PLAK
"Bodoh! Cepat cari bocah itu dan bunuh dia, bawa kepalanya kehadapanku." Hashirama mengamuk sambil menampar seorang samurai yang membawakan informasi padanya."Baik, Tenno-sama." Samurai itu membungkuk hormat seraya pergi.
'Sialan, kupikir seluruh keluarga Minato telah terbunuh.' Batin sang Kaisar.
Hashirama adalah Kaisar yang telah menjabat belasan tahun lamanya. Ia telah melakukan segala cara untuk mempertahankan takhtanya ini, bahkan tak terhitung berapa banyak nyawa yang telah hilang akibat menentang era kepemimpinannya.
Salah satunya Minato, seorang menteri yang cukup cerdas. Keberadaan menteri itu cukup mengancam takhtanya yang saat itu tengah goyah. Tanpa menunggu lama, sang Kaisar membuat fitnah bahwa Minato telah membocorkan rahasia negeri ini pada para pemberontak, kemudian membuat siasat untuk membunuhnya.
Tak disangka, beberapa minggu yang lalu. Salah seorang samurai, memberikan informasi bahwa putera Minato masih hidup, yang lebih membuatnya tercengang, bocah itu adalah si ketua saudagar yang sudah beberapa kali ditemuinya, ia harus menyingkirkan bocah itu secepatnya. Sebelum ada pertumpahan darah, buah dendam masa lalu.
.
.
"Naruto, keparat itu sudah tahu kau masih hidup." Iruka menatap mata biru itu dengan serius."Ck, rencanaku berantakan. Padahal sebentar lagi aku bisa membalaskan dendam Tou-san." Naruto mendecih, seluruh rencananya beranatakan.
Ia sudah merencanakan untuk membunuh Kaisar itu secara diam-diam saat pendistribusian sutera ke istana bulan depan, dirinya akan ada disana. Ia akan membunuh kaisar itu dengan tangannya sendiri. Namun sial, rencananya berantakan sebelum berhasil melakukan semua itu.
"Apa rencanamu setelah ini?" Tanya Iruka, ia juga telah lama menyimpan dendam pada kaisar keparat itu.
Minato adalah orang yang merawatnya sejak kedua orangtuanya mati karena terserang wabah penyakit, Minato telah merawat dan menganggapnya sebagai adik. Namun naas, Minato terbunuh di malam tragis itu, tak ada yang bisa ia selamatkan selain Naruto.
"Aku dengar keparat itu akan melakukan kunjungan ke Osaka tiap musim dingin." Tak ada cara lain, Naruto akan membunuhnya saat dalam perjalanan ke Osaka nanti.
"Ck itu akan sulit." Iruka tahu, para samurai akan berjaga seketat mungkin tiap kali ada kunjungan. Ia tahu betul, karena dulu dirinya adalah seorang samurai.
"Aku akan melakukannya." Ujar Naruto menenggak secangkir sake ditangannya.
"Aku khawatir dia akan memburumu dengan sayembara." Jawab Iruka seraya menuangkan sake kecangkirnya.
"Itu tidak akan terjadi, para saudagar sedang meradang karena perubahan alat tukar, yang diperintahkan olehnya. Jika aku diburu dengan sayembara, itu akan menimbulkan pertanyaan dikalangan saudagar dan aku yakin mereka akan membelaku. Keparat itu tidak akan membiarkan para saudagar melakukan kudeta." Naruto tersenyum sinis kelompok saudagar dinegeri ini memang sangat besar, belum lagi anggotanya adalah kalangan bangsawan dan para petua. Keparat itu tidak akan berani melawannya.
"Hm bagus, kalau begitu kau bersembunyilah sementara waktu. Para samurai istana sedang mencarimu." Ujar Iruka serius.
.
.
Hinata menatap keluar jendela, matanya menyendu. Sebulan lebih, ia selalu menatap keluar jendela. Entah apa yang sedang ditunggunya.'Hinata, sadarlah. Pria itu tidak akan pernah kembali.'
Berkali kali Hinata menekankan hal itu, mencoba menghilangkan sebuah harapan yang terus bersemayam dalam batinnya.
Ia bertanya tanya, apa suatu hari nanti mereka akan bertemu lagi? Jika nanti bertemu lagi, apa Naruto akan mengingatnya?
Suasana malam ini, mengingatkanya pada malam itu, saat mereka berbincang berdua hingga hampir pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
FanfictionPREKUEL DESTINY Hinata Tidak ada hal lain yang diinginkannya, selain hidup tenang bersama dengan Naruto, namun keinginan itu sepertinya harus dibayar mahal olehnya. Naruto Sebesar apapun cintanya pada Hinata. Hinata tidak akan pernah bisa menghalan...