O9.

1.5K 195 25
                                    

"Aku lupa memberitahumu untuk tidak sembarangan datang di waktu yang tidak pas."

Jungkook berjengit kaget melihat Jiyeon dalam balutan kimono tidur sudah berdiri di hadapannya. Kedua tangan Jiyeon terlipat di depan dada, mencandai kegugupan yang melanda Jungkook saat itu. Apalagi dengan tampilan Jiyeon sekarang yang sama sekali tak sungkan menunjukkan jika dia baru saja melewati pergumulan indah dengan Tuan Taehyungnya.

"Jam berapa sekarang?" Pertanyaan bodoh Jungkook menimbulkan rotasi kedua bola mata Jiyeon. Bibir sewarna bunga sakuranya mendecak tak percaya.

"Memangnya kau meminta jam berapa tadi?" gertak Jiyeon sebal.

"Setelah pulang sekolah."

Jiyeon mendudukkan diri di salah satu sofa ruang tamu yang minim pencahayaan mengingat waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam.

"Lain kali kau harus meminta dengan jelas jam berapa yang kau inginkan. Jika hanya setelah pulang sekolah, jam sebelas malam pun masih masuk pulang sekolah," sindir Jiyeon keras. Gadis itu mengangsurkan segelas air putih ke hadapan Jungkook yang langsung menenggaknya dalam sekali tegukan.

Tatapan mata Jungkook jatuh pada leher Jiyeon yang dipenuhi tanda merah hasil karya Taehyung. Tiba tiba wajahnya memanas tanpa diminta. "Kenapa gerah sekali malam ini," tatanya refleks mengipasi wajah dengan sebelah tangan.

Jiyeon terkekeh ringan melihat Jungkook yang salah tingkah. Si cantik jelita malah mencandai Jungkook dengan menggelung rambutnya ke atas. Memamerkan hasil karya prianya pada pria tampan di hadapannya. Membuat Jungkook tersedak ludahnya sendiri.

Jiyeon tertawa kecil kemudian kembali bertanya. "Mau apa kesini? Aku yakin kau tidak baru saja sampai."

"Maksudmu?" Jungkook berlagak tidak tahu dengan menghindari tatapan menuduh Jiyeon yang tertuju padanya.

"Kau melihatku dengan Tuan Taehyung tadi, kan?"

Tubuh Jungkook mendadak berjengit kaget. Pandangan matanya meliar ke seluruh penjuru ruangan sedangkan Jiyeon menuntutnya untuk bersitatap. Maka ketika tangan Jiyeon menyentak tangannya, Jungkook akhirnya mengalah dengan menubrukkan pandangan mereka.

"Maafkan aku," sesal Jungkook tulus. Sama sekali tidak menyangka jika ia terlempar di waktu yang sama sekali tak tepat. Kali ini kembali salah satu rahasia Jiyeon tak sengaja terbongkar.

Raut wajah Jiyeon berubah tak terbaca. Setitik kekecewaan terbayang di sana, disertai sejumput kesedihan tak kentara. Senyuman lemah Jiyeon lempar sebagai jawaban. Matanya menunduk pelan, kesepuluh jemarinya bertaut. Batinnya dilanda gusar, sedikit nyeri juga menyambangi, persis seperti orang patah hati ringan.

Lama Jiyeon terdiam, menimbulkan hening panjang yang membuat Jungkook bertanya-tanya. Hingga kemudian jawaban pelan meluncur dari bibir Jiyeon, "Lupakan."

Jiyeon mengibaskan sebelah tangannya seolah tidak menganggap insiden itu sebagai masalah besar. Ketika ia bangkit untuk kembali ke kamar, tangan Jungkook yang mencekal pergelangan tangannya berhasil menghentikan langkahnya.

"Ada apa?"

"Darimana kau tahu jika aku sudah datang sejak tadi?"

Namun, bukannya mendapat jawaban, Jungkook hanya mendapat seulas senyum manis Jiyeon yang entah membuat seluruh bulu kuduk Jungkook meremang. "Aku tadi sangat ingat kalau sudah menutup jendelanya," sindir Jiyeon telak.

Jungkook menggeleng pelan, masih menahan pergelangan tangan Jiyeon yang akan melanjutkan langkah. "Aku masih ingin tahu alasanmu memberikan kompas waktu padaku."

[ ✓ ] The Time Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang