3

1.5K 118 13
                                    

Shinobu menghela nafas lega, untungnya ia tak kehujanan sebelum sampai di sekolahnya.

Ia mendekap kotak bento itu erat-erat, seraya mengulas senyum tipis di wajahnya.

"Shinobu - chann!!! Huaaa !!"

"Ah !"

Kanroji berlari menghampiri shinobu dan langsung memeluk tubuhnya.

"Asataga, apa yang terjadi padamu ? Kau tidak apa ? Ku dengar kau terluka ?"

"Hmm , daijoubu , hanya luka kecil saja, tapi , aku sangat takut dengan darah sampai2 kaki ku lemas"

"Huhh yokatta"
"Ayo ku antar ke kelas"

"Hm" gumam shinobu seraya menganggukkan kepalanya.

Ditengah perjalananya , shinobu tiba-tiba saja menghentikan langkahnya dan menatap perpustakaan itu.

"Rasanya seperti nostalgia"

Ia memperhatikan sekat demi sekat rak buku tersebut dengan mata violetnya.

"Shinobu chan ?"

"Ah, maaf"

"Kau mau ke perpustakaan ?"

"Tidak, aku cuma ingat sesuatu"

"Souka ?"

"Ayo" ajak shinobu.

Flashback

Kouchou menatap wajah giyuu yang tertidur begitu pulas dengan tangan sebagai tumpuanya.

Kouchou meniru gaya tidur giyuu, namun dengan posisi kepala yang berlawanan arah dengan giyuu.

Ia menyibak rambut giyuu, agar tak menutupi dan mengganggu.

Namun tiba-tiba saja giyuu membuka kelopak matanya terkejut kemudian ia memegang pergelangan tangan kouchou.

"Maaf, aku membangunkanmu tomioka-san"

Giyuu membenarkan posisi duduknya seraya ia menghela nafas panjang.

"Buku apa yang kau baca sampai tertidur sepulas itu"

"Aku tidak membacanya , aku cuma tertarik pada judulnya saja"

"Apa ?"

"Bunga daisy"

Kochou tertawa kecil.

"Kau tau, itu buku yang ditulis nee-san untukku"

"Benarkah ?"

"Hm, tapi aku tak pernah membacanya, kupikir itu memalukan"

Giyuu memegangi buku itu dan menatap kochou bergantian.

"Maaf ya , tomioka-san, aku mengajakmu ke tempat yang membosankan"
"Aku tidak tau tempat lain , selain tempat ini"
"Lain kali , tolong ajak aku ke luar istana meski dilarang"
"Aku berharap besar padamu loh , tomioka-san"

"...."

Kochou tersenyum lembut pada giyuu.

Flashback off

kringggg !!!

5 detik setelah bel istirahat berbunyi, shinobu buru-buru meraih kotak bentonya, dan berlari ke lantai 1 mendahului teman-temanya.

Ia mencari ke taman , ke ruanganya , namun tak menemukan giyuu disana.

"Sepertinya , aku terlambat" gumamnya seraya menatap kontak bento itu dengan sedih.

Sesaat ia berfikir untuk pergi memakan bentonya sendiri dengan tenang di atap. Namun ketika melewati tangga itu, ia tak sengaja bertemu dengan giyuu.

 Namun ketika melewati tangga itu, ia tak sengaja bertemu dengan giyuu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh ?"
"Sensei ? G-gomen"

"Mau ke atap ?"

"...."

"Murid disini dilarang pergi ke atap"

Shinobu hanya menundukkan kepalanya, ia merasa sedikit canggung pada giyuu, padahal ia ingin memberikan bento buatanya sebagai ucapan terimakasih untuk yang kemarin.

"Luka mu bagaimana ?"

"Ah, sudah baikan, ini semua berkat bantuan sensei"

"Tidak masalah"

"Kau sampai repot-repot menggendongku, cuma karena aku yang takut darah"

"Kau punya trauma"

"sepertinya begitu"

Shinobu, memainkan kakinya, dan mencoba menghindari kontak mata dengan giyuu.

"A-ano sensei !!"
"T-tolong terima ini , s-sebagai ucapan terimakasihku" ucap shinobu sembari menyodorkan kotak bentonya.

"M-mungkin tidak se enak yang lain, t-tapi-"

Giyuu melebarkan matanya, perlahan tanganya terulur dan menerima kotak bento ini.

"Arigatou" ujarnya kemudian menepuk kepala shinobu.

"...."

"Kau boleh duduk disini kalau kau mau" tawar giyuu.

Shinobu mendongakkan kepalanya, dan mengulas senyum lebar.

"P-permisi" ucapnya seraya duduk disamping giyuu.

Giyuu membuka bento milik shinobu, ia tak menyangka isinya akan seperti ini.

"Tuna ?" Tanya nya bingung.

"K-kenapa ? Sensei tidak suka ya ?" Ucapnya panik

"Tidak, ini makanan kesukaanku"

"Hufh ~, aku tidak tau kenapa aku memasak ini, saat di supermaket tanganku seolah bergerak sendiri mengambil tunanya"
"Aku tidak tau kalau ternyata ini makanan kesukaanmu, Tomioka-san"

Giyuu tiba-tiba saja tertawa kecil, membuat pipi shinobu merah, ia merasa tersanjung ketika melihat senyum milik giyuu yang ditunjukkan padanya.

"Lagi-lagi kau memanggilku tomioka-san"

"Anu, itu, aku tidak sengaja sungguh"

"Ahh~ tidak apa-apa kok"
"Kau boleh memanggilku Tomioka-san, aku juga kurang nyaman kalau kau memanggilku sensei"

Tbc

In MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang