BAB X

21 7 0
                                    

"iya pak, saya akan menjaga dia sebagai mana anak kita ya pak. Bapak cari uang yang banyak saja. Biar bisa memenuhi kebutuhan kamiiii." jawab istrinya.

"iyaa buu.." balas pak hansip.

Pak hansip itu pergi ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Istrinya pun lupa bahwa air dingin itu belum sempat di ganti dengan air biasa.

"buu? Buuu?." panggil pak hansip dari dalam kamar mandi.

"kenapa pak?." tanyanya.

"kok airnya dingin ya, tidak lagi musim hujan" ucap pak hansip.

"loh lagi musim dingin ini pak, yasudah cepat keluar dari kamar mandi. Biar saya buatkan air hangat." sahut istrinya.

Air yang bergejolak diatas kompor membuat istrinya terpanggil untuk mematikan sumbunya. Air hangat yang mengalir membuat tubuh pak hansip menjadi nyaman.

Seusai mandi pak hansip mengetuk pintu kamar Zafran, dan memanggilnya untuk segera membuka-kan pintunya. Tidak lama kemudian, Zafran keluar dari balik pintu dan memeluk pak hansip dengan sangat erat.

Pak hansip terkejut melihat kondisi Zafran, lebam ditubuhnya dan luka yang berada di dahinya. "kenapa?" tanya pak hansip.

"pak saya sangat berterimakasih sama bapak, ingin menampung saya dirumah ini. Tapi dengan adanya bapak, saya mempunyai kesempatan untuk izin pergi dari sini pak." ucap Zafran.

"kamu tidak nyaman ya tinggal dirumah jelek seperti ini?." ucap pak hansip bingun.

"jelekkan rumah saya dahulu pak dari pada rumah bapak, lagi pula saya senang bisa ditumpangkan untuk sementara disini. Tapi sepertinya saya tidak bisa lama-lama disini pak." gumam Zafran.

Pak hansip hanya tertawa, memegang bahu Zafran sambil menepuknya pelan. "kamu ada-ada saja, mana bisa kamu hidup seorang diri. Lagi pula kenapa dahi mu lebam? Mengapa tubuhmu dingin?."

Zafran enggan menjawabnya, karna tidak ingin membuat pak hansip yang sangat baik hati bertengkar dengan istrinya si nenek tua itu.

"tadi dia berendam di kamar mandi, mungkin karna gerah. Akibat terlalu dingin jadi seperti ini pak." jawab istrinya yang langsung mengikut campuri obrolan mereka.

"yasudah tolong ambilkan jaket saya dan buatkan teh hangat untuk menghangatkan tubuhnya." ucap pak hansip. Istrinya pun segera pergi untuk menuruti kemauannya.

"oiya saya belum tahu siapa namamu?." tanya pak hansip.

"naa..namaa sayaa Zaff..rann pak." ucap Zafran terlihat gugup.

"oh Zafran, perkenalkan nama bapak, pak hartono. Jangan panggil bapak pak hansip lagi ya.. Anggap saja seperti bapak kamu sendiri." gumam pak hansip yang ternyata bernama hartono.

Pak hartono. Baik, perhatian, perduli dan penyayang. Kenapa memiliki istri sejahat nenek lampir yang sudah tua itu? Bertemu dimana mereka? Sudahlah tidak penting. Yang terpenting adalah bagaimana Zafran dapat bertahan untuk hidupnya sendiri.

Zafran meminta izin agar esok diperkenankannya untuk berdagang koran kembali. Hitung-hitung untuk menambahkan penghasilan, tetapi pak hartono itu tidak memberikan izin kepada Zafran. Karna tidak ingin memperkerjakan anak kecil untuk membantu penghasilannya.

Sungguh, benar-benar jika tidak diizinkan. Bagaimana nasib Zafran dirumah ini? Akan terus tersiksa dengan nenek tua itu? Rasanya ingin pergi saja menjemput maut. Zafran termurung di kamar sambil meneteskan air mata, dan berkaca sambil berbicara dengan tubuhnya yang berada di hadapan cermin.

Zafran POV
Aku harus bagimana? Apa aku harus tetap bertahan dirumah ini? Saat ini hanya nenek tua itu dan pak hartono yang aku miliki. Mungkin nenek tua itu belum terima kenyataan akan merawatku, secara kan ia belum merasakan mempunyai seorang anak. Aku harap nenek tua itu.. Eh maksutnya istri pak hartono itu akan menerimaku secara perlahan dengan baik.










Note:
Sesudah membaca jangan lupa untuk vote dan commentnya ya

   ⬇️ ⭐️               ⬇️💬

berjuang untuk hidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang