BAB VI

30 11 5
                                    

Zafran mengantarkan jenazah ibunya ke pemakaman, tangisan haru terdengar sangat lama. Daun kering berjatuhan, langit gelap tidak berawan, angin kencang seolah membuat rerumputan sekitar bertegur sapa

Langkah kaki sudah terdengar untuk meninggalkan tanah merah itu. Apa daya, kini Zafran hidup seorang diri

Tidak ada teman untuk bertukar cerita

Rasa penyesalan didalam diri Zafran kini hadir, menyesal karna belum sempat membahagiakan ibunya. Belum sempat mengabulkan keinginannya

Ruang demi detik dilewati, banyak kenangan yang sudah mereka lakukan bersama. Sehingga membuat Zafran down berkepanjangan

Sesampai dipertengahan jalan, Zafran melihat seorang anak kecil. Yang bahkan umurnya lebih muda dari dia, bekerja mengambilkan botol gelas di pinggir jalan. Sendirian

Akan kah Zafran yang lebih tua darinya akan terus menerus seperti ini? Bukan kah yang diinginkan almarhumah ibunya Zafran menjadi seorang yang sukses?

Walaupun Zafran meyakini. Tidak mungkin baginya untuk menjadi seorang yang sukses, dari sudut ke-ekonomiannya saja sudah terlihat jelas

Zafran terjatuh setengah badan tidak berdaya, sambil meratapi kehidupannya dimasa yang akan mendatang. "bangkittt!." ucap Zafran dalam hati

Dia mulai menghapus air matanya, bangun dari keterpurukannya.

Tidak disangka, hal yang tidak diinginkan benar-benar terjadi. Disaat dia ingin kembali pulang, ada seorang anak gadis terjatuh dari sepedah mungilnya

"awwww sakit." gumam gadis itu dengan meringis

Zafran tersontak kaget mengampiri untuk menolongnya, dia mengangkat sepedahnya lalu memberi bantuan untuk membangunkan gadis itu dari jatuhnya

"kamu gapapa?." tanya Zafran

"Kaki aku berdarah." jawab gadis itu sambil menangis

Tiba-tiba seorang ibu itu datang sambil memegang tempat makan, mungkin saja orang tua dari gadis itu

"hei nak kamu gapapa?." tanya ibunya sambil memeluk gadis itu

"sakit buuuuuuuu..." sahut gadis itu yang masih menangis

"sayang ibu, yu kita pulang. Nanti ibu obati dirumah." gumam ibunya

"iyaa buu." jawab gadis itu

Ibunya yang melihat Zafran menolong anaknya. Segera berterimakasih, lalu mereka pergi untuk membersihkan lukanya dirumah

"sungguh, aku rindu ibu." ucap Zafran sambil mengelus dada

                                  •••

Pagi hari tiba, kicauan burung-burung dan sinar matahari kini memasuki rumah Zafran

Zafran yang bangun dari tidurnya sambil mengucak kedua matanya berkata. "bu kenapa tidak bangunkan aku agar tidak kesiangan."

Tidak ada yang menjawab, sunyi, sepi dan hampa

"buuuu." sahut Zafran

"bu dengar tidak ? Ko diam saja." ucap Zafran sambil menguap

Selepas ucapannya, Zafran tersontak kaget. Dia lupa bahwa kini hidupnya sudah sebatang kara, lalu merintih

Dia segera melakukan rutinitasnya, bekerja menjual koran dipinggir jalan. Sampai panasnya begitu terik, tiada kata lelah untuknya

Semangatnya yang tinggi, membuat dia semakin bertekad

Jatuh, bangkitkan
Terluka, sembuhkan
Tidur, bangunkan
Lemah, perkuatkan

Semua memang tidak ada yang indah
Mustahil jika harus selalu istimewa
Penderitaan yang kelam
Membuat waktu lama berputar
Sulit di utarakan
Sulit juga untuk di ringkas menjadi sebuah materi








Note:
Sesudah membaca jangan lupa untuk vote dan commentnya ya

   ⬇️ ⭐️               ⬇️💬

berjuang untuk hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang