Ya, Pria yang saat ini duduk dihadapan Rayya adalah Randu. Pria yang bersamanya berbagi suka, ada untuknya menghapus duka, melindunginya, yang selalu menorehkan bahagia.
Pria yang dicintainya.
Dulu.Kemudian Rayya tersenyum.
“Selalu, setiap senja” Rayya menjawab pertanyaan yang tertunda tadi.
“Masih selalu kesini, berarti masih selalu mengharapkanku?” Tanya Randu.
“ih, pedemu ditakar dikit kali” jawab Rayya mengelak dengan santai.
“Ini tempat yang punya kans paling besar buat mengingat kenangan kita, apalagi niatmu kesini kalo bukan karena itu?” Lanjut Randu.
“Kenangan emang gapernah bisa dihapus. Kesini atau gak kesini tetap aja kenangan kita ada di pikiranku. Tapi hanya sebatas ingat, tanpa rasa” Ucap Rayya menjabarkan.
“Ada di tempat yang menyimpan banyak kenangan kayak gini, kamu sama aja memperkuat memory di otak kamu, yang seharusnya bisa samar kalo kamu gak kesini lagi” Lanjut Randu.
“Walaupun di pikiran aku sangat ingat sama kenangan kita, tapi di hatiku udah gak berasa apa apa. Apa perlu aku ngehindarin tempat ini? Toh disini atau nggak, yang ingat kamu cuma pikiranku, bukan perasaanku”
Randu terdiam, jawaban Rayya sangat tidak diduganya.
“aku balik ya, senang bisa ketemu kamu lagi” pamit Randu, lalu beranjak pergi.
Rayya meminum coklatnya, berpaling kembali menatap senja, yang kali ini tampak berbeda. Beradu antara rindu dan murka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
RomanceJika Cinta itu memberi, Maka melepasmu adalah pemberian terbesar dariku.