⛈ 06. Aldi Bramant

11 3 0
                                    

Mobil yang dikendarai Aldi itu berpapasan dengan sebuah mobil hitam pula. Ketika ia hendak berpaling, tampaklah wajah kekasih yang ia rindukan. Paras murung dengan pakaian yang sedikit terbuka dibagian dada. Didalam mobil itu.

⏳⏳⏳

"Oi pendek!"

"Apa? Manggil pendek lagi gue ngambek!"

"Ngambek aja"

Aldi melirik Sandara yang berhenti makan mie ayam miliknya dan memandang luar warung "Ngambek ya ngambek aja gue gak bakal bujuk lo."ujar Aldi menyelesaikan suapan terakhirnya.
"Jadi lo itu cowok yang suka ingkar janji ya?"

"Janji?"

"Lo tau kenapa gue suka sama lo?"
"Karena gue pikir lo itu gak sebejat temen-temen kita disekolah"

"Jangan mikir gue ini orang baik, gue bisa lebih buruk dari mereka"

"Dan gue rasa lo bener, lo perlakukan gue lebih buruk dari mereka"

Aldi menatap Sandara lembut

"Tapi gue suka sama perlakuan lo, gue selalu butuh sikap lo, gue kangen muka judes lo, dan gue selalu jatuh cinta dengan lo setiap harinya."lanjut Sandara

"Habisin mienya habis ini balik kesekolah"

"Loh kok balik kesana sih? Main aja lagi" Sandara mengerucutkan bibirnya

"Lo gak mau ambil tas lo?"

"Engga usahhhh"elak Sandara menggeleng-geleng sembari memakan sisa mie ayamnya.

"Gak ada yang penting emangnya?"tanya Aldi dan selanjutnya memasukan sebatang rokok dimulutnya.

"Enggak, kan hal terpenting yang gue punya ada sama gue sekarang"

"Oh"

"Kok cuma 'oh'?"

"Ya"

"Kok cuma 'ya'?? Isshhh harusnya tanya dong 'apa' !!!"

"Gue tau jawabannya, lo mau bilang kalau gue ini hal penting buat lo kan?"jawab Aldi.

"Ihh kepedean!"

Aldi menghembuskan napas beserta asap tebal dari mulutnya tepat dimuka Sandara

"Aldiii!! Jangan buang asapnya dimuka guee!! Gue susah napas, lo tega?"

"Oh ya?"sarkas Aldi memajukan wajahnya beberapa cm didepan wajah Sandara.

"Kalau lo susah napas, lo bilang ke gue biar gue bantu"ucapnya tanpa berpaling.

"Maksud lo"

Aldi menatap jutek lalu duduk kembali, "cepetan"

"Selamat datang kembali dikeluarga Bramant,nak"

Seorang lelaki paruh baya bertubuh besar dan tinggi serta paras wajah yang begitu mirip dengan Tony, menyambut Aldi dengan pelukan hangat.

"Om Pavel?"

"Ya, panggil saya Om Pavel. Saya menunggu kamu selama 18 tahun, saya sangat ingin melihat kamu Aldi. Dan sekarang kamu ada dihadapan saya, kamu bener-bener mirip ibu kamu." Saking terharunya mata Pavel sudah berkaca-kaca penuh dengan air mata.

Aldi hanya terdiam menerima pelukan tak ada habisnya dari Pavel

"Sekarang kamu harus jadi ganti ibu kamu bagi keluarga Bramant, janji sama om Aldi"

ALDITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang