1O.

1.4K 205 26
                                    

Dengan berat hati Jungkook terpaksa keluar dari mobil lantaran Jieun tidak berhenti mengetuk kaca jendelanya. Sebelum keluar Jungkook menyimpan kompas pemberian Jiyeon kedalam saku tas sekolahnya. Baru setelah itu ia menghampiri Jieun yang sudah melipat tangan di depan dada sembari menyandarkan punggung di badan mobil Jungkook.

"Apa?" ketus Jungkook yang tidak ingin berlama-lama dengan Jieun.

Awalnya Jieun sama sekali bungkam. Kedua netranya menatap tajam Jungkook hingga membuatnya tak nyaman. Sementara Jungkook menatap balik dengan dahi berkerut lantaran tak senang diperlakukan demikian.

"Cepat katakan apa maumu. Aku harus pulang!" desak Jungkook tak sabar.

Lama Jieun hanya diam sampai akhirnya bibir mungil itu mengeluarkan sebaris kalimat, "Jauhi Jiyeon dan jangan cari tahu apapun tentang dia."

Nada suara Jieun masih sangat dingin. Seperti bongkahan es di kutub utara. Sesaat Jungkook tertegun kala merasakan embusan angin dingin di belakang tengkuknya. Sampai kemudian ia tersadar jika manik mata Jieun berubah seperti yang ia lihat didalam kelas tadi. Jungkook sedikit menggelengkan kepala tidak mempercayai penglihatannya.

Tapi seratus persen Jungkook yakin, ia tidak salah melihat pendar cahaya merah di kedua bola mata Jieun yang tampak mengerikan.



ㅤㅤ
ㅤㅤ



•••
ㅤㅤ
ㅤㅤ





ㅤㅤ

Jungkook menggendarai mobilnya dengan perasaan luar biasa gusar. Setelah berhasil kabur dari Jieun yang tampak semakin aneh, Jungkook segera melarikan mobilnya. Beberapa kali ia melirik spion demi memastikan jika Jieun masih berdiri kaku menatap ke arahnya pergi. Tanpa ekspresi, juga wajah dingin yang terlihat pucat.

Bibir Jungkook tidak berhenti memaki lantaran masih merinding luar biasa. Bunyi gemeletuk giginya menandakan Jungkook seperti orang di serang hipotermia, menggigil kedinginan. Dalam pikirannya saat ini hanyalah ia harus segera mencapai rumah. Entah kenapa rasanya ia seperti dikejar bahaya, padahal Jungkook sama sekali tak mengerti salah apa yang ia perbuat.

"Jungkook, tumben pulang cepat?" Ibunya bertanya penuh heran. Pasalnya Jungkook sangat jarang pulang tepat waktu, biasa ia bermain basket bersama kawanannya lebih dahulu. Mendapati Jungkook pulang dengan tergesa tanpa menoleh sama sekali, tentu menimbulkan kernyit di dahi sang ibu.

Sayangnya Jungkook tak menggubris sama sekali. Pemuda itu tetap berjalan terburu ke arah kamar dan segera mengunci diri di dalam. Membaringkan badan gemetarnya seraya menutup mata dengan sebelah lengan, Jungkook mencoba mengatur pernapasan. Mendadak kepalanya dilanda pening hingga kantuk luar biasa menyerang. Membuat Jungkook mau tak mau berbaring semakin menyamankan diri, kemudian, semua berubah gelap.



ㅤㅤ
ㅤㅤ



•••
ㅤㅤ
ㅤㅤ





ㅤㅤ

Sepasang lengan ramping itu melingkar di leher kokoh seorang pria dengan manja. Kepalanya di sandarkan di dada sang pria, mempercayakan diri sepenuhnya dalam genggaman kuat tangan yang kini menopang berat tubuhnya. Terkadang mata rusanya naik demi melihat wajah rupawan pria yang menyatakan diri sebagai pemiliknya.

[ ✓ ] The Time Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang