Happy reading yaaaaa
*****
Di rumah, Aluna sedang bersantai sambil menonton acara televisi kesukaannya. Dia juga sedang memakan beberapa makanan ringan.
Bang Ardan berjalan dengan pelan menuju Aluna dan...
"Doooorrrrrr"
"Alamak kucing kayak ayam."
Ardan tertawa terbahak-bahak.
"Hahaha...lo latah, Lun? Lucu juga lo kalo kaget kayak tadi."
Aluna mendengus kesal. "Kamu apa-apan sih, Bang? Sialan!"
"Oi, santai dong santai," ucap Bang Ardan. "Lagian sih lo serius banget nonton TV."
Bang Ardan duduk di sebelah Aluna dan mengambil makanannya.
"Kok diambil sih, Bang. Itu makanan aku tau. Kalo mau beli sendiri dong."
"Gue laper, Sayang."
"Idih jijik," ucap Aluna seraya mempraktekan orang yang mau muntah.
"Kan gue sayang sama lo, Adek."
"Bang Ardan gila."
"Lo lebih gila."
"Bundaaaa....Bang Ardan gila," teriak Aluna pada Bunda.
"Diem nggak lo."
Aluna memeletkan lidahnya. "Wle."
"Ck, sialan lo."
*****
Langit sedang fokus dengan komputernya. Ia sedang mencari sesuatu di sana.
"Mana sih kok nggak ketemu-ketemu."
Cowok itu berulang-ulang membaca dan mencari data-data siswa yang ada di sekolahnya. Entah apa yang ingin dia lakukan.
"Sebelas ipa satu, sebelas ipa dua, nah, ini nih sebelas ipa tiga." ucap Langit.
"Akhirnya ketemu juga kelasnya. Tinggal nyari namanya deh."
Langit membaca nama-nama siswa yang ada di kelas XI IPA 3.
"Nah, ini nih. Absen 4 Aluna Ashena. Lahir tanggal 4 April. Alamat di......"
Langit masih serius menatap layar komputernya.
"Nah, udah gue salin deh. Tinggal nyari rumahnya aja. Nanti kapan-kapan gue bakal ke sana. Gue penasaran banget sama lo tau. Lo itu udah bikin gue kepikiran lo mulu. Dasar cewek."
Langit menghela nafas lega. Akhirnya apa yang ia cari sudah ia temukan.
"Tinggal tunggu tanggal mainnya, Huhu."
Langit sedikit meregangkan tubuhnya yang pegal. Ia mengambil air di nakas lalu meminumnya. Cowok itu meneguk air dengan santai. Ia lega karena bisa dapat info yang ia butuhkan. Entah buat apa info data itu.
"Lo tau nggak, Luna? Gue dari pertama ketemu lo, lo udah bisa bikin gue selalu merhatiin lo. Gue nggak tau kenapa gue bisa kayak gini. Padahal gue pernah bilang ke Arish kalo lo bukan tipe gue. Sekarang malah sebaliknya. Apa mungkin gue suka sama lo?"
"Gue harus bisa dapetin lo, Lun. Harus."
*****
"Aluna silahkan masuk."
Aluna mengangguk.
Gadis itu berjalan memasuki ruang guru. Entah apa yang dia lakukan. Ia cuma takut melakukan kesalahan.
"Kamu tau kenapa saya memanggil kamu ke sini?"
Aluna menggeleng. "Nggak, Bu."
"Saya cuma mau membicarakan masalah nilai kamu akhir-akhir ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE SECRET
Teen Fiction"Tidak semua orang yang kita sayang akan selamanya menjadi milik kita. Ada kalanya seseorang itu pergi jauh dan tak akan pernah kembali. Kini aku mengerti, aku harus ikhlas melepas dia pergi. Tapi, ada satu hal, bahwa aku akan tetap mencintaimu." ~L...