Epilog.

1.5K 154 39
                                    

"Dari mana?"

Sebenarnya Taehyung tak perlu bertanya. Cukup melihat sebaris senyum si bibir Jiyeon, jawabannya sudah jelas.

"Aku tadi menengok Jungkook sebentar," ujarnya sambil mendudukkan diri di atas pangkuan Taehyung yang sigap melarikan jemarinya, mengusap helaian rambut Jiyeon penuh kelembutan.

"Dia pasti kebingungan."

"Hmm, dia pikir aku cuma bagian dari sisa mimpinya."

"Mimpi yang indah," bisik Taehyung sembari mengusakkan puncak hidungnya ke pipi gembil Jiyeon yang merona.

Ah, apalagi yang Jiyeon inginkan dari dunia. Setelah keegoisannya selama ini, Jiyeon jadi banyak merenung. Padahal Taehyung tidak pernah menuntutnya biarpun ia bisa, tapi dengan jahatnya Jiyeon mengabaikan perasaan itu. Membuat Taehyung sengsara tanpa kata selama ini. Dan baginya, sekarang sudah lebih dari sekedar cukup untuk penderitaan mereka. Baik Jiyeon maupun Taehyung sudah berada di penghujung jalan. Di mana Jiyeon telah menentukan lorong mana yang akan ia jejaki sepenuh hati.

Tidak ada penyesalan, Jiyeon sudah bisa pastikan itu.

"Kupikir, aku sudah bisa menerima semuanya. Jungkook sudah baik-baik saja dan masa pemulihannya cukup cepat. Juga aku sudah memiliki kehidupan baru di sini, bersamamu, seperti apa yang telah digariskan di masa lalu."

Taehyung mengangguk, masih setia menyisir helai sutra Jiyeon yang begitu tepat dalam genggamannya. Kemudian pandangannya beredar tatkala instingnya merasakan ada kehadiran lain di antara mereka.

Hingga matanya menemukan Jieun yang entah sejak kapan sudah berdiri tepat di samping mereka dengan senyuman. Gadis berambut pendek itu menatap sekilas ke arah Jiyeon.

"Apa aku sudah bisa melepaskannya?"

"Ya. Terima kasih sudah menjaganya selama ini," balas Jiyeon.

Jieun tersenyum. Baginya, membantu manusia seperti Jiyeon adalah sebuah kesempatan. Dan Jungkook adalah jembatan yang menghubungkan. Jieun adalah salah satu vampir berhati cukup lembut. Ia tidak masalah saat diminta menjaga Jungkook hingga kesadarannya pulih sepenuhnya.

Berkat Jieun, Jungkook kembali seperti semula. Jieun juga yang menghapus segala memori singkat tentang Jiyeon, kompas waktu, dan dunia mereka dalam ingatan Jungkook. Membuatnya menjadi abstrak, samar, hingga menuntut dilupakan.

"Terima kasih."



ㅤㅤ
ㅤㅤ



•••
ㅤㅤ
ㅤㅤ





ㅤㅤ


Tiga bulan kemudian

Lamunan Jiyeon terburai kala sensasi dingin yang menyengat menyadarkannya. Iris kembarnya sontak melirik ke arah rantai tipis yang melingkar di sekitar leher jenjangnya. Tangan Jiyeon terangkat naik, menyentuh kalung berwarna putih yang baru saja Taehyung sematkan.

"Apa ini?"

Kepala Jiyeon mendongak, meminta jawaban dari Taehyung yang tersenyum lebar. Bukannya menjawab, Taehyung malah menundukkan kepala demi meraih ranum sakura Jiyeon yang menggoda. Melumatnya pelan demi mencecap kelembutan yang menjadi candu bagi si vampir tampan. Dengan latar pemandangan musim dingin di luar jendela kamar mereka yang terasa begitu beku, tapi sama sekali tidak akan sanggup membuat keduanya mati kedinginan.

Kala Taehyung membuat jarak tipis di antara belah bibir mereka, ia berucap, "Hadiah untukmu."

Alis Jiyeon menyatu tak mengerti. Bibirnya menyunggingkan senyum yang tampak aneh di mata Taehyung.

"Untuk apa?"

Tidak dengan perkataan, Taehyung menyentuh bandul kalung yang baru saja Jiyeon sadari berupa tiga buah jarum berwarna tembaga yang dipoles sedikit kemerahan. Ketiga jarum tersebut di tata saling menumpuk dengan sebuah roda gerigi kecil sebagai perekat. Sangat memukau. Sampai Jiyeon menyadari jika ketiga jarum tersebut ialah jarum jam dalam kompas waktu.

"Aku membuatnya secara khusus. Untukmu mengenang segala bentuk memori."

"Tapi kompas itu kan tentangー"

"Sshh." Ibu jari Taehyung tertumpang di atas bibir Jiyeon. Kemudian menarik turun bibir bawah Jiyeon hingga mulut si gadis sedikit terbuka. Pelan, Taehyung kembali mempertemukan kedua belah bibir mereka. Mencium gadisnya panjang, memindahkan Jiyeon ke atas pangkuannya.

"Bukan hanya tentang dia. Tetapi juga semua memorimu selama menjadi manusia. Aku ingin kau tetap memiliki kenangan itu dan kalung ini sebagai hadiah terima kasih dariku, untukmu yang sudah rela melepaskan kehidupanmu untuk abadi dengan makhluk terkutuk sepertiku," terang Taehyung panjang.

Kedua bola mata Jiyeon mendadak berkabut. Bibirnya bergetar seiring isak tangis mulai terdengar dari bibir tipisnya. Senyumnya terkembang bersamaan dengan terjangan pelukan kepada sang pria terkasih.

Dalam dekapannya yang terlampau erat, Jiyeon membisikkan beribu kata maaf untuk Taehyung juga hatinya yang sudah setegar karang, menunggu Jiyeon dengan sabar. Menyayangi Jiyeon tanpa apa dan kenapa. Juga untuk Taehyung yang sangat mencintai Jiyeon dengan segenap jiwa raga.

"Tuan tidak terkutuk, semesta sudah mengirimkan Tuan untuk jadi takdirku. Aku percaya semesta tidak pernah salah dalam memasangkan."

Aliran air mata Jiyeon jatuh menuruni tengkuk Taehyung. Menjadikannya basah hingga merembes ke dalam kerah kemeja hitam Taehyung.

"Akuーaku mencintai Tuan," ucap Jiyeon pelan namun penuh penghayatan. Bahkan tubuhnya bergetar bersama aliran darahnya yang mengalir sederas pusaran air di lautan. Jiyeon bersungguh-sungguh dalam setiap katanya. Memaknai penuh dalam sanubari.

Hal berbeda terjadi pada Taehyung. Mata marunnya tampak kosong. Bukan karena melamun, melainkan perasaan hangat luar biasa yang terasa asing masuk menyeruak ke dalam seluruh tubuh Taehyung. Perasaan yang baru pertama Taehyung rasakan, namun sensasinya sangat menyenangkan.

Maka kala sepasang lengan Taehyung balas memeluk Jiyeon erat, Taehyung tahu jika perasaan itulah yang dinamakan cinta sejati.

"Aku juga sangat mencintaimu, Jiyeon."

Seribu, atau bahkan puluhan ribu tahun pun berani Taehyung jejaki, asal Jiyeon selalu di sisi.


ㅤㅤ


 

▪The Time Between Us▪

Ini end beneran guys, seriusan. Sudah selesai masa-masa memutar otak bersama vampir ganteng Taehyung dan si badung Jungkook.

But ....

Well, we'll see🌚

[ ✓ ] The Time Between UsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang