Explain?

2.4K 131 8
                                    

Saat ini di dalam cafe yang terlihat sepi, duduk dua sosok saling berhadapan. Sang perempuan terlihat memandang sendu laki-laki di depannya. Sedangkan sang laki-laki nampak melihat sekeliling dengan raut gelisah walaupun terlihat tenang.

"Aku tidak akan meminta maaf", setelah 20 menit dalam keheningan, akhirnya sang laki-laki membuka suara.

"Karena aku tau kata maaf pun tidak akan cukup mengobati lukamu, Sakura."

"Saku-"

"Kenapa?" Sakura memotong perkataan Sasuke.

"Kenapa kau melakukan ini Sasuke-kun?" Tanya Sakura lirih, yang membuat laki-laki itu ikut teriris mendengarnya.

Sasuke menghembuskan napas pelan sebelum menjelaskan semuanya pada Sakura.

FLASHBACK

PLAKK

Tamparan itu terdengar jelas di ruang keluarga mansion Uchiha. Sang kepala keluarga terlihat sangat marah sedangkan sang nyonya Uchiha hanya diam tidak bisa melakukan apapun.

"Apa hanya ini yang bisa kau lakukan? HAHH?!!!"

Anak laki-laki itu masih setia menunduk, tidak berani mendongak melihat kemarahan sang ayah.

"Yang bisa kau lakukan hanya membuat keonaran!! Apa kau tidak bisa menjadi seperti kakakmu, SASUKE?!!!"

Tangan Sasuke yang bertumpu di kedua lututnya mengepal erat. Ia menahan amarah karena perkataan sang ayah.

Tetapi-

"Maaf tousan", -hanya itu yang bisa Sasuke katakan.

"Jika sekali lagi tousan tau kau membuat kerusuhan, tousan tidak segan-segan akan mengirimmu ke luar negeri!!!" Setelah itu Fugaku meninggalkan ruang tamu menuju lantai atas.

"Sasuke-kun, kau baik-baik saja nak?" Tanya Mikoto segera menghampiri sang anak bungsu.

"Hn, aku baik kaasan", Sasuke segera berdiri meninggalkan sang ibu yang memandang khawatir kepadanya.

"Lindungi Sasuke-kun, Kami-sama."

.
.

Sedangkan di suatu ruang yang tertutup rapat dan hanya terlihat remang-remang, seorang wanita berambut merah tengah bersiap untuk pergi.

"Waktunya beraksi, hahahaa."

.
.

Di sebuah club malam, seorang pria tengah menikmati minuman di tangannya. Sesekali matanya melirik tajam perempuan-perempuan yang ingin mendekatinya. Onyx hitam itu bertambah tajam ketika menangkap wanita berambut merah datang mendekatinya.

"Sasuke-kun."

"Apa yang kau inginkan, Saara?" Tanyanya tajam.

"Santailah sayang, aku ke sini ingin menyampaikan kesepakatan untukmu."

Sasuke mendengus pelan, "aku tidak peduli, pergilah."

"Benarkah? Bagaimana jika kesepakatan ini bisa membuat ayahmu memandangmu?"

Sasuke bergeming namun ia tetap menolak.

"Hahh padahal aku yakin, setelah ini tua bangka Uchiha itu akan membanggakanmu."

"Jaga bicaramu!! Dia ayahku."

"Ya ya ya, ayah yang selalu kau banggakan tapi tidak pernah menghargaimu."

Sasuke menggenggam erat gelas yang ia pegang.

"Baiklah, aku akan pergi. Tapi jika kau tertarik dengan kesepakatanku, kau tau di mana aku. Bye Sasuke-kun."

Sakura Daily LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang