Meski ingatan kita berdua telah dihapus dari dunia, mungkin di waktu yang berbeda, kita akan segera bertemu lagi untuk mengulang sesuatu yang sama.
Aku akan melindungimu seperti yang dulu, 5 tahun , 20 tahun, 100 tahun. Seelamanya..
"Yoroshiku , onegaishimas !" Tutup shinobu dari perkenalanya.
Semua murid yang berada di ruang olahraga tampak antusias menyambut kedatangan shinobu.
"Karena dia belum mendapatkan seragam olahraga, untuk sementara aku akan membiarkanya melihat saja" "Sekarang silahkan kalian melakukan pemanasan, sabito akan memimpin seperti biasanya"
"Hai sensei !" Jawab murid-murid itu.
Shinobu berjalan menjauh dari teman-temanya yang tengah berolahraga, ia hanya diam dan duduk-duduk saja tanpa melakukan apa-apa, lagi pula dari kecil, fisiknya tak sebagus anak2 lain, dia gampang lelah dan mudah sakit.
"Seperti wanita bangsawan saja" gumamnya dalam tundukkan kepala seraya tersenyum tipis.
Ia mendongakkan kepalanya, dan tak sengaja melihat giyuu yang tengah melepas jaket olahraganya, menyisakan kaos putih polos yang melekat di tubuhnya.
Sontak , gadis-gadis itu menjerit, dan kagum akan ke tampanan dari wajah tomioka giyuu.
Namun tiba-tiba saja instingnya , membuat kepala giyuu menoleh pada shinobu, meski tak ada panggilan apapun darinya.
Shinobu lantas menepuk kedua tanganya sembari melemparkan senyum lembut pada giyuu.
Seketika itu, Giyuu terdiam untuk beberapa saat, gerakan tanganya pun tanpa sadar ikut melambat.
Flashback :
Kochou mengintip dari jendela ruanganya , menatap butiran salju yang ingin sekali disentuhnya.
"Indahnya"
Giyuu membuka kelopak matanya , memperhatikan kochou yang nampak begitu kagum kepada salju itu.
"Aku ingin keluar dari sini" ujarnya.
Giyuu mendongakkan kepalanya dan beralih menatap wajah nona nya.
"Padahal sebelum waktu itu datang, aku ingin sekali menikmati waktuku, melewati beberapa musim diluar sana" "Andai saja , suatu saat aku bisa" gumamnya
"Kenapa tidak pergi saja ?" Tanya giyuu
"Disini saja sudah cukup, aku tidak bisa berjalan terlalu jauh, aku mudah kelelahan"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tomioka-san , ceritakan tentang dirimu, aku ingin mengenalmu lebih jauh"
"Menceritakan soal apa"
"Apa saja"
"Aku tidak tau harus bercerita apa"
Kochou tertawa kecil,
"Berapa usiamu tomioka san ?"
"21 tahun"
"Rupanya Kau lebih tua 3 tahun dariku"
"Kau 18 tahun ?" Tanya giyuu
Shinobu menganggukkan kepalanya ringan, matanya selalu menyipit dan dengan tulus selalu menyunggingkan senyumnya pada giyuu.
Suasana kembali hening dan tenang, Shinobu menatap keluar jendela kemudian memejamkan matanya.
"Udaranya dingin sekali ya"
"Biar aku ambilkan mantelmu" ucap giyuu seraya bangkit dari duduknya.
Tak butuh waktu lama , giyuu kembali datang membawa mantel violet berbulu milik kochou, ia berdiri di belakang kochou dan memakaikan mantel hangat itu padanya.
"Aku penasaran kemana perginya kupu-kupu saat musim salju"
"...."
"Ano, tomioka -san , kalau kau lelah menjagaku, kau boleh meminta hari libur" "Daijoubu, aku bisa sendiri"
"Aku tak mungkin meninggalkanmu , aku hanya menjalankan tugas, menurutku disini saja sudah lebih dari cukup"
"Kalau begitu, temani aku setiap hari , ya ?" Ucap shinobu seraya meraih tangan giyuu.
Flashback off.
"Ah !" Giyuu menggeleng gelengkan kepalanya, dan mencoba menyadarkan dirinya dari lamunanya sendiri.
Ia kembali mengalihkan perhatianya pada shinobu, namun ia sudah tak berada di tempat duduknya semula.
"shinobu chan ! Daijoubu ?!!"
"Ah tidak , tidak masalah"
"Ada apa ?" Tanya giyuu panik seraya menghampiri kerumunan murid-murid itu.
"Shinobu-chan terjatuh dan pergelangan tanganya berdarah"
"Biar ku ambilkan kotak p3knya !" Sahut salah satu murid
"Tidak usah, biar aku saja , kalian teruskan olahraganya"
Murid itu menganggukkan kepalanya pelan.
Giyuu lantas membantu shinobu berdiri,
"Tomioka-san , anu maaf, sebenarnya , saat takut , aku jadi kesulitan berjalan" "D-darahnya tak mau berhenti, ak-aku takut sekali" ujar shinobu dengan suara bergetar.
Giyuu buru-buru merogoh sakunya dan mengeluarkan sapu tangan merah tuanya, ia mengikat sapu tangan itu di pergelangan tangan shinobu dengan erat agar darahnya tertahan.
Kemudian dengan sigap menggendong tubuh shinobu menuju ruang uks.
Shinobu menatap mata dingin yang terpatri di wajah giyuu, ia tanpa sadar menyunggingkan senyum dan berucap dengan nada yang tak asing di telinga giyuu.