Hari Ayah

5.6K 398 8
                                    

"Loh kenapa belum ganti baju?" tanya arumi saat masuki kamar

"Hari ini fasya gak sekolah bunda" ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari bonekanya

"Tapi guru kakak gak bilang sama bunda kalau hari ini libur"

"Mungkin lupa bunda"

"Coba bunda tanya guru kakak dulu" arumi sudah bersiap menghubungi guru kelas fasya tapi di cegah oleh fasya

"Nggak usah bunda, hari guru fasya lagi sibuk semua" wajah fasya terlihat ketakutan membuat arumi bertambah penasaran, setiap ada pemberitahuan dari sekolah pasti guru fasya akan menghubunginya tapi kali ini tidak ada pemberitahuan sama sekali

"Bundaaa" panggil fasya dengan mata berkaca kaca sambil memegang tangan arumi yang sedang memegang ponsel

"Boleh nggak fasya gak ke sekolah hari ini aja" dahi arumi mengerut mendengar permintaan putrinya

"Kenapa?" tanyanya

"Fasya mau sama bunda" alasan fasya terdengar aneh, arumi yakin ada sesuatu yang sedang fasya tutupi darinya

"Kakak ada masalah di sekolah?" tanya arumi lembut

Fasya menggelengkan kepalanya sebagai jawabannya

"Terus kenapa gak mau sekolah? biasanya kakak semangat banget kalau ke sekolah"

"Kata bu guru hari ini ada peringatan hari ayah dan kita di suruh dateng sama ayah" fasya mengatakan itu sembari menundukan kepalanya

"Tapi fasya nggak papa kok kalau nggak dateng" ucapan fasya cukup membuat hati arumi hancur

"Kenapa nggak dateng? Kakak kan masih punya bunda"

"Tapi kan ini hari ayah bukan hari ibu" suara fasya terdengar sendu

"Nggak ada bedanya kok bunda sama ayah, kita sama sama orang tua kakak kan" ucap arumi berusaha menghibur putrinya

"Tapi kalau nanti di tanya bu guru gimana?"

"Biar bunda yang jelasin, sekarang kakak ganti baju aja biar perlengkapan kakak bunda yang siapin"

Arumi segera keluar kamar untuk menyiapkan perlengkapan untuk fasya bawa. Sekotak bekal yang sudah arumi siapkan tadi dia masukan ke tas sekolah fasya. Arumi juga menyiapkan sepatu sekolah fasya

Tok tok tok
"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam, sebentar"

Dengan tergopoh gopoh arumi membukakan pintu rumahnya. Disana sudah berdiri seorang pria gagah yang beberapa hari ini ada di kehidupannya dan fasya

"Eh pak andaru, ada perlu apa ya pak?" tanya arumi

"Saya kesini mau pamit soalnya urusan saya disini sudah selesai." jelas andaru

"Wah ada daddy" ujar fasya riang, dia langsung menghampiri andaru dan duduk di pangkuannya

"Kak nggak boleh manggil gitu, nggak sopan" tegur arumi tersenyum sungkan pada andaru

"Tidak apa apa, saya malah seneng jika fasya memanggil saya daddy. Anggap saja ini cara saya membiasakan fasya memanggil saya daddy"

Ucapan andaru barusan terdengar ambigu di telinga arumi. Apa maksudnya membiasakan fasya memanggilnya daddy, bagaimana kalau ada yang salah paham dengan panggilan fasya pada andaru

"Daddy mau nggak dateng ke sekolah fasya?" tanya fasya ragu "hari ini ada perayan hari ayah, fasya di suruh dateng sama ayah tapi kan fasya nggak punya ayah jadi mau nggak daddy gantiin ayah ke sekolah fasya" lanjut fasya sambil memainkan jarinya tanpa menatap andaru

Dua MakmumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang