O4.

1.8K 259 43
                                    

Setelah insiden kedatangan pria yang Jiyeon sebut sebagai Tuan Taehyung, Jungkook diseret Jiyeon keluar dan diminta pulang. Tanpa penjelasan lebih lanjut, Jiyeon hanya meminta Jungkook untuk tidak bertanya apapun padanya karena Jiyeon tidak akan bercerita apapun kendati Jungkook memaksa. Dengan terpaksa akhirnya Jungkook mengalah. Pulang dengan pertanyaan yang semakin berjubel di kepala.

Keesokan harinya, Jiyeon masih tidak masuk sekolah. Tidak ada surat keterangan apa pun. Bahkan, kala guru bertanya, tidak ada satupun yang berniat menjawab, kecuali Suzy dan Jieun yang terlihat sekali mencari alasan masuk akal. Dan para guru pun percaya saja, benar-benar tidak peduli dengan Jiyeon yang tak ubahnya transparan di antara mereka.

"Apa kau sudah bertemu dengannya?" tanya Jieun saat Jungkook bergabung duduk bersama kala waktu istirahat tiba. Pria tampan itu mengangguk, masih fokus dengan makanannya tanpa memandang Suzy dan Jieun sama sekali. Sedangkan kedua gadis tersebut tidak bertanya lebih lanjut, seperti ada kesepahaman tak kasat mata di antara mereka.

"Apa kau juga tahu tentangー dia?" Kali ini Jungkook bertanya dengan hati-hati. Arah pandangnya kian menajam kala Jieun tiba-tiba membenarkan posisi duduk dan Suzy yang meneguk air minumnya hingga tandas.

"Kami temannya, Jung. Tentu saja pernah." Suzy mengibaskan sebelah tangan seolah pertanyaan Jungkook adalah hal terkonyol di dunia.

"Sudah berapa lama?"

Kali ini Jieun menatap Jungkook penuh selidik. "Apa maksudmu?"

"Dia bersama pria itu?"

"Mungkin sudah setahun. Sejak kenaikan kelas dua waktu itu," terang Jieun tanpa berusaha menutupi apa pun. Mungkin baik dirinya dan Suzy sudah sepakat jika Jungkook bukan lagi orang asing di antara mereka berempat. Lagipula jika Jiyeon menerima kedatangan Jungkook di rumahnya, berarti Jiyeon tidak keberatan jika Jungkook tahu sedikit saja informasi tentangnya.

"Jadi desas desus dia yang jadi simpanan pria kaya itu benar?"

Rasanya Jungkook masih tidak ingin percaya kendati ia melihat sendiri sedan mewah yang selalu mengantar jemput Jiyeon. Pun ia datang berkunjung langsung ke rumahnya. Hanya saja Jungkook masih penasaran, apa yang melatari Jiyeon bisa senekat itu. Padahal jika melihat dari kepribadiannya, Jiyeon bukanlah gadis gila harta yang rela menjadi peliharaan seorang pria kaya demi memenuhi gaya hidupnya.

Jiyeon terlalu manis untuk itu. Akan tetapi, nalarnya mencoba mencela batinnya yang setia menyangkal juga hatinya yang terlanjur patah. Jungkook sudah melihat dengan mata kepala, lalu apalagi yang membuat ia tidak mempercayai penglihatannya sendiri?

Sebab, cinta itu buta. Tidak ada alasan kuat kenapa harus dia. Begitu pun Jungkook, hanya seorang siswa sekolah menengah yang jatuh cinta dan kelewat ingin tahu apa saja tentang si gadis pujaan. Sayang, sepertinya ia jatuh pada orang yang salah.

"Kau sudah melihatnya sendiri. Kuharap kau bisa merahasiakannya dan tidak ingin tahu terlalu banyak, Jung." Kembali Jungkook mendengar nada suara Jieun yang berubah sedingin es di kutub. Seperti mengandung peringatan agar Jungkook tidak melanggar batas untuk terlalu dekat.

"Terkadang lebih baik tidak tahu daripada kau menyesalinya."



ㅤㅤ
ㅤㅤ



•••
ㅤㅤ
ㅤㅤ





ㅤㅤ


Besoknya lagi, Jiyeon sudah kembali ke sekolah. Tidak ada sambutan heboh setelah ia menghilang selama seminggu. Jieun dan Suzy pun hanya memeluknya erat dan melompat-lompat kecil kala Jiyeon memasuki ruang kelas. Sedangkan siswa lainnya tetap pada aktivitas masing-masing tanpa peduli sama sekali.

[ ✓ ] The Time Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang