[C a l v i n 0 4]

18 3 0
                                    

🌻

Kau bagai petir ditengah hujan badai. Yang semakin membuat cuaca buruk.

-C a l v i n

——Calvin ——

"Ngel!! Bangun woy udah siang!!! Nanti telat Angelll!!!" sejak sepuluh menit yang lalu, Aldo berada di depan kamar Angel. Ia geram pada adik satu-satunya itu yang susah dibangunin.
.
.
.

Sepuluh menit kemudian

"ASTAGA MAMIIII KENAPA ANGEL NGGAK DIBANGUNIN DARI TADI SIH MI??!! ANGEL UDAH TELAT PAKE BANGET MII!!,,," Angel tergesa-gesa bersiap dan mepercepat kegiatannya menjadi dua kali lipat.

"MAMIII INI DASI ANGEL KEMANA??!! HWAA MAMIIII TOLONGIN ANGEL!!" Angel kalang kabut karena ia bangun kesiangan.

"ADA APA SIH ANGEL??!,," Mami Angel tak kalah berteriak lebih nyaring dari sang anak.
Karena Mami Sinta sudah gereget sama anak bungsunya, ia memilih untuk pergi ke kamar putrinya.

"ini dasi kamu Mami taruh di dalem  lemari." Angel yang melihat itu hanya memberikan cengiran tak berdosanya.

"hohoho tencuuu Mamicuuu yang cantik."
"mangkannya kalo cari itu pake mata jangan pake mulut. Jadinya nggak ketemu-ketemu. Oh ya Ngel nanti kamu berangkat sekolah sendiri yah? Abang kamu udah berangkat pagi tadi."

"oh iya Mi—— WHAT THE FU——."

Belum sempat Angel melanjutkan kalimatnya, Maminya segera mencegah dengan menyumpal mulut Angel dengan tangan.
.
.
.

Angel lalu berjalan tergesah-gesah menuruni anak tangga karena jam menunujukkan pukul 06.40 WIB. Sedangkan bel berbunyi pukul 07.10 WIB.

"Angel sarapan dulu nak?!!!"

"nggak usah Mii, nanti Angel sarapan di kantin aja. Udah telat nih."

"Pi Angel berangkat dulu yah. Assalamualaikum semua."

Papi dan Mami Angel hanya menggelengkan kepala gemas dengan tingkah anak gadisnya itu.

"Anak kamu tuh Mi." Ucap Sang Papi menggoda Sinta Sang istri.
"Anak kamu juga pi. Kan buatnya sama-sama."

——Calvin——

Terlihat gadis tengah berdiri dari lima menit yang lalu. Gadis itu tengah memakai rompi rajut hitam, ia melihat jam tangan merah muda bertengger di tangan kiri. Ia sedari tadi menggerutu karena ditinggal sang kakak.

"ish.. Abang lucknut ninggalin adik sendiri tega banget. Kurang 10 menit lagi bel masuk. Hwaaa gimana nih?!! Bisa-bisa dihukum gue." Gerutu Angel.
.
.
.

Tak lama kemudian, sebuah motor ninja hitam berhenti tepat di depannya. Angel sangat tahu persis ini motor siapa. Angel menatap pemilik motor mahal itu dengan mata yang berbinar.

"naik!" Ucap pemilik motor dengan nada datar.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, ia dengan cepat menaiki boncengan motor itu. 

"udah." Ucapnya dengan senyum yang masih mengembang.

Motor itu melaju dengan kecepatan di atas rata-rata membelah jalanan ibu kota. Angel takut karena ia tidak terbiasa dengan kecepatan lebih dari 70 KM/Jam.

Calvin Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang