PERHATIAN!!!
Sesuai yang saya umumkan di lapak APSK tadi, bahwasanya cerita ini cuma selingan untuk menyalurkan hobby dan imajinasi. Bahasanya campur. Non baku dan baku. So, enjoy! Nikmatin aja. Dan, satu lagi! Cerita ini, nggak akan publish cepet sesuai harapan. Karena, ya, emang untuk seneng-seneng aja:v. Terakhir, jangan BANYAK PROTES, MELONTARKAN CIBIRAN NGGAK MENGENAKAN DI KOLOM KOMENTAR, KALO SEMISALNYA CERITA INI ADA YANG MELENCENG DARI SEJARAH!
NAMANYA JUGA HOBBY, BRO, AND SIST! JANGAN BAWA SERIUS AMAT! SERIUS-SERIUS, ENTAR NAIK PELAMINAN NIH!
°°°
Gue Ria. Kadang di panggil Ricis sama temen-temen di sekolah. Merasa gak asing, kan, kalian sama gue? Tentu, dong! Siapa, sih, yang nggak kenal gue? Youtuber terkenal di Asia Tenggara, saingannya Atta Gledek.
Hari ini, pengumuman kelulusan gue. Seperti dugaan gue sebelumnya, tulisan lulus kelihatan jelas di sepasang mata cantik gue. Tebakan Ria gak pernah salah. Secara Ricis, kan. Cewek cantik, bin, imut, binti manis. Oke, gak penting. Next!
Seneng banget gue. Saking senengnya, gue cepet-cepet pulang. Padahal temen gue yang lain, ngajak foto studio. Bodo amat, deh. Foto studio bisa lain waktu. Nggak sabar mau kasih tau, kalo nilai kelulusan gue paling tinggi di sekolah. Selain itu, SBMPTN gue lulus di UGM! Yuhuuuu, positif gue jadi maba UGM.
Sesampainya di rumah, gue langsung cari wujud nyokap bokap gue. Biasanya yang gue cari laptop, sih. Hehehe...
"Assalamu'alaikum... Maaa! Paaa! Ricis pulang, nih! My lovely couple, kalian ada di mana?" sapa gue riang.
"Wa'alaikumsallam. Di ruang keluarga, sayang."
Itu suara Mama yang nyaut. Secepat cahaya sinema kehidupan, gue datang ke ruang keluarga. Mama sama Papa duduk di sofa. Mereka lagi santai minum teh, dicelup pakek roma kelapa. Beuh, pas gue tengok ke tv. Mereka ngemil sambil nonton sinema adzab indosiar. Mantap, dah! Paket komplit!
"Gimana nilai kelulusan, kamu? Bagus?" tanya Papa, seraya menyesap tehnya.
"Bagus, dong, Pa! Kalo gak bagus, jangan panggil Ria sebagai Ricis!" gue menghampiri Papa di sofa dengan penuh semangat. Gue serahin ponsel gue ke Papa. "Nih, Pa, liat! Ricis di urutan pertama nilai kelulusan terbaik! Ricis bisa masuk UGM!"
Papa cuma manggut-manggut doang. Hilih, responnya kok cuma begitu. Seneng, kek. Atau puji-puji gue. Huh, Papa nggak asik!
Gue melangkah ke arah mama, duduk di sebelah malaikat tak bersayap gue itu. Kayak biasa, gue senderin kepala di pundak Mama. Manja-manjaan sama Mama itu, kenikmatan haqiqi banget.
"Ma, lusa ada kunjungan ke trowulan."
"Trowulan? Di jawa timur, bukan?"
Gue ngangguk sekali. Tatapan gue fokus ke tv, di mana si pemeran jahat sudah dapat adzabnya. Ketimpa beras satu ton mayatnya! Pasti semasa hidup sering jual beras kutuan.
"Itu jauh banget, sayang!" seru Mama, menjauhkan pundaknya ke gue. Hampir aja kepala gue nyeplok ke bawah.
"Iya, tau. Tapi, Ricis perginya nggak sendiri, kok. Ricis pergi bareng temen. Nanti bakalan ada pihak sekolah juga yang nemenin. Ricis nggak sendiri. Ini juga kunjungan sekolah, setelah lulusan gitu loh. So, nggak ada yang perlu Mama cemasin." jelas gue panjang lebar, sepanjang jalan kenangan gue sama doi yang udah peka tapi nggak respon.
Ajegile!
"Pakek apa?" sahut Papa.
"Mobil."
KAMU SEDANG MEMBACA
Antara Aku, Kamu, dan Waktu (TAMAT)
Historical FictionRank 1 in Majapahit (14 Maret 2020) Rank 2 in Nusantara (16 November 2020) Rank 41 in Sejarah (12 November 2020) Rank 2 in Hayam Wuruk (14 November 2020) Rank 60 in Time Travel (16 November 2020) (Time Travel) Majapahit Empire Siapa sangka, pelarian...