10.

127 11 0
                                    

Para Wen dengan licik mengunci para kultivator muda itu bersama monster di dalam gua. Mereka menimbun pintu gua dengan batu dan rumput kering. Lyzbeth menatap kelakuan mereka dengan tatapan datar; Wen Qing merasa sangat bersalah; Wen Chao sangat puas dengan kemalangan yang menimpa kultivator muda itu.

"Apalagi yang kamu lakukan? Meninggalkan mereka seperti pengecut? Wen Chao!" Bentak Lyzbeth.

"Shuang Rong, kenapa sejak kemarin kamu menentangku?! Bahkan mulai berani membentak!" geram Wen Chao.

"Oh! Jadi aku tidak boleh membentakmu, sementara kamu boleh?"

"Nona Kecil, bolehkah aku memeriksa nadi anda?" tanya Wen Qing hati-hati.

"Apa! Mau menuduhku gila?!"

Amarah Nona Kecil Wen adalah apa yang selama ini mereka hindari. Karena kekejaman Nona Kecil Wen jauh lebih ganas dari kekejaman Wen Ruohan. Gadis- ah bukan, wanita itu bisa menyakiti orang-orang tanpa menyentuh, tanpa menggerakkan lengan, tanpa banyak bicara.

"Bu-bukan begitu."

Lyzbeth berbalik memunggungi mereka dan berjalan meninggalkan gua. Lyzbeth berjalan sejauh yang dia bisa. Setelah yakin tak ada yang mengikuti atau mengawasi pergerakannya. Lyzbeth mengubah daun yang ia temukan menjadi kertas, mengubah ranting menjadi kuas, mengubah batu menjadi tempat tinta. Lyzbeth menulis surat kepada setiap kepala sekte yang mana mengirimkan tuan muda dari sekte mereka ke Qishan. Selesai menulis, Lyzbeth membentuk origami kupu-kupu dan menerbangkannya.

"Lan Xichen tidak akan kembali, mungkin aku harus menyerah, setelah Sekte Wen dihancurkan, aku akan pergi."

"Anda akan pergi ke mana?"

Lyzbeth berbalik badan. Begitu kaget saat mendapati pria yang ia bicarakan muncul begitu saja. Tunggu! Apa Lan Xichen melihat apa yang baru saja ia lakukan?

"Tuanku? Sejak kapan anda berada di sana?" tanya Lyzbeth takut, terkejut, dan bingung.

Lan Xichen tertawa kecil. Sangat menawan andaikan hati Lyzbeth tak tertawan pria tua bau dungeon. Tapi bolehkah Lyzbeth menjatuhkan pilihannya pada Lan Xichen? Menyerahkan raga, hati, dan jiwanya hanya untuk suaminya?

"Aku baru saja tiba saat mendengar ucapanmu. Jadi, anda akan pergi ke mana?"

"Keberadaanku sudah tidak diperlukan lagi, lalu kenapa aku harus tinggal?"

"Anda membutuhkan alasan untuk tinggal?"

Lyzbeth mengangguk sedih. Tanpa sadar kedua tangannya memeluk perut rata yang berisi tiga nyawa. Semua itu tidak luput dari pengelihatan Lan Xichen.

"Apakah anda sedang mengandung?"

Pertanyaan Lan Xichen membuat Lyzbeth membatu. Melihat reaksi istrinya, Lan Xichen menyadari jika tebakannya adalah benar.

"Aku akan jadi ayah?"

Lan Xichen meraih Lyzbeth ke dalam pelukannya. Menenggelamkan tubuh mungil itu ke dalam aroma yang memabukkan. Jauh memabukkan dari aroma Severus. Dan saat itu juga Lyzbeth menyadari perasaannya. Dia mencintai Lan Xichen.

"Bolehkah aku mencintai kamu, di saat pernikahan kita hanyalah sebuah—"

"A-Rong, pernikahan kita adalah yang sebenarnya. Aku juga mencintaimu."

Lyzbeth mendongak dan menatap rahang kokoh suaminya. Dengan ragu-ragu Lyzbeth membalas pelukan sepihak sang suami.

"Tuanku, bolehkah aku meminta sesuatu?"

Lan Xichen menunduk dan mendapati istri kecilnya kesusahan menatap wajahnya sampai harus mendongakkan kepala.

"Tentu saja, apa permintaanmu?"

Shuang Rong: Lyzbeth In Mo Dao Zu Shi [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang