruhnya untuk menurunkan Zafran dari gendongan suaminya

"heh pak! Anak siapa ini? Kamu menculiknya?." tanya istrinya

"tidak bu, bisa kita bicarakan didalam saja?." gumam pak hansip

Mereka masuk dan segera menutup pintunya kembali, Zafran yang tertidur dipelukan hansip itu segera dipindahkan ke tempat tidurnya

"anak siapa itu?." tanya istrinya

Pak hansip itu menjawab. "bu saya ingin menjaga dan merawat anak itu seperti anak kita sendiri, kita kan sudah lama tidak diberikan momongan. Sekiranya kamu bisa menerima dia disini, orang tuanya sudah tidak ada. Saya dapat merasakan perasaannya."

"tidak tidak!! Kita saja miskin, ingin mengurus anak itu? Makan aja sehari-hari belum tentu, gimana nanti saat ada dia dikehidupan kita pak." ketus istrinya

"bu, kita diberikan rezeki seorang anak. Walaupun bukan darah daging kita, anak itu ditakdirkan untuk hidup bersama kita disini. Walaupun kita memang bukan orang mampu. Seenggaknya kita dapat melindungi anugrah tuhan yang sempat terbengkalai dijalan." ucap hansip itu untuk memperjelas

"cuih! Saya tidak sudiii!!!!." ketus istrinya sambil pergi dari hadapan pak hansip

Pagi hari pun tiba, Zafran yang masih tertidur. Disentakannya untuk segera bangun

"bangunn! Hei bangun!!." gumam istri hansip itu sambil menarik tangan Zafran

"awwww sakitt buu." seru Zafran

"dasar anak gatau diri! Sudah ditampung disini malah seperti raja!!!!." ucap istri hansip

Lalu istri hansip itu menjambak rambut Zafran dengan sangat kencang dan berkata. "kamu tidak perlu untuk mencari perhatian dari suami saya! Dasar anak gembel! Tidak jelas asal-usulnya langsung datang dikehidupan saya dan suami saya!."

Zafran menangis lalu menjawab. "ampunn buu ampunn.. Maafkan saya bu ampunnn.. Saya tidak bermaksut untuk hadir dikehidupan bapak sama ibuu.. Jangan jambak rambut saya bu sakit..."

"kalau kamu sadar, seharusnya kamu tidak ikuti ucapan suami saya dengan kamu tadi malam!!." ucap istri hansip sambil menyeret tubuh Zafran dengan menarik rambutnya sampai depan pintu

"ampun bu sakitttt.." ucap Zafran dengan tangisannya yang semakin haru

Istri hansip itu segera mengambil sapu lidi dan memukuli badan Zafran berkali-kali. Suara sabetannya yang begitu keras, semakin sakit pula Zafran merasakan pukulannya













Note:
Sesudah membaca jangan lupa untuk vote dan commentnya ya

   ⬇️ ⭐️               ⬇️💬




berjuang untuk hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang