3. Tabrakan

26 4 2
                                    

Halluuuu👋

Follow akun aku ya gaes😉
And jangan lupa follow instagram aku juga ya @apriliawidy_

Semoga suka ya😚
Happy reading💋

*****

Kesesokan paginya, Aluna seperti hari sebelumnya, semangat untuk pergi ke sekolah barunya. Tak lupa ia membawa bekal yang dibuatkan Bundanya. Kue coklat kesukaan Aluna.

TRIIINGGG!!! TRIIINGGG!!!

Bel tanda jam pelajaran akan di mulai telah berbunyi. Semua siswa di SMA Husada berlarian menuju kelas. Tapi tidak dengan Langit. Meski bel sudah berbunyi, dia tetap santai berjalan di koridor. Nggak takut telat deh kayaknya.

Di sisi lain, Aluna juga sedang berlarian menuju kelasnya. Ia hampir telat. Dan itu gara-gara Bang Ardan yang menyuruh Aluna untuk pergi ke kelasnya lebih dulu. Padahal, kelas sebelas ada di lantai atas dan kelas sepuluh ada di lantai bawah. Lumayan kan naik turun tangga pagi-pagi sambil lari. Hehe.....

Tak sengaja, Aluna menabrak seseorang. Saat ingin meminta maaf, orang itu sudah pergi duluan.

"Siapa yang gue tabrak tadi? Mau minta maaf orangnya malah nggak ada," ucap Aluna.

Aluna masih berlarian di koridor menuju kelasnya. Untung saja tepat waktu. Kalau tidak, mungkin Aluna akan berdiri sepanjang jam pelajaran di lapangan. Huhh nyebelin...

Gubrakkkk!!!

"ALUNAAAA!!!!" teriak siswa sekelasnya. Semua siswa yang ada di kelas itu sampai kaget karena secara tiba-tiba saja Aluna datang sambil menabrak pintu kelas.

"Lo apa-apaan sih?! Bikin kita kaget tau!" ucap Rina.

"Iya nih. Huuuu dasar Aluna..."

Aluna hanya cengar-cengir memperlihatkan giginya yang rapi sambil meminta maaf pada teman di kelasnya.

"Hehe maaf-maaf aku nggak sengaja. Soalnya buru-buru nih," ucap Aluna.

"Lo kemana aja Non? Gue tungguin dari tadi nggak dateng-dateng. Eh, pas udah dateng malah bikin orang jantungan," ucap Talita kesal.

"Hehe sorry Tal. Tadi aku di suruh sama Bang Ardan dulu ke kelasnya."

Talita sedikit terkejut saat Aluna bilang dia datang ke kelas Bang Ardan.

"Bang Ardan? Maksud lo Ardan kelas XII IPA 4 itu?" tanya Talita pada Aluna.

"Iya lah."

"Kenapa emang?" tanya Aluna.

"Kak Ardan itu siapa lo? Pacar lo?"

Aluna tertawa mendengar pertanyaan Talita. "Haha...lagian siapa juga yang pacaran sama dia. Bang Ardan itu Abang aku, Tal. Abang kandung," ucap Aluna dengan penekanan di kalimat terakhir.

Talita terkejut. "Abang lo? Se...serius?"

"Iya serius. Emang ada apa sih?"

"Lo nggak tau? Bang Ardan itu cowok populer di sekolah ini. Tapi dia bukan satu-satunya, tapi salah satunya." jelas Talita.

"Di sekolah ini ada dua cowok populer. Pertama, Abang lo. Kedua, Langit. Ya, Langit siswa kelas XI IPS 2. Kalo Bang Ardan sih baik-baik aja. Tapi kalo Langit, huh, dia itu berandalan di sekolah ini. Mereka berdua itu banyak di kejar-kejar cewek. Bedanya, kalo Abang lo terkesan cuek sama cewek. Tapi, kalo Langit justru sebaliknya. Bisa dibilang suka ganjen sama cewek. Dan gue nggak nyangka kalo Bang Ardan salah satu cowok populer di sekolah ini ternyata Abang lo. Gue nggak nyangka banget, sumpah!" lanjut Talita menjelaskan.

"Masa sih Bang Ardan jadi cowok populer?" tanya Aluna.

"Ya iyalah. Bang Ardan itu ganteng dan baik. Jadi nggak salah kalo dia jadi cowok populer dan bisa dibilang most wanted."

Aluna bergidik ngeri. "Geli aku Tal dengernya."

*****

Bel tanda pulang sudah berbunyi. Aluna tak kunjung keluar dari kelasnya. Ia masih saja mengerjakan tugas yang seharusnya jadi PR.

"Lun, lo nggak mau pulang apa? Terus kalo Abang lo nungguin lo gimana? Kan kasihan Abang lo, Lun," ucap Talita.

"Bentar, nanggung nih kurang dikit." balas Aluna. "Lagian tadi aku udah bilang kok sama Bang Ardan kalo aku pulang telat."

"Lo kerjain di rumah aja napa sih?"

"Nggak keburu kalo di rumah. Mending kamu pulang aja duluan, Tal."

"Yaudah deh, gue pulang duluan ya, Lun. Kalo lo ada apa-apa kabarin gue aja," ucap Talita.

"Oke, Tal."

Setelah selesai mengerjakan tugasnya, Aluna tak langsung pulang. Dia ingin mampir ke toko buku dekat sekolah.

Saat berjalan di koridor, tiba-tiba gadis itu menabrak seseorang. Lagi dan lagi.

"Aduhhh...kayaknya tadi nabrak seseorang deh," ucap Aluna.

"Eh lo! Punya mata nggak sih?" bentak seseorang.

Aluna sempat terkejut. Ternyata ia menabrak seorang cowok. "Ka...kamu orang yang aku tabrak ya? Kamu nggak apa-apa kan? Nggak luka kan?"

"Lo punya mata nggak sih?"

"Punya kok. Ini mata aku," ucap Aluna seraya menunjukkan matanya.

"Kalo udah tau punya mata, dipake  yang bener! Kalo jalan tuh pake mata!"

"Yang ada jalan pake kaki kali," ralat Aluna.

Cowok itu mengepalkan tangannya."Lo itu...untung cewek. Kalo cowok, udah gue abisin lo."

"Maaf banget deh ya."

"Serah lo," ucap cowok itu seraya pergi meninggalkan Aluna.

"Ganteng juga ya tuh cowok," batin Aluna.

Dengan cepat Aluna menggelengkan kepalanya. Bagaimana bisa ia berfikir seperti itu? Apa-apaan sih?

*****

Jangan lupa komen and votenya⭐

See you😚

Salam sayang,
Widya BA

THE SECRETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang