Jungkook ngajarin anaknya soal perkembangan bibit cebong menjadi ba―eh, katak maksudnya.
Beberapa hari setelah diadakan sidang kecil-kecilan untuk Taetae. Hubungan Taehyung dan Jungkook makin intens. Lebih sering kerja malam, bahkan mencuri waktu jika anaknya sedang lupa atau bermain sendirian.
Karena permintaan Taetae, Jungkook tentu saja dengan senang hati akan melakukan apapun. Terlebih belakangan anaknya menjadi lebih cerewet.
Dia memakluminya, karena anak-anak tentunya masih ingin banyak tahu. Terutama hal-hal baru yang membuatnya penasaran.
Sedikit was-was memang. Anak itu sering bertanya macam-macam. Terlebih ketika dia atau Jungkook menemukannya sudah berdiri di depan pintu kamar di pagi hari.
"Kenapa pintunya di kunci terus?"
Jungkook akan selalu mengalihkan perhatiannya. Entah itu membohongi, jika sebenarnya pintu kamarnya dengan Taehyung tidak terkunci, hanya Taetae saja yang tidak bisa membukanya.
Yang lebih parah adalah anak itu menjadi sering menemukan mamanya terlihat lemas di pagi hari setelah papanya keluar kamar. Dia selalu bertanya-tanya,
"Mama kenapa?"
Dan pernah sekali Jungkook membalasnya dengan, "kelelahan habis membuat adik."
Taehyung tidak mengajaknya bicara selama satu hari. Entah marah atau apa, tapi Jungkook tidak merasa bersalah meskipun akhirnya mengalah dan minta maaf. Padahal yang dia katakan jujur.
Atau pernah di suatu waktu. Ketika tengah malam, sebelumnya Taetae memang sudah tertidur. Tapi hal tak terduga memang selalu terjadi. Anak itu terbangun di tengah malam sepi karena kandung kemihnya penuh, merasa ingin pipis. Taetae memang sudah bisa melakukannya sendiri, bahkan sebelum dia tinggal dengan papanya. Karena itu dia pergi sendiri, keluar kamarnya karena memang di kamarnya tidak ada kamar mandi.
Taetae berjalan sendirian di lorong rumahnya yang mengarah ke kamar mandi dekat dapur. Agak gelap karena penerangan utama dimatikan. Untuk sampai kesana dia harus melewati beberapa ruangan. Termasuk kamar orang tuanya.
Jadi setelah sampai di kamar mandi yang lampunya tidak dimatikan ketika malam, karena Taetae kadang pipis sendiri dan dia tidak sampai jika harus meraih saklar sendirian.
Menghela nafas lega setelah selesai, dia keluar melewati jalan yang sama. Tapi di tengah perjalanan ketika dia di depan kamar mama dan papanya, Taetae mendengar sesuatu.
Ada suara seperti orang kesakitan, dan dia sangat mengenali itu suara siapa. Itu suara mamanya.
Taetae melanjutkan menguping, penasaran dengan apa yang terjadi. Sayup-sayup dia mendengar suara papanya juga, mengatakan jika tidak apa-apa.