Mulai terlupakan

8.5K 399 24
                                    

" bunda banguuun, ayo kita sarapan ayah udah nunggu di bawah " arumi mengerjapkan matanya saat tangan kecil fasya menggoyang goyangkan bahunya

" kamu sarapan sama ayah dulu ya kak kepala bunda pusing banget ini " ucap arumi lirih sembari memegang pelipisnya yang berdenyut dari tadi setelah solat subuh, entah kenapa akhir akhir ini kepala arumi sering sakit tubuhnya juga mudah lemas

" bunda sakit? " tanya fasya terlihat khawatir

" bunda gak papa kak sebentar lagi pasti sembuh " ucap arumi mencoba menenangkan fasya yang sudah berkaca kaca

" bunda jangan sakit, fasya sedih kalau bunda sakit. Fasya sayang sama bunda " fasya memeluk tubuh lemah arumi, menjatuhkan kepalanya di atas dada arumi

" bunda gak papa kok kak, bunda juga sayang kakak " arumi membalas dekapan fasya

" rum " tidak ada respon yang arumi berikan, dia masih kecewa atas keputusan yang irsyad pilih

" aku mau bicara empat mata sama kamu " masih belum ada jawaban

" princess ayah keluar dulu ya, ayah mau bicara sama bunda sebentar " pinta irsyad pada putrinya yang langsung di turuti oleh fasya

" rum maafin aku, jangan diami aku seperti ini aku mohon " kata irsyad saat tubuh fasya benar benar menghilang

" aku hanya sedang menata kembali hatiku yang sudah kamu hancurkan mas " suara arumi terdengar dingin

" berapa lama lagi rum? Apa waktu dua minggu belum cukup? " tanya irsyad terlihat putus asa

" bahkan luka yang terlihat saja membutuhkan waktu yang lama untuk sembuh apa lagi luka yang tidak terlihat " balas arumi tak mau kalah, entah mengapa akhir akhir ini dirinya mudah sekali terbawa emosi, apalagi setelah pernikahan itu " bisakah mas keluar, aku ingin istirahat dan tidak ingin di ganggu " tambah arumi setelah itu menarik kembali selimut sampai menutupi kepalanya

" aku harap kamu bisa kembali seperti dulu lagi rum " gumam irsyad sebelum keluar

Tanpa irsyad ketahui bahwa arumi sedang menangis di balik selimut, sekuat tenaga arumi menahan isakannya agar suaminya tidak mengetahuinya.

Tak lama irsyad keluar, fasya kembali masuk lalu memeluk tubuh arumi yang terbalut selimut

" bunda cepet sembuh, fasya mau main sama bunda fasya gak mau main sama tante sasya " gumam fasya sembari terus memeluk tubuh arumi membuat tangis arumi semakin deras

' maafin bunda sayang ' ucap arumi di dalam hati, air matanya masih saja menetes sampai mimpi menjemputnya

Jarum jam menunjukan pukul 12.00 itu berarti arumi sudah tertidur selama 4 jam. Pantas saja kepalanya bertambah pusing, mungkin efek terlalu lama tertidur

" astagfirullah ini kepalaku kenapa pusing banget ya " arumi masih memijat pelipisnya yang berdenyut sedari tadi. Di tatapnya wajah polos putrinya yang masih terlelap di sampingnya, mungkin tadi dia ikut tertidur saat memeluk arumi

" maafin bunda ya sayang, jika nanti bunda ingin menyerah tolong kuatkan bunda, bunda sayang kakak " cicit arumi lalu mencium dahi fasya

Arumi akan mencoba iklas akan semua yang telah terjadi. Mungkin ini takdirnya yang sudah di gariskan untuk berbagi suami dengan wanita lain. Mulai sekarang ada dua ratu di dalam istana kecilnya, dan dia harus iklas.

Perlahan arumi turun dari tempat tidur, dia tidak mau mengganggu tidur sang putri. Arumi segera membersihkan tubuh lalu menjalankan kewajiban sebagai orang muslim.

Usai solat dzuhur, arumi turun ke lantai satu untuk mengisi asupan. Perutnya mulai kroncongan karna sedari pagi belum ada makanan yang masuk di perut arumi. Namun baru saja mencium bau udang balado, arumi sudah mual.

" hueek huek huek " arumi masih berusaha mengeluarkan isi perutnya namun yang keluar hanya cairan bening. Tubuhnya juga terasa sangat lemah, dia hampir saja jatuh untungnya arumi segera berpegangan pada pagar di dekatnya.

" ya allah kenapa tubuhku jadi lemes gini ya, kepala ku juga pusing banget apa karna akhir akhir ini aku slalu skip jadwal makan ku ya " dengan sekuat tenaga arumi berjalan menuju ruang keluarga, arumi takut jika dia duduk di meja makan dia akan kembali mual.

" mas irsyad kemana ya? Mbak Sasya juga gak ada " gumam arumi, dia melirik ke lantai dua lebih tepatnya ke arah kamar utama, kamar dia dan irsyad dulu " kamu harus kuat arumi demi fasya huh " ucap arumi menyemangati dirinya sendiri.

" sumpah mas hari aku bahagia banget akhirnya sebentar lagi aku akan menjadi ibu " samar samar arumi bisa mendengar percakapan seseorang

" aku juga seneng, mulai sekarang kamu gak boleh aktifitas yang berat berat, kamu gak boleh sampai stres, makanannya juga harus di jaga " balas sang pria sambil mengusap perut wanita di depannya " hai sayang ini ayah, sehat terus ya jangan nakal di sana " ucap pria itu masih mengusap usap perut sang wanita lalu tersenyum kearah wanitanya

" mas.. "




___________________________________

Assalamu'alaikum reader..
Aku mau ngucapin terima kasih buat kalian yang udah baca cerita aburadul punya ku..
Aku juga mau bilang terima kasih buat kalian yang sudah memberikan vote untuk cerita ku..
Karena kalian semua aku jadi semangat buat nulis..
Aku juga mau minta tolong untuk memberikan kritik dan saran untuk ceritaku biar lebih baik lagi

Salam manis:)

Dua MakmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang