13.

1.2K 178 28
                                    

Sekembalinya menjelajah waktu, Jungkook bergegas ke lapangan basket karena teman-temannya pasti sudah menunggu. Sayang, bukannya mendapat pujian dalam permainan, Jungkook mendapat pekikan kesal dan kernyitan heran beberapa temannya.

"Jeon Jungkook! Ada apa denganmu?" Soojung, manajer tim basket sekolah, bertanya dengan nada jengkel. Sore ini mereka ada latihan untuk pertandingan basket. Tapi, sedari tadi Jungkook tampak tidak fokus hingga berulang kali terjatuh. Seluruh teman satu timnya pun menyayangkan sang pemain handal yang sedang tidak maksimal. Padahal dua minggu lagi mereka mengikuti pertandingan antar sekolah.

Kerumunan itu perlahan bubar manakala Hoseok meminta untuk meninggalkan Jungkook sendirian. Pria itu menempati bangku di sebelah Jungkook. Memperhatikan sahabatnya lamat. Namun, tak kunjung ada penjelasan melalui bibir tipis Jungkook. Pria jangkung itu hanya diam dengan pandangan lurus ke depan.

"Kau tidak mau memberikan sanggahan?" tawar Hoseok yang sudah bosan dengan diamnya Jungkook.

Sekilas Jungkook melirik dengan ekor mata. Helaan napas terdengar melalui celah bibirnya disusul acakan pada surai kelamnya, frustasi. Tangan Jungkook menyambar sebotol air mineral di sampingnya kemudian meneguknya hingga habis tak bersisa.

"Aku mau pulang dulu." Adalah kalimat pertama Jungkook. Pria itu bangkit, sedikit menoleh keatah Hoseok sebelum kemudian melangkah pergi. Tidak ada seorang pun yang menahan Jungkook, mereka pikir lelaki itu sedang tidak sehat atau butuh waktu sendiri.

Sepanjang perjalanan pulang, berulang kali Jungkook tampak menimang. Matanya melirik ke sekitar lingkungan sekolah. Terlihat seperti mencari sesuatu. Hingga kemudian sudut bibirnya terangkat naik seolah menemukan apa yang ia cari.

Langkah kaki lebar Jungkook membawanya ke arah perpustakaan sekolah. Mungkin sebentar lagi akan ditutup mengingat jam pulang sekolah sudah berbunyi sejak satu jam lalu. Tapi Jungkook tetap kekeh menyelinap memasuki tanpa diketahui penjaga perpustakaan.

Dengan langkah pelan Jungkook mencari sudut tempat Jiyeon membawanya dulu. Bergegas Jungkook melangkah lebar demi mencapai sudut tersebut. Namun, langkahnya terhenti ketika matanya menangkap sosok yang tak asing. Sosok tersebut tambak kebingungan, berulang kali melirik ke arah depan, tepatnya pintu masuk perpustakaan. Ujung pakaian yang dikenakan sosok itu tampaknya tersangkut di salah satu rak, membuatnya harus berusaha melepaskan diri.

Pupil mata Jungkook membesar dengan mulut bergumam tak mempercayai pandangannya manakala langkahnya semakin mendekati sosok tersebut. Berulang kali Jungkook menggelengkan kepala. Sama sekali menyangkal penampakan sosok yang ada di hadapannya.

"Tidak mungkin."

Tapi Jungkook benar-benar yakin. Melihat dari pakaian yang dikenakan sosok tersebut. Jungkook yakin jika sosok tersebut adalah dirinya sendiri. Sepersekian detik kemudian, sosok lain dirinya itu turut menoleh dan mimik serupa didapatinya.

Kedua sosok berwujud Jungkook tersebut saling terkejut mendapati cerminan diri mereka sendiri.



ㅤㅤ
ㅤㅤ



•••
ㅤㅤ
ㅤㅤ





ㅤㅤ


Derap langkah Jungkook terdengar sangat cepat. Seperti orang kesetanan. Berlari kencang dengan kepala beberapa kali menoleh kebelakang seperti orang takut ketahuan. Tetapi, sungguh, Jungkook memang sedang takut setengah mati.

Jantung Jungkook berdegup tidak sesuai irama. Keringat menetes hingga membasahi hampir seluruh punggung Jungkook. Matanya berulang kali melirik ke arah kantong celana tempat benda laknat pemberian Jiyeon berada. Kepalanya masih menggeleng tak percaya.

[ ✓ ] The Time Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang