11.

105 10 0
                                    

"A-Li?!"

Lan Xichen bangun dari dipan dengan perasaan khawatir. Entah bagaimana ia merasa semalam istrinya datang, tapi jarak antara tempat ini dan Gusu sangat jauh.

"Lan Huan? Ternyata sudah jam lima ya?"

Lan Xichen menatap pintu kamar. Seorang wanita dengan rambut hitam yang digelung dan lengan baju yang dilipat. Di kedua tangannya terdapat daun lebar yang diatasnya tersimpan buah-buahan segar.

"Baru saja aku kembali dari hutan dan mendapatkan buah segar untuk kamu dan Meng Yao."

"Kemarilah."

Lyzbeth mendekati suaminya, meletakkan buah di bawah kaki dipan, dan mendekap tubuh suaminya. Lan Xichen yang diperlakukan seperti itu memilih untuk menyandarkan kepalanya ke tubuh sang istri.

"Aku sudah bilang untuk tidak merisaukan buku-buku itu," kata Lyzbeth setelah sekian lama bungkam.

"Tapi Ayah yang memintaku. Menurutku, tempat pertama yang akan dihancurkan adalah perpustakaan Klan Lan."

"Tidak tau harus menangis atau tertawa. Sejak kecil aku suka membaca buku dan karena itu kamarku penuh dengan buku-buku. Klan Wen tidak lagi menyentuh perpustakaan saat tau kesukaanku. Menghancurkan perpustakaan sama saja membangunkan kemarahanku. Saat ini perpustakaanmu dalam keadaan baik, sayang sekali ayah dan pamanmu terluka cukup parah."

Lyzbeth menggumamkan mantra dan pria yang berada dipelukannya tertidur dengan nyenyak. Ia baringkan Lan Xichen dengan hati-hati dan keluar dari kamar. Meng Yao sudah lama pergi sejak ia menyerahkan separuh buah-buahan yang didapatkannya dari hutan. Kali ini Lyzbeth menggunakan portkey yang tujuannya adalah gua Kura-Kura Xuanwu Pembantai. Portkey itu berbentuk kalung pentagram berwarna silver.

"Diana!" bisik Lyzbeth menyebut kata kuncinya.

Lyzbeth tiba di dalam gua dan mendapati makhluk besar yang mendiami gua telah mati dengan sangat mengenaskan. Disakiti dari luar oleh Lan Wangji dan dari dalam oleh Wei Wuxian, Lyzbeth tak tau harus merasa kasihan dengan kura-kura itu atau bangga dengan kerja sama antara Lan Wangji dan Wei Wuxian.

"Wei Gongzi? Wangji?" panggil Lyzbeth.

"Shuang mei! Kami di sini!" teriak Wei Wuxian pada pintu gua yang tertutup.

"...."

Lyzbeth mendekati Wei Wuxian, Lan Wangji tengah duduk di atas batu dengan kaki yang diikat dengan potongan ranting dan ... Apa benda yang mengikat ranting adalah ikat dahi? Lyzbeth menatap Lan Wangji dan menyadari jika adik iparnya tak lagi mengenakan ikat dahi.

"Wei Gongzi, Wangji."

Wei Wuxian berbalik dan terkejut saat melihat Lyzbeth berada di dalam gua.

"Shuang mei, kenapa kamu bisa ada di dalam gua ini? Bukankah saat itu kamu tidak ikut turun?" tanya Wei Wuxian bingung.

"Aku memiliki caraku sendiri."

Lyzbeth duduk di depan Lan Wangji dan melepas ikat dahi yang ada di kaki Lan Wangji. Sekarang ia bisa menyembuhkan kaki Lan Wangji. Lyzbeth menarik sebuah kantung kecil berwarna biru dari balik jubahnya dan mengeluarkan sebuah kotak hitam dengan ukiran bunga peony. Di dalam kotak itu terdapat ramuan beraneka ragam.

"Kakak ipar?"

"Tenang saja, obat ini sama baiknya dengan obat Wen Qing."

Lyzbeth membuka salah satu wadah obat dan mengoleskan isinya ke kaki Lan Wangji. Wei Wuxian menatap pasta orange di kaki Lan Wangji.

"Shuang mei, obat apa itu?"

"Pasta khusus. Terlihat aneh memang, tapi sangat berguna untuk mengobati kaki Wangji," jawab Lyzbeth tenang.

🍀🍁

Rombongan dari Sekte Yunmeng Jiang dan Sekte Lanling Jin sampai di gua dan bahu membahu memindahkan batu yang menutupi pintu masuk gua. Kedua sekte mendapati dua pemuda dari Gusu dan Yunmeng dalam keadaan yang memprihatinkan. Yang satu, kakinya terluka parah, dan yang lain mengalami demam tinggi. Tak ada tanda-tanda keberadaan Lyzbeth.

"Kepala Sekte Jiang, Kepala Sekte Jin, Kakak Ipar sedang pergi mencari jalan keluar," kata Lan Wangji.

"Maksudmu Nona Kecil Wen?" tanya Jin Guangshan.

"Benar."

"Kami menemukan gadis itu di depan pintu gua, seorang diri berusaha mendorong batu-batu yang menutupi pintu gua, dan sekarang sedang beristirahat di atas karena kelelahan. Kekuatannya cukup besar untuk bisa memindahkan seperempat batu yang besarnya melebihi besar tubuh mungilnya," jelas Jiang Fengmiang.

"Kakak Ipar memindahkan batu?"

'Bagaimana Kakak Ipar bisa keluar dari gua? Lubang di dasar danau jelas sudah tertimbun reruntuhan dan tali-tali sudah dipotong.'

"Kudengar kakakmu menghilang dan ayah serta pamanmu terluka. Aku akan mengantarmu pulang."

Melihat Kepala Sekte Jiang, Lan Wangji memberitahukan tentang penyerangan yang dikatakan oleh Lyzbeth. Target selanjutnya adalah Sekte Yunmeng. Jin Guangshan dan Jiang Fengmian terkejut dengan berita yang mereka terima, apalagi yang memberitahu Lan Wangji adalah putri Wen Rouhan, Nona Kecil Wen. Salah satu pemimpin sekte mengantar Lan Wangji dan Lyzbeth kembali ke Gusu. Dalam perjalanan hanya diisi kebisuan, semua larut dalam pikiran masing-masing. Lan Wangji menatap kakak iparnya yang memiliki sifat sebelas duabelas dengan dirinya.

"Teratai putih, teratai putih. Sangat disayangkan matahari membakar kelopak bunga. Air mengering, daun yang layu."

Lan Wangji menatap Lyzbeth yang berbicara sendiri. Ia sendiri tidak paham sama sekali dengan perkataan kakak iparnya. Tapi kata-kata yang dilontarkan Lyzbeth tersirat kesedihan.

"Teratai mati, kelinci hitam menangis, langit bersedih. Matahari terhalang awan, lenyap dari pandangan. Musim berganti, cuaca berubah, tidak lagi sama."

Rombongan yang mengantar Lan Wangji dan Lyzbeth hanya bisa mengantar sampai pintu gerbang karena tau jika di Yun Shen Bu Zhi Chu berada dalam masa kritis. Banyak murid yang selamat bergotong royong membangun bangunan yang terbakar atau hancur.

Lyzbeth yang tak betah berada di Hanshi memutuskan untuk berjalan-jalan, sekalian melihat proses pembangunan kembali bangunan yang rusak pasca penyerangan dari Klan Wen.

"Wangji," panggil Lyzbeth saat melihat Lan Wangji keluar dari Jingshi.

"Ya, Kakak Ipar?" tanya Lan Wangji.

"Akar dari teratai ungu, akar itu akan menikam kelinci hitam berpita merah."

"Apa maksud Kakak Ipar?" tanya Lan Wangji bingung. Baru kali ini menemukan perilaku Lyzbeth yang lain dari biasanya.

Lyzbeth menatap langit berawan. Matahari terlihat kecil dan lenyap di balik awan. Lan Wangji juga melihatnya, sedikitnya teringat dengan kalimat Lyzbeth Matahari terhalang awan, lenyap dari pandangan. Apa maksudnya?

"Abaikan saja, semua ucapanku barusan memang sangat aneh. Tidak tau kenapa, sebentar lagi Matahari akan terbenam." kata Lyzbeth sebelum meninggalkan Lan Wangji. Sementara Lan Wangji memilih untuk menemui pamannya.

"Paman, mungkinkah Kakak Ipar bisa melihat masa depan?" tanya Lan Wangji.

"Apa maksudmu, Wangji?" tanya Lan Qiren tak mengerti.

"Kakak Ipar tadi...."

Lan Wangji menceritakan segala keanehan Lyzbeth dan peringatan dari Lyzbeth, segala yang terjadi di gua Xuanwu dan kemunculan Lyzbeth yang tak terduga.

TBC

Shuang Rong: Lyzbeth In Mo Dao Zu Shi [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang