My Destiny <childhood>

2 1 0
                                    

"Mama"

"Herin sayang jangan lari gitu, nanti jatuh"

"Habisnya aku kan seneng banget bisa piknik sama mama"

"Iya tapi hati-hati"

"Siap boss ku"

"Hari ini kamu udah delapan tahun saja, cepat sekali rasanya"

"Herin sudah gede ma, udah bisa bantu mama"

"Pintar sekali anak mama, tapi Herin tetap akan jadi bayi nya mama"

"Kok gitu?"

"Karena kamu akan tetap menjadi gadis kecil mama"

"Herin seneng banget hari ini bisa main bareng mama, kapan kapan kita piknik lagi ya ma"

"Iya, tapi Herin janji harus jadi anak yang baik"

"Janji"

***

"Herin sayang, kamu sudah tumbuh besar kamu sudah lima belas tahun, kamu bisa menjadi gadis yang mandiri ya "

"Nggak ma, Herin gak bisa hidup tanpa mama, mama jangan tinggalin Herin"

"Kamu jangan sedih ya, Mama sedih kalau Herin sedih"

"Mama janji jangan tinggalin Herin, mama harus kuat"

"Herin sayang, penyakit mama sudah sangat parah mama sudah tidak kuat"

"Ma nanti Herin sama siapa, cuma mama yang Herin punya

***

"Mama kamu sudah tidak ada, sekarang Herin tinggal sama bibi ya, bibi akan jadi mama kedua buat Herin"

"Herin kangen sama mama"

"Kamu kuat Herin kamu pasti bisa"

***

Sudah seminggu sejak mama tidak ada. Hidupku rasanya sangat menyedihkan. Aku sekarang tinggal sama bibiku, dia pindah ke rumah kami. Bibi sangat baik aku tidak boleh membuatnya sedih tapi tetap saja aku merindukan mama dan bibi sedih melihatmu yang terus terusan sedih.

Aku melangkahkan kaki ke luar rumah. Sudah seminggu aku tidak keluar rumah rasanya sangat suram. Aku berjalan tanpa sadar pergi ke taman kota. Aku berjalan sejauh ini.

Aku duduk di salah satu kursi yang ada. Sangat sepi sekarang masih pukul sepuluh pagi. Aku bisa melihat burung yang terbang. Awan terlihat mendung sepertinya akan turun hujan jika aku tetap disini maka aku akan kebasahan. Tapi aku rasanya enggan untuk meninggalkan tempat ini. Rasanya sangat sedih jika aku kembali ke rumah karena aku merindukan mama.

Gerimis mulai turun, dan mulai membasahi sedikit deni sedikit. Sebaiknya aku pulang atau bibi akan khawatir. Aku segera berdiri dan melihat koran di kursi yang ku duduki. Aku me ngambil koran itu untuk menutupi kepalaku dan berlari untuk sampai ke rumah.

Syukurlah hujan belum terlalu lebat saat aku sampai di rumah. Bajuku basah tapi tidak terlalu basah. Aku segera ke kamar untuk ganti baju atau aku akan sakit karena kedinginan dan masuk angin.

Aku berbaring di kasur ku dan menemukan koran yang aku bawa untuk melindungi dari hujan. Koran nya agak basah tapi masih bisa dibaca. Aku bukanlah gadis yang suka baca koran. Aku membaca koran itu highlight nya cukup menarik perhatianku

"Sekte sesat berhasil dihentikan orang orang pemuka Sekte ditangkap"

Aku membaca berita itu. Judulnya cukup menarik. Aku membaca tiap kalimat. Disitu menjelaskan bagaimana yang terjadi di Sekte itu. Tidak menarik hingga aku membaca mereka bisa menghidupkan orang yang sudah meninggal. Tentu saja aku kaget, hal itu bukan kah hal yang tidak mungkin. Tapi aku sangat penasaran. Aku segera melihat komputer ku dan mencari tentang berita itu. Hingga aku menemukan satu blog tentang hal itu cara menghidupkan orang mati.

Aku tidak tertarik dengan hal ini, karena aku tau hal ini tabu dan tidak mungkin terjadi. Tapi aku penasaran apakah aku mencobanya toh hal ini tidak mungkin berhasil. Aku membaca blog itu dengan seksama. Hal yang dibutuhkan cukup mudah tapi sangat sulit didapatkan oleh anak kecil sepertiku.

Tiga hari berlalu aku sudah siap. Jangan tanya bagaimana aku mendapatkannya, aku harus pergi hampir mengelilingi kota ini, untung saja bibi tidak tau itu. Dengan hal yang perlu disiapkan. Aku mulai saja ritual nya. Aku mengikuti setiap langkah yang tertulis disitu.

Tidak ada yang terjadi, seperti yang aku kira hal ini sia sia. Bahkan aku melukai diriku karena dia butuh tiga tetes dari keluarganya. Bodoh sekali diriku.

Awalnya aku berpikir begitu sampai sesuatu terjadi muncul sesosok yang menyeramkan. Tidak dia bukan mama.

"Gadis bodoh, kau kira kau bisa menghidupkan orang yang sudah mati"

"AAAAAAAAAAAA BIBI"

Aku teriak aku takut ini sangat menyeramkan. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Bini tiba-tiba saja masuk ke kamarku dia memelukku tapi sosok itu masih ada.

"Herin apa yang kau lakukan"

"Bibi maafkan aku"

Aku memeluk bibi sangat erat aku sangat takut.

"Gadis bodoh, nyawa dibayar dengan nyawa itu kah transaksi nya"

Sosok itu lalu menarik bibiku. Aku tidak kuat untuk menahannya bibi dia meninggal karena aku. Aku menangis aku takut tapi kaki ku, aku tidak kuat untuk berdiri untuk lari dari sini.

"Kau masih kecil aku tidak akan membawa mu sekarang tapi nanti, saat kau sudah dewasa, disaat kau menemukan seseorang yang kau cintai dan mencintai mu, tiga hari setelah orang itu mengatakan dia mencintaimu maka kau harus ikut bersama ku"

Sosok itu lalu menghilang. Aku melihat bibi yang penuh darah. Aku menangis aku segera menelepon ambulans dan membersihkan semua kekacauan yang aku buat.

Ambulans datang tapi bibi tidak bisa selamat. Dokter bilang ada masalah dibagian organ tubuhnya karena keracunan , tapi aku tau bibi meninggal karena aku. Aku sangat bodoh. Aku menyesali perbuatanku.

***

Aku dibawa ke panti asuhan, karena tidak ada orang yang merawatku. Tiap hari aku selalu bermimpi buruk tentang kejadian hari itu. Hal ini berlangsung sampai tiga tahun dan sekarang umurku sudah delapan belas tahun.

Aku takut sosok itu akan datang lagi, tapi dia tidak akan membawaku sampai ada orang yang mencintaiku dan aku mencintainya. Bukankah ini gampang aku tidak perlu jatuh cinta aku tidak perlu mengenak seseorang.

Jika tau akhirnya aku akan mati aku ingin Cepat cepat mati. Aku sudah pernah mencoba bunuh diri, tapi nyatanya aku masih hidup sekarang.

Tahun ini aku kuliah aku memutuskan untuk tidak di panti asuhan dan mulai untuk hidup mandiri dengan uang warisan dari ibuku.

Ateez Episode Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang