5. Kaget

9 1 0
                                    

" Hai tante ira." suara itu terdengar ketika Mira menurunkan kaca mobilnya.

"Iya. Kamu siapa?" tanya Mira merasa bingung dengan kehadiran anak muda itu.

"Aku awan tante. Masak tante lupa?" anak muda itu menunjuk dadanya menggunakan ibu jarinya dengan bangga.

"Awan? Astaga kamu udah besar aja. Kamu apa kabar nak? Papa sama Mama kamu baikkan? Kok gak ngabarin tante kalo mau ke jakarta?" Mira segera turun dari mobil dan memeluk awan dengan rasa rindunya.

"Awan udah lama Tan pindang ke jakarta. Maaf waktu itu Papa sama Mama gak ngabarin Tante dulu waktu mau pindah. Soalnya Kakek lagi sakit, terus dia pengen ketemu sama Papa Mama. Oh iya kabar Lala gimana? Terus bang Gibran gimana? " perjelas Awan sembari merengkuh badan Mira yang lebih kecil dari padanya.

"Gak berubah, dari dulu sampe sekarang berantem terus... Sampe pusing tante ngurusin bocah-bocah itu. Coba aja mereka punya sifat kek kamu pendiam, kalem, pintar lagi. Tante kan jadi adem liatnya." Mira mengelus dadanya menahan emosi mengingat kelakuan kedua anaknya itu.

"Hahaha... Apa sih tante semua orang juga punya kelebihan masing-masing tau."

"Yayaya... Tante percaya deh."

"Yaudah awan masuk dulu ya tan. Tante hati-hati bawa mobilnya... Assalamualaikum." Laki-laki itu menempelkan punggung tangan Mira di dahinya tak lupa senyuman yang tak lepas dari muka.

"Waalaikumsalam." Mira menepuk-nepuk lembut kepala awan dengan sayang dan juga membalas senyumannya.

***

Di bawah terik sinar matahari yang menyengat, 3 anak itu terlihat tengah hormat kepada bendera merah putih yang terlihat gagah di atas sana. 2 diantaranya yang tak lain adalah Rana dan Argin.

Mereka dihukum oleh Pak Anton orang yang sedang mengajar dikelasnya, karena membuat keributan yang tentu membuat kucing garong marah. Gimana tidak Pak Anton sangat marah bahkan membentak seisi kelas IPA X-3 hanya karna mereka menggoda Rana dan Argin yang berujung mereka juga yang dihukum.

"Galak banget sih tuh bapak fisika, kek cewek PMS aja." gerutu Argin.

Tentu gerutuhan yang di lontarkan Argin memancing emosi Rana "Kalo gak tau... gak tau aja, jangan pura-pura tau. Emang lo tau apa cewek PMS?" kata Rana dengan suara menatang.

"Ya tau lah, cewek PMS berarti... cewek yang ngeluarin darah dari anunya. Pinterkan gue?" jawab Argin dengan pedenya dan jangan lupakan ibu jari serta telunjuknya yang diletakkan di bawah dagu seolah tengah bergaya.

Tanpa basa-basi Rana langsung menyambar telinga Argin yang sudah merah tadi dengan tangannya. Sontak hal itu mengundang keluhan sakit dari mulut Argin "Woy! Sakit bego! Kalo bego gak usah dipelihara Rana!"

"Bodo amat." Jawab Rana dengan singkat.

"Gara-gara lo nih... kulit gue jadi item hangus gini. Semua gara-gara lo" tutur Argin yang sudah lepas dari jeratan tangan iblis Rana.

"Kok gue sih?" tanya Rana dengan nada yang tidak terima.

Mereka lalu menatap ke atas dan mengingat kejadian yang dialami tadi.

Prince SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang