4. Cerita

16 3 0
                                    

Seminggu sudah Aluna bersekolah di SMA Husada. Gadis itu juga sempat bercerita dengan Talita tentang detik-detik ia menabrak seseorang lalu kena marah. Talita yang mendengar cerita itu hanya ketawa-ketawa nggak jelas. Lagian Aluna polos banget lagi pas ditanya dia punya mata atau nggak, jawabnya malah nunjukin di mana letak matanya. Emang bener sih, tapi kan bikin orang greget juga.

Talita juga sempet cerita bahwa yang di tabrak Aluna itu adalah Langit, si berandal sekolaha itu. Dari ciri-ciri orang yang disebutkan Aluna, Talita jadi semakin yakin bahwa orang itu adalah Langit. Aluna yang mendengar itu sedikit terkejut. Pantas saja kemarin orang itu marah-marah. Toh, dia berandal sekolah.

*****

Hari ini, Aluna dan keluarga akan berkunjung ke rumah Om Eric yang kebetulan juga tinggal di Jakarta. Om Eric itu teman Ayah dan Bunda. Beliau adalah orang yang baik dan ramah. Om Eric juga punya dua anak. Satu laki-laki dan satu perempuan. Anak pertama Om Eric selisih tiga tahun dengan Aluna dan anak keduanya masih SD kelas 4.

"Jadi ke rumah Om Eric kan, Yah?" tanya Aluna.

"Jadi dong."

"Bunda sama Bang Ardan juga ikut kan?" tanyanya lagi.

"Ikut kok, Sayang," ucap Bunda yang tiba-tiba duduk di sebelah Ayah.

"Bang Ardan?"

"Ikut lah. Ya kali gue di rumah sendiri. Malesin banget," ucap Bang Ardan.

"Huuu...nyebelin."

"Karna semua udah kumpul, yuk berangkat sekarang aja. Keburu malam loh," kata Bunda.

"Yaudah yuk, Bun, Yah."

Selama perjalanan, Aluna nggak bisa diem. Dia terus-terusan nyanyi-nyanyi nggak jelas. Suaranya aja ngalahin toa masjid. Fales...

"Eh, lo! Bisa diem nggak sih? Bisa pecah nih gendang telinga gue," omel Bang Ardan sambil menutup telinganya rapat-rapat.

"Bang Ardan ganggu aja deh. Mau sampe ke reffnya nih."

"Diem, Aluna!!! Berisik!!! Masih lumayan kalo suara lo bangus. Lah ini, suara jelek banget kayak toa masjid yang rusak. Malah bagusan toanya daripada lo," kata Bang Ardan.

"Fales ya Bang?"

"Banget," jawab Bang Ardan jujur dari dalam hatinya yang paling dalam.

"Yah, Bang Ardan masa ngatain suara Luna jelek sih? Bunda, omelin Bang Ardan dong," rengek Aluna.

Bunda dan Ayah hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah dua anaknya itu.

*****

Setengah jam perjalan menujur ke rumah Om Eric. Akhirnya mereka sampai di sana.

"Akhirnya sampe juga," ucap Aluna.

"Ayuk masuk," ajak Bunda.

Bunda mengetuk pintu rumah Om Eric. Rumah itu tak terlalu besar tapi kesannya cantik kalau dipandang mata.

Seseorang segera datang membukakan pintu.

"Oh...Nyonya Kiran. Silahkan masuk," ucap pelayan rumah itu dengan ramah.

"Makasih Bik. Tolong panggilkan Ratna dan Eric ya," suruh Bunda.

"Siap, Nyonya. Tunggu ya."

"Wah...rumahnya Om Eric bagus banget," ucap Aluna kagum.

"Biasa aja kali si Lun. Norak banget," ucap Bang Ardan.

"Suka-suka aku dong."

Tak lama kemudian, Tante Ratna datang dengan Om Eric yang berjalan di sampingnya.

THE SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang