"Woy, Jaem! Kemana?" teriak Haechan
"Eh, Jaemin kemana tuh?" tanya Renjun yang juga kebingungan.
Jeno sepertinya mengerti dengan sikap Jaemin. Dia hanya menatap kepergian Jaemin.
"Udahlah, ntar dia balik kok." ujar Jeno.
Lalu Jaemin pun berlari kembali menuju tempat dimana terakhir dia bertemu gadis itu. Gadis bernama Lia itu. Ya, Jaemin sudah mengetahui namanya karena tadi dia melihat sekilas nama di seragam gadis itu.
Saat sampai disana, banyak orang sudah berkumpul disana. Sepertinya dugaan Jaemin benar bahwa itu pasti Lia yang sedang pingsan.
"Permisi, permisi." ujar Jaemin memasuki gerombolan itu.
Dan Lia sudah dalam keadaan pingsan. Dengan cepat Jaemin pun meletakan tasnya didepan lalu menyuruh orang-orang tersebut membantu menuntun Lia ke arah punggungnya.
"Tolongin, Pak." ujar Jaemin.
Jaemin pun menggendong Lia di punggungnya. Dengan setengah berlari ia menuju ke rumah sakit terdekat.
"Sus, tolongin temen saya." ujar Jaemin saat baru saja memasuki ruang UGD.Lantas seorang dokter pun datang untuk memeriksa kondisi Lia.
"Kapan dia pingsan?" tanya dokter itu pada Jaemin.
"Sekitar 10 menit yang lalu mungkin."
"Yaudah, kamu tunggu di luar dulu. Kami akan periksa keadaannya."Jaemin pun menunggu di luar dan sedikit panik. Ah, ia harus menghubungi orang tua Lia. Tapi bagaimana caranya? Ia saja tidak tahu detail tentang Lia.
Tak lama kemudian, dokter itu pun selesai dan menemui Jaemin.
"Saya bisa bicara dengan keluarganya? Kamu siapanya ya?" tanya dokter itu.
"Saya temen sekolahnya, Dok. Keluarganya.. saya belum bisa ngehubungin."Dokter itu menatap Jaemin dari atas sampai bawah. Lalu ia sedikit menganggukan kepalanya.
"Temen kamu punya penyakit magh yang cukup parah, juga dia sepertinya sangat stress. Sebaiknya cepet hubungin keluarganya, biar saya bisa jelaskan secara detail."Jaemin pun menganggukan kepalanya. Bagaimana ini? Ia saja baru tahu nama gadis ini, bagaimana mungkin ia tahu nomor telfon keluarganya?
Jaemin menatap Lia yang masih belum sadar. Ia pun lantas menatap tas lia yang tergeletak di nakas. Haruskah ia mengambil handphonenya lalu menghubungi orang tuanya? Jaemin sangat bingung.
Saat Jaemin akan mengambil handphone di dalam tas Lia tiba-tiba tangan Lia bergerak menghentikan apa yang sedang dilakukan Jaemin.
"Stop." cegahnya dengan suara yang lemah.
Jaemin sedikit kaget karena kini Lia memegang tangannya.
"Lo udah sadar?" tanya Jaemin.
"Trus gue udah ngomong gini apa namanya? Masih pingsan?"Wah, gadis ini selalu saja mengeluarkan kata-kata yang sangat menyebalkan.
"Wah, jinjja. Lo punya masalah sama kata-kata ya. Bagus kalo udah sadar, gue balik duluan." ujar Jaemin yang kesal lalu meninggalkan Lia seorang diri......
Jam istirahat adalah jam yang paling menyenangkan untuk semua murid yang ada di dunia ini. Ya, seperti biasa, Haechan akan menggoda Mina atau menggoda gadis di kelas lain. Sedangkan Renjun, Jaemin dan Jeno memilih untuk pergi ke kantin.
Namun, saat mereka akan beranjak. Seorang gadis berambut panjang memasuki kelas yang membuat semuanya menatap gadis itu.
"Lia?" ujar Jaemin dalam hati.
"Omo, omo, omo! Liat siapa yang dateng. Wah, asli nyari gue ini." ujar Haechan dengan pede sambil merapikan rambutnya.
Namun ternyata Lia melewati Haechan begitu saja. Lia terlihat menatap dan berjalan ke arah Jaemin. Namun tidak. Ia berhenti di bangku Soobin sekaligus berhenti menatap Jaemin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin NCT Dream X Lia Itzy X Soobin TXT (My First and Last)
Romance"Aku menyukaimu sampai rasanya sangat gila." ujar Jaemin penuh emosi. Lia hanya menatapnya dengan tatapan dinginnya "Karena aku menyukaimu, itulah sebabnya kau harus berhati-hati. Ku mohon tetaplah di sisiku." sambung Jaemin dengan nada yang merend...