Argin yang ikutan penasaran, menoleh ke arah Alana juga. Berharap pertanyaan yang diajukan Rana terjawab.
Merasa diperhatikan Alana pun menoleh dan melihat kedua temannya ini terlihat penasaran sebab ia ikutan dihukum seperti mereka.
Alana menghela napas menatap langit dan mengingat kejadiannya.
Flasback on
Usai kedua biang kerok kelas yang dicap oleh Pak Anton pergi. Suasana kelas kembali tenang dan kini Pak Anton tengah menjelaskan kembali materi yang sempat ia lupakan karna memarahi Rana dan Argin.
"Paham sampai sini?" tanya Pak Anton kepada seisi kelas IPA X-3. Tentu pertanyaan itu dijawab "Ya" oleh siswa siswi di kelas. Merasa malas untuk mendengar penjelasan guru Fisika itu.
"Kalo gitu bapak kasih soal, yang namanya dipanggil maju kedepan... terus kerjain soalnya di papan tulis." senyum devil Pak Anton terpancar. Terlihat ia sedang ingin menjahili anak didiknya itu. Sedangkan anak didiknya, menjadi terkejut dan deg-degan mau nikung ibu-ibu di jalan raya.
Termasuk Alana yang terlihat berkeringat dingin. Keringat yang ia keluarkan bahkan sebesar biji jagung. Seolah dia sedang habis melakukan olahraga yang berat seperti berlari keliling lapangan.
Pak Anton tengah melihat-lihat buka absen. Memilih salah satu anak didiknya yang ingin ia jahili. Sebab ia tau bahwa mereka sama sekali tidak paham dengan materi yang ia jelaskan itu.
"M. Gilang Fatir, maju kerjakan soal di depan." Pak Anton mengedarkan pandangan kepenjuru kelas.
Orang yang bernama Gilang hanya pasrah dan berdiri berjalan meninggalkan bangkunya.
Alana merasa kasihan karena cowok itu harus terpilih untuk dijahili guru Fisika ini yang dicap galak oleh mereka.
Gilang mengambil spidol di meja Pak Anton dan mengerjakan soal yang ada dihadapanya itu. Sedangkan, siswa siswi yang lain hanya diam dan fokus melihat penyelesaian soal yang dibuat oleh Gilang. Berharap penyelesaiannya biasa mereka pahami agar bisa mengerjakan soal di depan jika nama mereka dipanggil oleh Pak Anton. Begitupun dengan Alana yang mengharapkan yang sama.
Gilang pun akhirnya selesai mengerjakan soalnya dan kembali duduk di bangkunya.
Terlihat Pak Anton sedang mengoreksi jawaban dari Gilang. Cowok yang terlihat cukup rapi untuk ukuran seorang gentelman.
Alana menatap Gilang yang tengah melihat kedepan. Melihat jawaban dirinya yang sedang dikoreksi oleh guru fisikanya itu.
Lalu Gilang menoleh ke arah Alana karena merasa ada yang sedang menatapnya. Gilang hanya tersenyum dan tentu dibalas oleh Alana. Mereka pun kembali menatap ke arah papan tulis putih yang sudah ada jawaban Gilang disana.
"Jawabannya benar, selamat buat Gilang karena gak dapet hukuman." ujar Pak Anton setelah mengoreksi jawaban dari Gilang tadi.
"Pak kalo jawabannya salah dapet hukuman?" tanya siswi yang bernama Erika yang terlihat aut-autan yang notbennya seorang cewek. Berbeda dengan Gilang yang yang terlihat rapi.
"Tentu dapet" jawab Pak Anton dengan senyuman manisnya yang dipandang senyuman devil oleh seisi kelas. Berhayal bahwa Pak Anton tengah tertawa lebar dengan tandung iblis dan tongkat iblis yang dipegangnya. Bahkan aura yang ia pancarkan sangat panas dan berapi-api. Tetapi tentu itu hanya hayalan belaka. Tongkat yang mereka hayalkan telah berubah menjadi spidol hitam papan tulis. Hayalan yang sangat tidak masuk akal bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince School
Teen FictionKenal sama prince school, yang so pasti ganteng dengan tinggi badan semampai tak lupa juga badan yang cukup atletis. Membuat siswi yang ada di sekolah menjadi iri. Keirian itulah yang mendorong kakak kelas dan teman seangkatan membullynya. Bagaiman...