"Han?"
"Jihan?"
"Hey Jihan?"
"Eh iya? Kenapa?" Pada panggilan ketiga baru dia meyahut.
"Ngelamun lagi? Ngelamunin apa?"
"Ngga ngelamunin apa-apa kok hehehe" bohongnya.
"Mau makan di mana?" Katanya lagi.
"Itu yang tadi aku tanya ke kamu, mau makan di mana?"
"Yaudah di yoshinoya ya" katanya kemudian tersenyum dan membuat gue memaksakan senyum gue juga.
-
"Dim kamu tau ngga?"
"Ngga"
"Ih aku belom selesai ngomongnya" katanya sambil memukul lengan gua pelan.
"Dulu aku pernah makan di sini sampe 3 big bowl"
"Ya ampun pacar aku makannya banyak banget"
"Iya makanya liat nih gendut badanya"
"Ngga gendut tapi sehat" setelah kalimat itu meluncur dari mulut gue senyumnya hilang kemudia dia melanjutkan makannya.
Setelah makan malem ini gue pun nganterin dia pulang.
"Kamu mau ketemu mama?"
"Ngga usah, aku langsung pulang aja"
"Okay, hati-hati ya Far"
"Far?"
"Eh .. hati-hati Dimas Farhan maksudnya, dadah"
"Bentar" kata gue menahannya karena tadi dia baru aja kelepasan.
"Walaupun kita di jodohin tapi kamu tau kan aku sayang kamu" kata gue ngga pake basa-basi.
"Iya Dim, aku juga sayang kamu kok"
"Kalau kamu masih belum bisa sayang sama aku, kita berhenti sekarang ngga papa kok" kata gue.
"Dimas ngga gitu, aku sayang sama kamu kok. Aku minta maaf ya kalau suka nyakitin kamu, kamu hati-hati pulanganya. Kabarin aku ya"
Gue tau melepaskan seseorang yang pergi tiba-tiba memang ngga mudah, kaya Sean yang sampe sekarang belum ikhlas dengan kepergian pacarnya berlaku juga untuk Jihan yang kehilangan pacarnya tiba-tiba karena sebuah kecelakaan. Hanya bedanya Jihan kelihatan depresi dan terus memikirkan Fardian, dan pada saat itu gue datang.
Mama Jihan dan Ibu gue berteman dekat, gue emang beberapa kali pernah ketemu Jihan dan jujur gue suka dia. Saat perjodohan ini di lakukan pun gue ngga pake pikir 2 kali buat iyain dan Mama Jihan minta tolong gue supaya Jihan ngga berlarut-larut dalan kesedihan.
Tapi kadang hal ini bikin gue mau nyerah mencintainya.
-
"Dim, mau anterin aku ke makam ngga?" Katanya tiba-tiba saat menghubungi gue padahal udah 3 hari ini gue ngga hubungin dia semenjak malem itu gue bilang kalau gue sayang dia.
"Makamnya Fardian?"
"Iya"
"Kok tumben, biasanya juga pergi sendiri"
"Iya aku maunya dianter sama kamu besok, ngga ada acara kan?"
"Ngga ada, mau dijemput jam berapa?"
"Jam 9 ya"
"Oke"
-
Males sebenernya gue tuh bangun pagi kaya gini cuman buat nganterin Jihan yang mau ketemu pacarnya itu, sepanjang jalan kearah makam juga gue ngga ngomong apa-apa, Jihan pun diem aja.
"Aku tunggu mobil aja ya"
"Ikut aja"
"Ngga papa, aku di sini aja"
"Ayo, aku kenalin kamu sama Fardian"
Tuh Jihan itu kaya orang depresi, ini yang bikin gue sedih liat dia. Walaupun gue sakit hati setiap denger nama Fardian keluar dari mulutnya.
Tapi demi Jihan, karena gue sayang dia gue bakal tunggu dia sampai hatinya sembuh dengan sendirinya.
"Kita beli bunga dulu?"
"Iya" katanya dengan senyum yang merekah,
Senyum yang selalu membuat gue jatuh cinta.
-
DK as Dimas Farhan
Aku tau kamu ngga bisa melupakannya meski aku disampingmu
Sekira aku hanya persingahan, lebih baik katakan sebelum ini jauh
Karena cinta bagiku harta yang berharga dan aku tidak mau kehilangan
Sekiranya kuberi untukmu tiada rasa cinta yang tersisa, semoga waktu membuatmu paham kasih tulusku. Terima aku apa adanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔][SVT] Now Playing: This Is Kerispatih
FanfictionTau kan gimana lagu-lagu Kerispatih? Seventeen lokal dengan kisah cinta mereka