Hari Senin, awal masuk di semester 2 menjadi akhir dari kebiasaan buruk para siswa siswi SMA Nusa Nebula, banyak di antara mereka yang datang terlambat ke sekolah dengan berbagai macam alasan.Di sisi lain seorang gadis yang sudah terbiasa mendapatkan hal seperti itu hanya menatap lurus pagar yang tertutup di depannya, dan asik mendengarkan musik melalui earphone yang menggantung indah di telinga nya.
Namun, ketenangannya terusik tatkala ada seseorang yang dengan lancang nya menarik earphone dari telinga nya, merasa terganggu gadis berpotongan rambut sepunggung itupun lantas mendongak untuk melihat siapa orang yang berani mengganggu ketenangannya.Mata nya membulat sempurna ketika melihat orang yang sedang berdiri tegap di depannya,
”oh astagaa cogannnnnn, eh najong gak bakal ada kata COGAN klo dia ngambil earphone gue” batinnya berucap.
"eh buluk balikin gak earphone gue?" pinta sang gadis seraya menengadahkan tangan nya.
Bukannya mendapatkan apa yang di inginkan, justru ia malah mendapatkan tatapan menilai dari lawan nya, seolah-olah sedang di telanjangi oleh tatapannya, langsung saja ia menarik earphone nya, tetapi dengan sigap laki-laki di hadapannya ini langsung menaikkan tangannya untuk menjauhkan benda tersebut dari sang empu nya.
"kok lo songong banget sih?! mentang-mentang tinggi dan gue pendek, IYA?!"
"Senja Axiveilla, Senja, nama yang bagus." Ucap laki-laki tersebut sejak sedari tadi hanya berdiam dengan tatapan nya yang tak lepas dari manik mata seorang gadis bernama Senja di hadapannya.
Mendengar kalimat yang di ucapkan oleh laki-laki di hadapannya ini membuat dia memutar bola matanya malas, buang-buang waktu nya saja, pikirnya.
"yayaya, gue tau emang bagus, sini balikin earphone punya gue"
"mau ini?" tanya nya.
"Iy–" Belum sempat Senja mengakhiri ucapannya, benda tersayang nya itu sudah terbang indah di udara dan mendarat sempurna di dalam selokan.
Ingin marah tapi tidak bisa, ingin menangis tapi malu, dan pilihan terakhir adalah menuliskan nama laki-laki di hadapan nya kini ke dalam buku ’blacklist’ nya nanti."LO GILA, HAH?!" teriak nya mampu mendapatkan perhatian dari beberapa siswa yang terlambat.
Lelaki tersebut hanya tersenyum menanggapi pertanyaan yang di ajukan Senja terhadap dirinya. Ya memang tujuan awalnya melakukan hal ini adalah untuk melihat wajah kesal nya Senja, Gila?mungkin.
"Sumpah ya lo ngeselin bangettttttt, udah nyeburin earphone gue ke selokan, dan masih bisa-bisa nya lo tersenyum sok manis gitu?"
"Hm"
"Heh gue tuh nanya bukannya nyuruh lo nyanyiin lirik lagu Nisa Sabyan!" Ucap nya frustasi.
"Ya terus?"
Wah benar-benar ngajak ribut memang ini manusia, pikirnya.
"Ganti rugi lah! Lo pikir beli earphone tuh pake daun?!"
"Ck!" Decaknya lalu malah pergi meninggalkan Senja yang sedang menahan emosi nya mati-matian agar tak mengobar di depan sekolah.
Dengan segera ia berlari ke arah selokan tempat earphone nya mendarat sempurna, dan yaa, earphone nya sudah dalam kondisi mengenaskan, ia menatap nanar benda yang ada di tangan nya kini lalu membuang nafas kasar.
—||—
"SENJA AXIVEILLA, CEPAT KAMU LARI! SIAPA SURUH KAMU BERSANTAI SANTAI DI SANA?!" Teriak Bu Retno, guru Bk di SMA NuLa.
Seorang gadis yang merasa nama nya di panggil hanya menghela nafas, baru juga masuk sudah dapat sial saja. Pertama datang terlambat ke sekolah, kedua earphone kesayangannya di lempar oleh seorang cowok keparat ke selokan, dan ketiga di suruh lari keliling lapangan sebanyak 15kali.
Lengkap sudah penderitaan nya di hari pertama masuk di semester 2 ini, bahkan untuk bertemu dengan teman-temannya saja untuk sekedar melepas rindu, Senja belum melakukannya.14 putaran berlalu, tinggal sekali lagi hukuman nya selesai namun ia merasa lelah akhirnya ia hanya berjalan mengelilingi lapangan, ya mumpung tidak ada si MACAN SMA NuLa, haha.
Se selesai nya, Senja langsung beralih ke kantin untuk mengisi perut nya yang sudah tidak bisa di ajak kompromi, lantaran belum sarapan sejak pagi. Jika ditanya kenapa Senja tidak pingsan ketika disuruh lari sebanyak 14 kali, jawabannya adalah karena selain Senja memang terbiasa lari jauh, Senja juga bukan lah seperti cewek-cewek yang kebanyakan di Novel yang ketika pingsan ada seorang pangeran berkuda yang datang menyelamatkan nya dan membawa nya ke UKS,
uhhh Enyahlah semua khayalan itu.Senja hanya memesan roti bakar dan es teh satu, lalu membuka aplikasi game FF di ponsel nya itu.
Terlalu larut akan permainan game tersebut hingga tak menyadarkan Senja bahwa ada seorang laki-laki yang menatapnya dengan senyuman sedari tadi dan mengarahkan segumpalan kertas ke arah nya, benar saja..Tuk!
"Awhh, siap– eh apaan nih"
Memang dasarnya Senja orang yang kepo tingkat akut, ia lantas saja melupakan amarah nya dan mengambil gumpalan kertas tersebut, dahi nya mengkerut ketika membaca kalimat demi kalimat yang terdapat di kertas itu,
Hai senja, aneh bukan sekarang kita bertemu lagi setelah beberapa tahun terpisahkan?haha takdir memang suka bercanda. Masih ingat gak dengan kalimat
"Senja selalu hadir di langit ketika langit itu berwarna Biru"
Gue yakin lo ingat dengan kalimat itu, tapi lo lupa akan orang yang ngomong itu kan?
Badannya menegang bersamaan dengan suara masa lalu nya yang terngiang-ngiang indah, tapi entah mengapa ia begitu lupa akan orang yang mengucapkan hal tersebut.Dia harus mencari tahu orang di balik kertas ini, pikirnya.
—&—
hi gimana?bagus ga? Sorry nih kurang jelas gitu, soalnya bru pertama buat cerita hehe.
Semoga kalian menikmati:D
KAMU SEDANG MEMBACA
For A Dream
Teen FictionSenja Axiveilla, biasa di panggil senja oleh teman-temannya ini adalah gadis ceria dengan segala ke absurd-annya dan sangat menyukai Senja & Kopi. Ditengah tengah masa putih abu-abu nya yang damai, Senja di hadirkan se sosok manusia misterius. Xabi...