***
Senja menikmati angin di balkon kamarnya, dia cukup bingung dengan perkataan Antares beberapa waktu lalu, apa katanya? Kembaran? Haha. Yakali dia sama Biru punya ikatan darah, mustahil untuk dipercaya.
Drrtt drrtt
Aku suka body goyang papa mudaaa~ papa muda~
Senja melirik kesana ponsel nya yang berbunyi, padahal dia sedang menikmati malam yang indah ini
"Naon?" jawab nya malas.
"Assalamualaikum dulu dong, mbak" ucap orang di telepon seraya terkekeh.
Senja memutar bola mata nya malas, lalu menjauhkan ponsel nya guna melihat nomor siapa, namun nomor tersebut tidak tersimpan di kontak nya. "Siapa lo?"
"Rean woi, parah temen sendiri di lupain"
"Oh elo, kirain gue orang mau nagih utang. Ada apaan nih tiba-tiba nelpon gue?"
"Lo udah tau kan kita mau nampilin band?" tanya Rean.
Senja menepuk kening nya lantaran lupa akan hal itu.
"Lah iya! Gue lupa, hehe. Sorry""Ck! Tuman lo mah. Besok latihan yaa di sekolah aja pas balik"
"Oke siap, dah yaa gue matiin"
"Bentar jir. Besok sekalian bawa gitar, soalnya si Nevan hundle drum. Lo nyanyi sama gitaris ya sen,"
"Ok ok, dah ya. Jangan kangen sama gue lo"
"Naj-"
Tut tut tut
"Bacotttttt" ujarnya seraya menaruh kembali ponsel nya pada meja, kini fokus nya beralih pada mobil Antares dan Biru yang terlihat keluar dari gerbang rumah nya.
Sepertinya mereka akan pulang.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
"Tumbenan lo bawa gitar" ucap Leon tanpa melihat ke senja.
"Buat latihan pensi nanti, oh iya lo bisa jemput gue gak? Jam 4 paling gue udah balik"
Leon menoleh sebentar lalu fokus kembali pada jalanan di depan nya. "Gue ada urusan di caffe, lo bareng Adara aja. Ok?"
"Hm ok, bang mau nanya dong"
"Apa?"
Senja mengetuk ngetuk jari nya di paha nya untuk mempertimbangkan pertanyaan nya. "Lo sejak kapan kenal Biru sama Anta?" tanya nya.
"Udah lama"
"Lah? Ketemu dimana lo sama dia?"
"Kepo banget lo, bocil. Sono turun!"
Senja malas meladeni abang nya itu.
Dia memasang earphone nya dan berjalan menyusuri koridor,Seseorang tiba-tiba menepuk pundak nya hingga senja menoleh "Hai, boleh kenalan?" tanya orang tersebut.
Senja melepas earphone nya. "Lo ngomong apa?"
"Boleh kenalan?" ujarnya
"Oh, nama gue senja. Nama lo siapa?"
Gadis itu terkekeh mendengar senja yang tidak berbasa-basi sedikitpun. "Gue Arasya Zea, lo bisa panggil gue zea, 11 MIPA 1"
"Loh kita sekelas? Kok gue baru liat lo sekarang?"
"Gue pindahan"
Senja hanya ber-oh ria. "Banyak banget anak pindahan ya sekarang" ujar nya sambil melanjutkan perjalanan menuju kelas. "Lo gak ke ruang kepsek dulu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
For A Dream
Teen FictionSenja Axiveilla, biasa di panggil senja oleh teman-temannya ini adalah gadis ceria dengan segala ke absurd-annya dan sangat menyukai Senja & Kopi. Ditengah tengah masa putih abu-abu nya yang damai, Senja di hadirkan se sosok manusia misterius. Xabi...