Rumah sakit

9.5K 423 14
                                    

Irsyad terus berlari di lorong rumah sakit, tak peduli sudah berapa kali dia mendapat umpatan dari orang orang yang ia tabrak, yang ada di fikirannya cuma ada sasya, sahabat kecilnya.

" Assalamu'alaikum " ucap irsyad saat sampai di depan ruang ICU, disana sudah ada kedua orang tua nya dan juga sasya yang sedang menangis di pelukan ana, mamah irsyad.

" irsyad " tubuh irsyad sedikit oleng saat sasya memeluknya tiba tiba

" papah syad, papah hiks " dengan sedikit ragu, akhirnya irsyad membalas pelukan sahabat kecilnya itu

" sssst om pasti baik baik saja, kamu tenang aja "

" aku gak mau kehilangan papah, aku gak punya siapa siapa lagi selain papah hiks "

" sssst ada aku oke " ucap irsyad mencoba menenangkan sasya

" keluarga pasien bisa masuk, pasien ingin berbicara sesuatu " kata seorang dokter yang baru saja keluar dari ruangan. Tanpa menunggu lama semua masuk ke ruangan, disana seorang pria paruh baya sedang terbaring lemah di atas brankar

" papah hiks " kata sasya terisak

" ma af in pa pah selama i ni be lum bisa ba ha gia in kamu " sasya menggelengkan kepala saat mendengar ucapan sang ayah

" papah pasti kuat, sasya yakin "

" pa pah udah ca pek, pa pah ingin is ti ra hat "

" gak pah, papah harus kuat, jangan tinggalin sasya hiks "

" ir syad "

" iya om "

" to long ja gain sa sya, nika hi dia syad " ucap hendra dengan terpatah patah

" maaf om irsyad gak bisa, irsyad udah punya istri om " tolak irsyad dengan halus, bayangan istrinya tiba tiba melintas di kepalanya. sosok wanita yang lembut, penyayang dan sabar. Tidak mungkin tega dia menghianati istrinya itu

" om mo hon syad "

" nggak om "

" irsyad, ikut mamah sebentar nak " mau tidak mau irsyad mengikuti ana keluar

" mamah mohon terima sasya nak " pinta ana setelah berada di luar

" tapi mah bagaimana dengan arumi, dia akan terluka "

" mamah yakin dia bisa menerimanya, dia wanita baik "

" aku sudah berjanji tidak akan membuatnya menangis mah "

" mamah mohon syad, mamah sayang sasya hiks " kata ana meraih kaki sang anak

" shit!! Arrggh " irsyad mengacak acak rambutnya frustasi, di satu sisi ia tidak ingin menyakiti istrinya dan di satu sisi dia tidak bisa menolak permintan sang ibu

" mamah mohon syad " ucap ana ingin mencium kaki sang anak namun di tahan oleh irsyad

" bangun mah "

" nggak syad, sebelum kamu menyetujuinya " kata ana keukeh

" baiklah, demi mamah " putus irsyad lalu memeluk mamahnya erat

' maaf arumi maaf aku telah menghianati cinta kita maaf '

Di lain tempat, seorang wanita sedang sibuk mengurusi putri kecilnya yang belum juga berhenti menangis. Arumi masih terus membujuk putrinya untuk berhenti menangis.

" udah dong kak jangan nangis terus, nanti bunda sedih " katanya berharap putrinya mau mendengarkannya

" hiks a yah "

" oke kita susul ayah tapi kakak diem dulu, bunda ambil kontak motor, kakak tunggu sini " arumi bergegas masuk ke kamar untuk mengambil kunci motornya. Dia tidak tega melihat putri kecilnya terus menangis seperti itu

" ayo kak kita susul ayah, tapi kakak cuci muka dulu ya biar cantik lagi " ucap arumi yang balas anggukan oleh fasya

Disini lah mereka sekarang, disalah satu rumah sakit swasta. Tadi sebelum datang kemari, arumi lebih dulu bertanya kepada ana, mertua nya.

" janji gak boleh nakal " kata arumi sebelum memasuki rumah sakit

" he.eh " arumi tersenyum menatap sang putri, di usapnya kepala sang putri dengan lembut.

Mereka melangkah memasuki rumah sakit dengan beriringan, sesekali arumi menyapa orang orang yang berpapasan dengannya, sampai akhirnya ia tiba di ruangan yang di beri tahu oleh ana. Saat akan membuka pintu, arumi mendengar orang orang di dalam berucap " sah " membuatnya menyerngit bingung. Apakah ada yang sedang menikah? Pikirnya saat ini, dari pada menduga duga lebih baik dia memastikannya sendiri.

" assalam... mu'alaikum "
Bagai di timpa batu ber ton ton, seseorang yang dia anggap akan melindunginya malah menorehkan luka yang sangat dalam. Seperti ada puluhan pisau menancap di ulu hatinya secara bersamaan.

" maaf mengganggu " ucap arumi lirih lalu meninggalkan ruangan dengan menarik tangan fasya yang sudah menangis histeris.

----

Alhamdulillah part2nya udah bisa di publis dan sekarang cerita ghazia jga udh bisa di lanjut lagi..
Terima kasih yang sudah membaca ceritaku dan terima kasih untuk kalian yang sudah memberikan vote untuk ceritaku yang masih banyak kekurangan ini:)

Dua MakmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang