4. Yeonjun?

1.2K 109 3
                                    

Lia sedang duduk di bangkunya sambil membaca bukunya. Lalu seorang laki-laki datang menghampiri bangkunya.

"Hai." sapa laki-laki yang menggunakan kacamata bening itu. Ya, dia cukup tampan.
"Gue ganggu gak?" tanya laki-laki itu lagi karena Lia tidak menjawabnya.
Lia menggelengkan kepalanya singkat.
"Elo Lia kan? Kenalin nama gue Yeonjun."

BRUKK

Tiba-tiba Lia menjatuhkan buku yang sedang dipegangnya. Siapa namanya barusan? Ye-Yeonjun? Seketika wajah Lia pun berubah menjadi pucat.

"Lia?" panggil Yeonjun sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Lia.
Lia lantas menatap laki-laki bernama Yeonjun itu dengan tatapan seperti sedikit ketakutan.

Lia pun beranjak dari bangkunya. Ia berlari sempoyongan menuju keluar kelasnya.
"Liaa!!" panggil Yeonjun.

Lia berlari sempoyongan, dia menabrak siapa saja yang ada di depannya.

BRAKKK

Dia menabrak seseorang lagi namun kali ini cukup keras. Ia melihat sekilas siapa yang ia tabrak. Itu? Laki-laki cola yang menyuruhnya pindah dikantin bukan?

Jaemin memegang pundaknya yang kesakitan namun Lia pergi begitu saja.
"Woy." panggil Jaemin namun Lia sudah terlalu jauh.

Jaemin melihat sekilas jika wajah Lia sangat pucat. Kenapa dia?

Kini Lia ada di kamar mandi, ia memegang perutnya yang sangat sakit lalu ia pun muntah. Kenangan itu.. Sepertinya kenangan itu hadir kembali.

Jaemin menunggu Lia di depan kamar mandi wanita. Lia keluar dengan baju yang sedikit basah dan wajah yang pucat.
"Tunggu." Lia pun berhenti.
Dia menoleh ke arah Jaemin dengan wajah yang pucat.

"Lo nabrak gue lagi." ujar Jaemin. Namun Lia yang sudah lemas pun hanya mendengarkannya saja.

"Lo denger gak?" tanya Jaemin.
Kini Lia sudah sangat pusing, rasanya seperti akan pingsan.

"Woy." panggil Jaemin sambil menjentik-jentikan jarinya di depan wajah Lia. Karena Lia tidak juga menjawab, Jaemin pun mendorong pelan bahunya dan Lia pun ambruk.

Beruntung Soobin datang tepat waktu hingga ia akhirnya menangkap Lia yang ambruk. Jaemin tentu sangat kaget.

"Li, Lia, bangun." ujar Soobin sambil menepuk-nepuk pelan pipi Lia.
Jaemin yang masih kaget hanya memandanginya saja.

"Jangan bengong, kasi tau gue dimana UKS!" ujar Soobin. Jaemin yang masih bingung pun hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Ia menuntun Soobin yang kini sedang menggendong Lia di punggungnya menuju UKS.

Setelah sampai, Soobin pun membawa Lia masuk sedangkan Jaemin menunggu di luar. Lalu Jeno datang menghampirinya.

"Jaemin!" panggil Jeno.
"Siapa yang pingsan?" tanya Jeno.
Jaemin tidak menjawabnya. Ia juga belum tau nama gadis itu. Namun, kalo tidak salah tadi Soobin memanggilnya Lia.

Setelah pingsan selama hampir 1 jam, Lia pun sadar. Ia mengerlikan matanya. Dimana ia sekarang? Seingatnya dia terakhir sedang berbicara dengan laki-laki menyebalkan itu lalu semuanya gelap.

"Oh kamu udah bangun?" tanya perawat di UKS itu.
Namun, Lia tidak menjawab ia sibuk mengedarkan pandangannya.
"Oh, ini UKS sekolah. Tadi kamu pingsan."
"Siapa yang bawa saya kesini?" tanya Lia.
"Ada, murid cowo, saya sih gatau namanya dan ga pernah liat juga mungkin dia ga pernah ke UKS kali ya."

Apa? Murid laki-laki? Apa jangan-jangan laki-laki menyebalkan itu yang membawanya kemari? Ah, apa ia harus berterima kasih padanya? Tidak, Lia tidak ingin.

Setelah diberikan obat dan beberapa penjelasan tentang penyakitnya. Lia pun di ijinkan untuk kembali ke kelasnya.

Lia memasuki kelasnya dengan gontai. Wajahnya masih pucat dan ia terlihat sangat berantakan.
"Lia? Kamu gak apa? Aku denger kamu pingsan tadi." tanya Eubin, teman duduk Lia yang sedikit khawatir.
"Gue gak papa."

Sepulang sekolah, empat serangkai pun memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah. Melainkan untuk bermain game di warnet dekat rumah Haechan.

Mereka begitu asik bercanda sepanjang jalan. Lalu sebuah klakson mobil berwarna hitam yang cukup mewah menghentikan langkah mereka.

"Siapa tu?" tanya Renjun.
"Molla." sahut Jeno.

Lalu seseorang menurunkan kaca mobilnya. Dan ternyata itu Soobin!
"Soobin?" ujar Haechan
"Anyeong, guys. Kalian mau kemana? Mau gue anter? Siapa tau searah." tanya Soobin.

Jaemin pun menatap Soobin dengan pandangan tidak suka. Entah, semenjak kejadian itu dia tidak terlalu menyukai Soobin.

"Jinjja? Kira boleh nebeng? Tapi kayaknya gak cukup deh." ujar Haechan.

Lalu Soobin melihat ke dalam mobilnya yang tentu tersisa 2 seat saja. Depan dan sebelahnya.
"Lo bener. Gak cukup ini, gue balik duluan. Lain kali aja gue anter. Bye." ujar Soobin lalu pergi meninggalkan mereka.

"Trus kenapa dia nawarin kita kalo udah tau gak cukup?" ujar Jeno.
"Wah, guys. Asli gue merinding. Liatkan, itu namanya songong secara gak langsung." ujar Renjun.
"Kita bener-bener gak bisa bergaul sama dia. Udahlah ayo jalan lagi." ajak Jaemin.

Mereka pun kembali berjalan menuju warnet. Seorang perempuan yang berjalan gontai tepat berada di depan mereka.

"Guys, guys! Itu cewe yang cantik itu bukan? Yang berantem sama Jaemin." ujar Haechan yang membuat Renjun, Jeno dan Jaemin pun mengarahkan penglihatannya pada Lia.

"Bener. Tapi aneh gak si jalannya." ujar Renjun. Benar, Lia berjalan sempoyongan. Jika dia terus berjalan seperti itu, ia bisa saja membentur sesuatu atau menabrak orang yang lewat di sampingnya.

Dan benar, kini Lia pun menabrak seorang pria yang berjalan disampingnya.
"Oy! Punya mata gak lo?" ujar pria itu galak.
Lia yang kini sangat pusing pun hanya terus berjalan tanpa mempedulikan pria yang ditabraknya.
"Oy!" teriak pria itu lalu memegang lengan Lia.

Namun, Jaemin pun menghampirinya dan menahan tangan pria itu.
"Lepasin." ujar Jaemin.
"Ini siapa lagi?"
"Sorry, saya temen sekolahnya. Dia lagi sakit, saya minta maaf atas nama dia." ujar Jaemin.

"Woy, itu Jaemin kapan nyampek sananya?" tanya Haechan yang kaget melihat temannya yang sigap itu.

Pria itupun melepaskan lengan Lia. Lalu menatap Jaemin dan Lia dan meninggalkan mereka tanpa berbicara sepatah katapun.

Lia memegang kepalanya yang sangat sakit. Perutnya juga sangat sakit. Ini pasti karena kenangan pahit itu muncul kembali.

"Lo gak apa?" tanya Jaemin yang melihat Lia sangat kesakitan.
"Lo..lo..per..gi."

Jaemin benar-benar tidak mengerti lagi dengan gadis ini. Ia bahkan sudah membantunya. Bukankah Lia harusnya berterimakasih padanya? Jaemin yang kesal pun lantas pergi meninggalkan Lia.

"Ayo, pergi." ajak Jaemin pada teman-temannya.
"Serius? Itu kayanya dia kesakitan." ujar Jeno.
"Dia sendiri yang gak mau di tolong. Udah kita pergi aja."

Akhirnya keempat serangkai itupun pergi dari sana meninggalkan Lia yang masih sangat pusing.

Saat sampai di warnet, ke empat serangkai pun langsung memilih kursi mereka dan bersiap bermai. Namun, tiba-tiba Jaemin bangkit dari kursinya lalu dia pergi berlari.

"Woy, Jaem! Kemana?" teriak Haechan

"Eh, Jaemin kemana tuh?" tanya Renjun yang juga kebingungan.

Jeno sepertinya mengerti dengan sikap Jaemin. Dia hanya menatap kepergian Jaemin.

"Udahlah, ntar dia balik kok." ujar Jeno.

Lalu..

Jangan lupa vote n comment yaa
Thank you untuk yang udah baca💙💙🌈

Jaemin NCT Dream X Lia Itzy  X Soobin TXT (My First and Last) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang