Part 3

253 24 21
                                    

Hana merasakan sakit di bagian punggungnya bersamaan dengan kesadarannya yang mulai kembali. Ia membuka mata dan mendapati dirinya berada di ruangan yang asing, satu pertanyaan yang muncul di kepalanya. "Di mana aku?"

Matanya menatap sekeliling ruangan yang terlihat seperti kamar itu, ia merasa sedikit familiar dengan kamar yang ia tempati. Ini mirip seperti kamar yang ada di apartemennya, namun ini jelas bukan kamarnya. Ia menyingkirkan kain selimut dari atas badannya, rasa sakit kembali terasa ketika perempuan itu berusaha bangun.

Ia kemudian berjalan ke arah pintu kamar dan baru menyadari kalau ia sekarang berada di apartemen laki-laki bermarga Moriuchi itu. Ingatan semalam kembali memenuhi ruang pikirnya. "Ya ya, semalam aku ada di dapur dan kenapa sekarang aku ada di kamar? Aku tidak mungkin berjalan ke sini dalam keadaan tertidur. Taka? juga tidak mungkin, lalu siapa yang-"

"Hey, sudah bangun?"

Sebuah suara bariton menyambutnya. Seorang laki-laki bersurai cokelat tiba-tiba saja muncul dari ruang tengah dan mengagetkan Hana.

"Maaf, kau siapa?" entah sudah berapa kali kening Hana dibuat berkerut dalam beberapa jam terakhir ini. Ia pun tidak tahu kenapa bisa begini.

"Ahh, aku Toru teman Taka."

Hana berusaha mengingat nama tersebut, kali saja ia ingat karena beberapa kali Taka pernah bercerita padanya perihal teman-temannya. Pikirannya dikacaukan oleh suara yang memanggil namanya itu.

"Hana?"

"Kenapa kau bisa tahu namaku?"

Laki-laki bertubuh tinggi itu tertawa pelan. "Taka pernah cerita tentangmu padaku sebelumnya."

Hana lagi-lagi terdiam. Untungnya Taka cerita tentangku kepada temannya apa?

"Kalau boleh tau, sejak kapan kau di sini?" Hana akhirnya bertanya. Ia melangkah menuju dapur untuk mengambil air, namun laki-laki bernama Toru itu menghalanginya. "Biar aku yang ambilkan, kau tunggu saja di sini."

Hana akhirnya mengangguk dan memilih duduk di kursi sofa yang ada di ruang tengah sembari menunggu Toru, tak berselang lama laki-laki bersurai cokelat itupun muncul dengan segelas air mineral berada di genggamannya dan langsung memberikannya pada Hana. Perempuan itu menerima sambil mengucapkan terima kasih, ia lalu meneguknya hingga habis tak tersisa kemudian menaruhnya di atas meja kaca yang ada di depan mereka.

"Perihal pertanyaanmu, aku ke sini sejak tadi pagi setelah mendapati beberapa kali panggilan tak terjawab dari Taka. Aku datang dan menemukan pintunya tidak terkunci, kemudian aku melihatmu tertidur di dapur, aku memindahkamu ke kamar."

Hana memejamkan matanya, tangan kanannya bergerak menyentuh dahinya, dalam hati ia merutuki diri.

"Tidak apa-apa, itu bukan kesalahanmu."

Hana membuka matanya dan melirik ke arah laki-laki itu. "Ya, aku tahu tapi bagaimana jika yang masuk malah orang jahat."

"Tapi bersyukurlah, karena aku yang masuk," ucapnya dengan raut wajah yang datar.

Bingung untuk menjawab, Hana memilih untuk diam. Matanya kembali tertuju kepada Toru ketika laki-laki itu bergerak meraih ponsel yang berada di kantung celananya, ia kemudian bangkit dengan gestur tangan yang menunjukkan seseorang menelponnya, Hana mengangguk menanggapi Toru.

Tak berselang lama laki-laki itu kemudian muncul. "Maaf tidak bisa lama-lama, ada sesuatu yang mengharuskanku kembali."

Hana bangkit dari kursi. "Ohh, okey. Terima kasih kalau begitu."

Toru mengangguk. "Kalau begitu aku pamit, tolong sampaikan pada Taka kalau aku sempat ke sini."

"Okey."

Right by Your Side | Taka ONE OK ROCK [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang