Hari ini, Hyper Class kedatangan tamu. Sama-sama berasal dari Kingdom Animalia, tetapi yang satu berdarah dingin sedang satunya berdarah panas.
Dimulai ketika Dola, Riana dan Berta yang tengah asik mengobrol tentang kesalahan takdir yang telah memilihkan mereka pada jurusan IPA.
"Sumpah ya, gue tuh harusnya masuk IPS! Nilai Bio, Kimia, Fisika, ancur kelelep! Coba aja Sejarah, tinggi di atas awan!" ujar Dola menggebu.
Berta menyetujui. "Bener banget. Jiwa IPS gue meronta pas liat nama-nama latin sama senyawa-senyawaan. Kayak langsung mau kabur aja gitu dari tempatnya."
"Mati dong," celetuk Riana.
"Bukan anjrit. Maksudnya pengen segera beralih kelas gitu," ralat Berta.
Riana mencibir. "Abisnya kata-kata lo ambigu."
"Yeu itu mah lo nya aja yang kagak paham."
"Assalamu'alaikum, Adek-adek!"
Seluruh atensi mengacu ke depan. Ke arah sesosok lelaki yang kemudian memperkenalkan diri sebagai seorang mahasiswa dari kampus swasta bernama Universitas Lima Langkah dari Rumah.
Brosur dibagikan. Beberapa menyambutnya dengan sumringah karena mendapat bahan menyalurkan kreativitasnya. Hal ini berlaku untuk Salma dan Cici yang langsung bereaksi bersama peralatan lettering. Mereka benar-benar mengerahkan kemampuan terbaiknya dalam bidang ini. Terbukti dalam sekejap, kakak ganteng di sebaran itu bertransformasi menjadi cewek cantik dengan riasan tebal nan menggoda. Sedangkan ceweknya berubah menjadi seorang lelaki bandit yang suka mengganggu perempuan yang lewat.
Beda halnya dengan Oni, kali ini dia sangat serius memperhatikan penjabaran mahasiswa di depan sana. Dipersilakan untuk bertanya, Oni sontak mengacungkan telunjuknya tinggi-tinggi.
"Ya, Dek? Silakan."
"Di sini 'kan katanya, kalau bayar pendaftaran tiga ratus ribu, bisa milih lima jurusan. Berarti boleh dong bayar enam ratus ribu milih sepuluh jurusan?"
Pertanyaan Oni benar-benar menuai banyak komentar dan ekspresi. Beberapa planga-plongo mendengarnya. Sedangkan beberapa lagi hampir menjatuhkan rahang masing-masing.
"Astaghfirullah. Teman hamba kenapa ya Allah?"
"Lo sebingung itu sama jurusan, On?"
"Sepuluh jurusan kebanyakan woi!"
"Beuh, keseluruhan tubuh gue terdiri dari otak!" sahut Oni sok.
"Ye kadal."
"Serah lo anjir."
Untungnya Kak Edo—begitu mereka memanggil—sangat telaten dan sabar menghadapi kelakuan absurd para penghuni ruangan ini.
Ketika Kak Edo akan mengakhiri presentasinya di depan, kali ini giliran Dewa mengacungkan telunjuk. Meski terbilang telat, tetapi setidaknya Dewa punya keberanian untuk bertanya, maka Kak Edo pun mempersilakan dengan sisa senyum yang terpaksa. "Ya, Dek?"
"Mau ke toilet, Kak."
Dan kakak mahasiswa be like dalam hati: Sabar, abis ini pulang.
Usai bercengkrama bersama dengan kakak mahasiswa spesies manusia, dan sekarang adalah giliran mereka untuk dihadapkan dengan spesies kadal.
Jika teriakan penuh kagum dilayangkan beberapa saat yang lalu karena melihat ketampanan Kak Edo, beda halnya dengan sekarang. Kelas itu dipenuhi dengan teriakan membahana yang memekakkan telinga. Khususnya, berasal dari cewek-cewek kelas.
![](https://img.wattpad.com/cover/207814431-288-k373406.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hyper Class
Novela Juvenil[DON'T JUDGE FROM THE TITLE, THIS IS JUST A SCHOOL STORY⚠️⚠️⚠️] Apa yang terbesit dalam benak kalian ketika mendengar kelas IPA? Anak-anak berbaju rapi yang telah disetrika sang mami? Atau, anak-anak berkacamata tebal-yang tebalnya bisa sama atau b...