Part 1

564 31 26
                                    

Perempuan itu sedang memanaskan air ketika sebuah deringan telepon mengalihkan atensinya, ia melirik ke arah ponselnya yang tergeletak di atas meja makan, menampilkan sebuah panggilan dari seseorang yang tidak asing baginya.

"Haloo."

Suara laki-laki terdengar di ujung telepon. Hana menjauhkan telepon darinya, berdehem sebentar untuk membersihkan tenggorokan sebelum kembali mendekatkan ponsel dan membalas sapaan dari sang penelepon.

"Iya, ada apa Taka?"

"Kau bisa ke sini? Aku ingin meminta tolong."

Hana menatap ke arah meja berwarna putih yang ada di hadapannya, ekspresi bingung melekat pada wajahnya kini. "Ya sudah kalau begitu, tunggu aku di sana."

Sambungan telepon dimatikan, perempuan yang akrab disapa Hana itu kemudian meletakkan kembali ponselnya di tempat semula. Memutar badan, ia menggerakkan tangannya untuk memutar kenop api kompor agar menjadi lebih kecil.

Ia kemudian melangkah meninggalkan ruang dapur lalu keluar dari unit apartemennya, berjalan sebentar akhirnya ia sampai di depan pintu unit apartemen dengan nomor 23. Unit apartemen milik Taka, ya, mereka bersebelahan.

Daun pintu terbuka tepat beberapa detik setelah Hana menekan bel, seorang laki-laki berbalut jas hitam terlihat membukakan pintu untuk perempuan itu. Dalam seperkian detik, perempuan itu terpaku di tempatnya, ada aura yang sulit untuk Hana jelaskan ketika melihat Taka dengan balutan jas dan tengah memegang selembar dasi hitam.

"Apa apa tiba-tiba memanggilku ke sini? Kau mau minta tolong apa?" tanya Hana sembari melangkah masuk ke dalam unit apartemen Taka yang di dominasi warna abu-abu dan hitam.

"Tolong aku sebentar saja. Ini, bantu aku memakai dasi." Taka menunjukkan selembar dasi yang ia pegang tadi kepada Hana.

Hana menyipitkan matanya ke arah laki-laki berumur 26 tahun tersebut. "Seriously? Taka, aku sedang memasak ramen di sebelah." Tangan perempuan itu bergerak di udara.

Ekspresi memelas melekat di wajah Taka. "I'm sorry, tapi aku sudah mencoba berapa kali dan hasilnya selalu gagal, mana acaranya sebentar lagi. Aku tidak bisa telat."

Hana tidak tega dengan keputusasaan yang ditampilkan oleh seorang Taka, maka dengan segera ia menarik lembaran dasi yang Taka pegang, mendekatkan dirinya pada laki-laki itu kemudian melingkarkan dasi pada leher sang laki-laki Moriuchi. "Bukannya bagaimana ya, tapi sebaiknya kau cepat mencari pasangan yang bisa membantumu dengan hal kecil seperti ini."

Perempuan itu sibuk memutar dan melilitkan dasi, sedangkan Taka memilih untuk diam sambil menatap keseriusan yang ada pada wajah perempuan yang telah cukup lama ia kenal. Hana sudah lebih dulu mendiami unit apartemennya, Taka menjadi penghuni baru di apartemen itu dan selama beberapa hari Hanalah yang membantu Taka mengurus beberapa hal.

"Kali ini kau mau ke acara siapa?" Hana akhirnya bersuara setelah beberapa lama suasana hening.

"Acara pernikahan seorang teman," jawab Taka.

Hana tersenyum, menahan diri untuk tidak tertawa. Menertawakan Taka.

"Apa yang lucu?" tentu Taka bingung dengan perempuan yang ada di hadapannya ini.

"Temanmu sudah punya pasangan dan kau masih setia menyendiri. Kasian sekali tetanggaku ini." Hana terkekeh di akhir kalimatnya yang berbau hinaan itu.

"Kau suka sekali ya menggodaku?"

Hana kembali tertawa pelan, "Maaf, wajahmu bully-able soalnya."

Taka memasang wajah tak percaya, mulutnya sedikit menganga mendengar penuturan sang perempuan. Tangannya bergerak menunjuk wajahnya yang selalu terlihat sempurna di mata Hana. "Wajah tampanku ini? Bullyable? Kau baik-baik saja kan?"

Right by Your Side | Taka ONE OK ROCK [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang