2. Sekolah Baru

37 4 2
                                    

Happy reading guys💋

*****

Hari ini Aluna pindah ke sekolah barunya. Ya, SMA Husada. Ia pindahan dari SMA di Yogyakarta. Karena Ayahnya pindah tugas di Jakarta, jadi terpaksa ia dan keluarga harus ikut pindah juga. Dan sepertinya hari ini adalah hari yang menyenangkan menurut Aluna. Karena dia pasti akan dapat banyak teman baru. Ia juga satu sekolah dengan Abangnya, Ardan.

Ardan memang sudah sekolah di SMA Husada sejak kelas sepuluh. Ya, dia ngekost di sana. Karena orang tuanya tinggal di Yogyakarta. Katanya sih biar mandiri. Berbeda dengan Aluna yang memang lebih suka sekolah di Yogyakarta.

TRIIINGGGG!!! TRIIINGGGG!!!

Jam beker di kamar Aluna berbunyi. Ya, begitulah bunyinya. Tangan Aluna muncul dari balik selimut dan meraba-raba mencari jam beker itu lalu mematikannya. Ia segera bangun dan duduk sambil meregangkan tubuhnya. Ia tersenyum lalu bangkit dan pergi ke kamar mandi.

Tak lama kemudian, gadis itu keluar dari kamar mandi dan segera mengenakan seragam sekolahnya. Setelah selesai, ia langsung pergi ke dapur untuk sarapan.

"Pagi, Bunda cantik," sapa Aluna pada Bundanya.

"Ayah nggak di sapa nih?" kekeh Ayah.

"Hehe lupa Yah...Pagi Ayah ganteng."

"Abang nggak di sapa juga?" tanya Bang Ardan.

"Nggak ah. Abang nyebelin." Aluna memeletkan lidahnya.

"Huh dasar. "

"Udah-udah ayo sarapan terus berangkat. Nanti keburu telat loh " ucap Bunda.

"Oke Bun."

Setelah sarapan selesai, Aluna dan Bang Ardan segera menyalami Bundanya lalu berangkat sekolah. Mereka diantar ayah sampai gerbang.

*****

"Anak-anak kalian kedatangan murid baru di kelas ini," ucap Bu Ayu. Guru bahasa inggris. "Silahkan perkenalkan diri."

Aluna mengganguk "Halo...kenalin saya Aluna Ashena. Panggil saja Aluna atau Luna," ucap Aluna memperkenalkan diri.

"Pindahan dari mana?" tanya salah satu siswa.

"Dari SMA di Yogyakarta," jawab Aluna.

"Wahhh enak dong. Banyak tempat wisatanya. Pasti betah banget kalo gue tinggal di sana, dari pada tinggal di Jakarta banyak polusi," ucap siswa yang lain.

Seisi kelas tertawa. "Huuuuuu."

Lalu kembali hening.

"Baik Aluna, silahkan duduk," suruh Bu Ayu.

Aluna mengangguk.

Ia duduk di bangku ke tiga.

"Hai Lun, kenalin gue Talita," ucap teman sebangkunya.

"Aluna."

"Emmm kamu emang duduk sendiri ya?" tanya Aluna.

"Ah nggak. Temen sebangku gue pindah ke Bandung. Jadi ya gue sendiri deh. Untung ada lo yang sekarang jadi temen sebangku gue. Jadi nggak kesepian lagi deh gue," kekeh Talita.

Kelihatannya Talita ini sosok anak yang mudah bergaul.

Aluna hanya tersenyum tipis.

*****

Jam pelajaran sedikit membosankan. Untung bel istirahat berbunyi tak lama kemudian.

Aluna dan Talita segera pergi menuju ke kantin. Kelihatannya mereka sudah langsung akrab.

"Mau makan apa Non?" tanya Talita.

"Apa aja deh, yang penting enak, hehe."

"Siap Non. Gue pesenin dulu ya. Tunggu bentar."

Aluna mengangguk.

Tak lama kemudian Talita sudah datang dengan dua mangkuk bakso, sepiring siomay dan cilok.

"Banyak banget Tal."

"Gue mah kalo cuma makan bakso nggak kenyang kali Non," ucap Talita. "Nih bakso lo."

"Makasih Tal."

"Sama-sama Non."

"Ck, berhenti manggil aku Non," ucap Aluna geram.

Talita tertawa. "Santai kali Lun. Gitu amat sama temen."

Mereka memulai rutinitas makan mereka. Talita kelihatan kayak orang kelaparan yang nggak makan tiga bulan. Soalnya dia kalau beli banyak banget lagi. Udah gitu langsung bisa sekaligus habis. Wahhh hebat...

"Lo kalau makan lama banget sih. Gue aja udah abis semua nih sekalian piring-piringnya," kekeh Talita.

"Yeee...lagian kamu makan kayak orang kelaparan aja. Cepet banget. Udah gitu belinya juga banyak lagi."

Talita tertawa pelan. "Emang gue laper, ehe."

"Huuu dasar."

*****

Jam pelajaran sudah berakhir. Aluna segera bangkit dari tempat duduknya dan segera pergi menemui Bang Ardan. Pasti Abangnya sudah menunggu di gerbang.

Tuh kan benar. Bang Ardan memang sudah menunggu Adiknya itu dari tadi.

"Lama banget sih lo," ucap Bang Ardan sambil menunjukkan jam tangannya.

"Tadi nyelesaiin catetan dulu Bang. Maaf ya."

Ardan menghela nafas pelan. "Yaudah iya. Ayuk pulang."

"Kita kayak orang pacaran aja ya Bang," kekeh Aluna.

"Ihh amit-amit gue pacaran sama lo. Lagian emang ada apa yang mau sama lo," kekeh Bang Ardan.

Aluna memasang wajah kesal. "Yeee...ada lah. Pasti ada dong. Ngeremehin banget sih. Gini-gini aku juga cantik tau Bang."

Bang Ardan terdiam. Kemudian tertawa terbahak-bahak.

Emang nyebelin ya tuh Abang. Pengen deh rasanya nyubit ginjalnya. Keras.....

"Apaan sih ketawa-ketawa," omel Aluna.

"Lagian PD banget bilang kalo lo itu cantik. Cantik apaan? Orang dekil gitu."

Bang Ardan kembali tertawa. Tapi kali ini lebih keras dari sebelumnya.

Aluna memanyunkan mulutnya dan memasang wajah kesal. Abangnya emang nyebelin banget. Apalagi kalau di suruh buat ngejek Aluna. Huuuu jangan harap dia nggak mau. Pasti mau banget.

"Huh nyebelin, rese," ucap Aluna kesal.

"Ahaha bodo amat."

****

Hayhay👋

Semoga suka yaaaa....
Salam jauh dari author😚❤

Jangan lupa komentnya✨

And jangan lupa votenya⭐

THE SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang