Lan Xichen memerintahkan semua orang untuk menaiki pedang mereka. Semua sudah terbang dengan pedang sebagai pijakan, tapi ada satu kultivator murid yang masih berusaha memanggil pedangnya: Su She, hampir tenggelam. Meski wajahnya terlihat panik, tapi dia tidak meminta bantuan, mungkin terlalu takut. Wen Ning yang melihatnya berniat menolong Su She. Lan Xichen segera meniup xiaonya. Saat berada di dekat Su She, kesadaran Wen Ning mulai menghilang dan akan jatuh andai Wei Wuxian tidak menolong keduanya, tapi tubuh Su She sudah separuh tenggelam dan seperti ada kekuatan yang menarik tubuhnya ke dalam danau. Wei Wuxian nyaris tak bisa menyeimbangkan pijakan kakinya di bilah pedang.
Tiba-tiba Wei Wuxian merasa kerahnya mengencang dan dia merasa terangkat ke atas. Wei Wuxian berbalik dan melihat Lan Wangji menahan bagian belakang kerahnya dengan satu tangan. Dia dan pedangnya mampu menahan bobot empat orang dan melawan tarikan misterius dari danau. Setelah menjauh dari pusat danau, Wen Ning mulai mendapatkan kesadarannya kembali, tapi tak bertahan lama, karena tanpa sebab Wen Ning terjatuh dari pedangnya.
"A-Ning!" teriak Wen Qing panik.
Lyzbeth melesat melewati kultivator di depannya dan menangkap Wen Ning sebelum adik sepupunya itu jatuh ke dalam danau. Kecepatan dan ketepatannya dalam mengendalikan pedang mendapat tatapan penuh kekaguman, bahkan Lan Xichen tanpa sadar berhenti meniup serulingnya.
"A-Ning? Apa ada yang terluka?" tanya Lyzbeth cemas yang dijawab gelengan oleh Wen Ning.
"Sebaiknya kita kembali," ajak Lan Xichen.
Kelompok itu menjauh dari Danau Biling. Ketika mendarat, Lan Wangji melepaskan kerah Wei Wuxian dan Su She, kemudian menatap Lan Xichen.
"Ini adalah Jurang Air," jelas Lan Wangji.
"Kalau begitu ini akan sulit."
"Baru-baru ini, apakah ada tempat yang mengalami masalah yang sama?" tanya Wei Wuxian.
Lan Xichen menatap langit. Dia tidak melihat apa-apa selain matahari. Wei Wuxian dan Jiang Cheng saling berpandangan, memahami apa jawabannya. Ini adalah Sekte Qishan Wen. Klan Wen menggunakan matahari sebagai lambang klan mereka dengan makna mereka bisa bersinar seperti matahari, abadi seperti matahari. Berdasarkan gaya sekte Wen dalam melakukan berbagai hal, sangat mungkin jurang air di Kota Ciayi dikirim oleh mereka. Meskipun mereka tau, tapi semua orang diam. Apalagi mereka baru sadar jika ada orang Wen di kelompok mereka.
"Nona Kecil, aku tadi melihat layangan, aku ingin membelinya," kata Wen Ning.
"Ayo membeli."
"Nona Wen, kebetulan saya tau tempat menjual layangan," ujar Lan Xichen menyiratkan keinginannya untuk ikut.
"Ah! Aku dan Jiang Cheng juga!" sela Wei Wuxian tak mau kalah.
"Mn."
Senyum Lan Xichen pudar. Sedikitnya Nona Wen ini memiliki kemiripan sifat dengan adiknya, Lan Wangji.
"Mm … Nona Wen, boleh saya bertanya sesuatu?" tanya Lan Xichen.
Lyzbeth menaikkan sebelah alisnya. Bukan bermaksud mempersilahkan Lan Xichen bertanya, tapi bingung kenapa Lan Xichen bertanya saat sudah bertanya. Oke, abaikan! Anggap saja yang dimaksud adalah opini pertama.
"Pedangmu sangat hebat, jika boleh tau, apa nama pedangmu?" tanya Lan Xichen.
"Tidak ada."
Lan Xichen dan semua kultivator yang ada di sana mengira jika Lyzbeth menamai pedangnya dengan nama Buyou, seperti Wei Wuxian yang menamai pedangnya Suibian.
"Nama yang unik,"
"Itu bukan namanya."
"Eh, bukan?" tanya Lan Xichen terkejut.
"Aku belum, mungkin besok, atau besok—"
“Dan besoknya lagi!" sambung Wen Ning dan Wen Qing yang hapal jawaban Lyzbeth.
🍀🍁
Lan Xichen dan Lan Wangji memilih untuk duduk di gazebo dan menikmati teh, sementara Jiang Cheng, Wei Wuxian, dan Wen Ning tengah bermain layangan. Lyzbeth dan Wen Qing muncul saat Wei Wuxian mengusulkan panahan dengan sasaran Layang-layang.
"Jangan memanah di sini," kata Lyzbeth memperingati.
"Dan jika panah meleset dan melukai, kita tidak akan tau. Aku tidak mau adikku mendapat masalah!" sambung Wen Qing.
"Jiejie benar, aku tidak mau sampai ada yang terluka," gumam Wen Ning yang kini berada di dekat Wen Qing.
Lan Xichen berpikir keras, apa yang sedang direncanakan oleh Nona Kecil Wen dan Wen bersaudara?
"Bagaimana jika di bukit belakang?" usul Wei Wuxian.
"Banyak kelinci liar."
"Area tebing?"
"Tidak boleh!" larang Lan Wangji.
Lan Xichen mengharapkan bantahan dari Lyzbeth atau Wen Qing, tapi kedua gadis itu sama sekali tak berniat membantah.
"Jiejie, aku ingin berlatih memanah," kata Wen Ning.
"Tebing belakang cukup aman," kata Lyzbeth.
"Tidak ada yang boleh pergi ke sana!"
Suara Lan Qiren menggelegar. Like uncle, like nephew. Lyzbeth menarik Wen Ning pergi diikuti Wen Qing.
"Nona Wen, anda mau ke mana?" tanya Lan Qiren.
"Mencari ikan," jawab Lyzbeth.
"Dilarang membunuh hewan di Gusu Lan!" teriak Lan Qiren marah.
Lyzbeth menatap Lan Qiren tanpa emosi.
"Aku tau, peraturan Gusu Lan nomor delapan puluh: Tidak boleh membunuh hewan dan tanaman."
"Mustahil! Li Shimei! Bagaimana mungkin kamu tau isi peraturan di batu itu? Tidak mungkin kamu akan berdiri berjam-jam di bawah batu dan membaca!" berondong Wei Wuxian.
Semua juga menanti jawaban Lyzbeth. Tidak mungkin gadis Wen sepertinya akan membaca, apalagi membaca peraturan sebanyak itu.
"Aku tidak," jawab Lyzbeth kalem.
"Lalu bagaimana kamu bisa tau?" tanya Jiang Cheng.
"Perpustakaan; hukuman."
"Hukuman?"
"Melanggar aturan nomor sebelas," jawab Lyzbeth seraya menunjukkan lengannya. Masing-masing lengan jubah itu terlihat memiliki lubang besar yang dihubungkan dengan pita putih di mana ujung pita memiliki lonceng kecil, terdapat dua lonceng di masing-masing lengan yang artinya terdapat empat lonceng.
"Hanya karena lonceng?!"
"Dan pakaianmu tidak sopan! Pergi ke Perpustakaan!" perintah Lan Qiren.
"Jadi Nona Wen selalu hilang di waktu-waktu tertentu karena mendapat hukuman dari Paman?" tanya Lan Xichen.
"Itu benar," jawab Lan Qiren.
Lyzbeth dan Wen Qing saling lempar lirikan. Dengan begini, tak akan ada yang curiga dengan keabsenannya. Lan Xichen sangat pandai dan selalu berhati-hati, sedikit kecurigaannya saja bisa menimbulkan masalah besar.
"Kalau begitu saya harus meminta maaf kepada Nona Wen," kata Lan Xichen merasa malu.
"Mn."
"Nona Kecil, Jiejie, kenapa Tuan Muda Pertama Lan meminta maaf?" tanya Wen Ning.
"Karena peraturan nomor lima belas: Tidak boleh memiliki hati kecurigaan.
"A-Ning, di masa depan, jangan mudah curiga pada orang asing," pesan Wen Qing.
"Dan Wei gongzi, terima kasih karena telah menyelamatkan A-Ning, juga untuk jimatnya," kata Lyzbeth sebelum pergi. Ia masih harus menyalin peraturan karena melanggar aturan.
Wei Wuxian tak pernah berharap jika Lyzbeth akan mengucapkan kata-kata seperti itu. Terlalu aneh jika keluar dari mulut Wen.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Shuang Rong: Lyzbeth In Mo Dao Zu Shi [TAMAT]
FanfictionKarena memiliki banyak kristal portal dimensi, Lyzbeth mulai merencanakan tamasya antar dunia. Oh, siapa peduli dengan penyihir-penyihir yang memuakkan itu, Lyzbeth lebih dari senang bisa menjauh dari mereka untuk kesekian kalinya. Dunia Kultivasi m...