🌥03. Aldi Bramant

20 3 7
                                    

Disebuah taman bertemakan bunga matahari seorang laki-laki tua 60 tahunan terduduk disebuah kursi tunggal dengan kedua tangannya ditumpukan pada tongkat kayu yang mengkilat.

Kemudian tangan kirinya ia ayuhkan keudara sekilas. Seketika seorang paruh baya berbadan pendek nan kekar itu menghampirinya.

"Sudah bertemu anak Ratna?"

"Siap, sudah pak"

"Ditaman Pekarangan Indah?"

"Siap, seperti yang bapak minta"

"Siapa yang kamu tugaskan untuk bertemu bocah itu?"

"Siap, saya sendiri yang menemui cucu bapak"

Laki-laki tua itu berdesis tak suka

"Maaf maksud saya Aldi putra Non Ratna."

"Seperti apa dia?"

"Saya mengutus beberapa bawahan untuk mengambil gambar dari jauh pak, apakah bapak ingin melihat?"

"Seperti apa dia?"

Lelaki pendek itu mengerti maksud majikannya dan berdeham

"Siap! Tubuhnya tinggi kurang lebih 180 cm bahkan ketika berbincang saya harus mendongak"jelasnya lalu tersenyum geli lalu menjelaskan banyak sekali.

"Semuanya lebih mirip Non Ratna dibanding ayahnya."lanjut lelaki pendek itu sangat mendetail.

"Sudah cari tau sekolahnya?"

"Siap, Aldi berada dikelas 3 SMA. Dia mendapat peringkat 1 semenjak sekolah dasar. Aldi tidak pernah mengambil rapor kelasnya bersama Non Ratna. Umurnya 17 tahun lebih beberapa bulan."

"Sempurna. Ini lebih dari yang aku bayangkan. Aku kira dia tumbuh berupa buruk dan cacat. Atau mungkin dia mengidap penyakit trauma karena kekerasan, semenjak dalam kandungan Ratna selalu mendapat pukulan dariku. Mungkin Ratna juga melakukannya dengan bocah itu. Aku ingin ketemu langsung"

"Apakah saya perlu menyusun jadwal pokok pak?"

"Besuk. Saya mau besuk"

"Siap pak, saya atur jadwal dan menghubungi Aldi terlebih dahulu."

"Sekarang aja deh"

"Ee maaf pak, saya harus menghubungi Aldi dulu pak"

"Gak perlu! Kerumahnya saja langsung"

"Kalau begitu saya siapkan mobil pak"

"Bagus, jangan bilang kamu belum tau rumahnya"

"Siap, sudah pak. Hanya saja belum dipastikan sampai ditempat"

"Kalau gitu antar saya, biar saya yang pastikan."

"Siap pak"

"Jangan lupa! Saya mau rencana saya hari ini dan sekarang juga dilaksanakan."

Lelaki pendek itu terkejut dan langsung melesat melaksanakan tugas.

🌫🌫

"Lo ada yang sakit gak?"

"Gak, lo?"

"Gak ada kok"

"Bagus"

"Lo kenapa harus berantem sama mereka? Kenapa juga lo ngotot nyamperin mereka? Gue tuh gak kenapa-kenapa Di."

"Lo sendiri yang minta janji kegue."

"Eum? Janji?"

Sandara tampak mengingat-ingat.

ALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang