4

1.3K 105 17
                                    

"Demamnya tinggi sekali" gumam tomioka seraya menyentuh dahi kochou.
"Biar aku panggilkan tabib"

Namun kochou segera mencegahnya dan mencoba menggelengkan kepalanya lemah.

"Bawa aku keluar dari sini satu hari saja"

"Keluar , kemana ? Diluar sedang dingin sekali dan kau sedang demam, aku tak mungkin menurutimu, lagi pula kau tidak boleh keluar istana"

"Kumohon" ucap kochou sembari menggenggam erat tangan giyuu.

Dan entah kenapa, giyuu malah mengiyakan keinginan kochou yang sedang sakit, ia menaiki kuda dan mendekap kochou agar tak kedinginan.

Ia melajukan kudanya secepat itu menuju keluar area istana agar tidak ketahuan,

Ia membawa kochou ke sebuah bukit kecil yang menunjukkan pemandangan indah hamparan putih salju.

Kochou memperhatikan sekitar, ia terlihat begitu takjub seperti tak pernah melihatnya, ia tersenyum lebar pada tomioka, tak percaya dengan apa yang dilihatnya.

"Kireii"

"...."

"Sebaiknya jangan lama-lama"

"Aku .... sungguh sangat senang"

"....."

"Arigatou ne , tomioka - san" ucap shinobu seraya menyandarkan kepalanya pada dada bidang milik giyuu.

"Selanjutnya, aku ingin melihat musim gugur dan kembang api, kalau sempat" gumam kochou lirih.

Kochou memejamkan matanya, dan tubuhnya lemas. Tomioka yang mengetahui itu pun, begitu panik, dan mencoba membangungkan kochou namun tak ada reaksi.

"Kochou , kumohon sadarlah" ujarnya sembari menepuk pipi kochou ringan
"Tsk!!"

. . .

"Dia cuma pingsan, karena demamnya yang cukup tinggi, sebentar lagi dia akan sadar." Ujar tabib

Giyu hanya diam saja dan sibuk memperhatikan kochou yang tertidur, sekilas ia berfikir seandainya kalau kochou tak akan pernah bangun selamanya. Mengerikan sekali. Dan dia tidak akan pernah memaafkan dirinya sendiri kalau sampai itu terjadi.

"Lagipula ini tugasku, wajar saja kalau aku tak ingin dia kenapa-napa"

"Ini sudah biasa terjadi pada noona kochou, kau tidak perlu kaget, sebaiknya kau berikan dia selimut lagi agar dia tidak kedinginan" ujar si tabib seraya menepuk pundak tomioka
"Aku permisi dulu"

"Hn.. terimakasih" ucap tomioka.

Beberapa menit berlalu dengan giyuu  yang terus duduk disamping kasur milik kochou, akhirnya gadis itu membuka matanya lagi.

"Kau sudah bangun ?"

"Maaf merepotkan" ucap kochou lemah

"Tidak sama sekali"

"Aku minta maaf, untuk yang tadi"

"Minta maaf untuk apa ?"

"Memintamu ini dan itu"

"Aku tidak pernah merasa kau itu merepotkan"

"Tapi beberapa orang memanggilku begitu"

"Tapi aku tidak kan, karena sekarang cuma aku yang selalu memanggilmu" ucap giyuu santai.

Kochou terhenyak, ia menatap wajah dingin giyuu untuk beberapa saat, dan di detik berikutnya ia mengulas senyum tipis.

"Begitu ya" ucapnya.

"Biar aku ambilkan selimut"

Kochou menahan tangan giyuu.

"Selimutnya tidak bisa menghangatkanku dengan baik"

"...."

"Tolong , berbaringlah disampingku, untuk hari ini saja"

"Heh ?" Giyuu terlihat kaget.

"Tidak masalah kan ?"

Giyuu menghela nafasnya, dan menganggukkan kepalanya kecil.

Perlahan ia berbaring di samping kochou, kochou menghadap pada giyuu  dan memeluknya sembari menyandarkan kepalanya pada dada giyuu.

"Katakan padaku , apa yang selanjutnya harus kulakukan ? Aku tak bisa bergerak sedikit pun, tak bisa memilih jalanku sendiri dengan bebas, aku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Katakan padaku , apa yang selanjutnya harus kulakukan ? Aku tak bisa bergerak sedikit pun, tak bisa memilih jalanku sendiri dengan bebas, aku ..."

Flashback off

"Shinobu chan ?!!!"
"Shinobu chan ?!!!"

"Nandesuka kanroji chan ?"

"Kau pulang dengan siapa ?

"Aku dijemput kakak iparku"

"Yahhh , padahal aku ingin pulang bersamamu"

"Gomen, mungkin lain kali, harusnya kau bilang dulu padaku"

"Ahh~kalau begitu aku duluan ya shinobu chan"

"Hm" angguk shinobu

Beberapa menit berlalu akhirnya jemputan shinobu datang.

Ia berlari menghampiri mobil merah itu dan tersenyum  lebar pada kakaknya.

"Shinobu-chan ?!" Panggil seseorang di dalam mobil itu

"Ehe~" senyum shinobu

Tbc

In MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang