tigabelas

3 0 0
                                    

Setelah kenyang memakan sushi, tania lanjut mengajak raka untuk jalan-jalan di mall sekali-kali tania membeli cemilan.

"Tan, lo ko pucet? Kalo ngga enak badan mending langsung istirahat aja di rumah ngga usah jalan-jalan!," ucap raka

"Kalo gua diem aja dirumah nanti yang ada tambah ngga enak badan, jadi mendingan di ajak jalan aja,"

"Kita pulang sekarang yaa!," ucap raka tegas

Raka pun langsung menarik tangan tania agar tania mau pulang, karna kalau dibiarkan takutnya tania tambah sakit.

"Tapi kan ka, kita belom nonton ada film baru di bioskop," rengek tania

Raka pun menghentikan jalan nya dan melepas cekalan tangan nya.

"Tania, lo lagi ngga enak badan nanti aja nonton nya kalo lo udah sembuh, gua janji deh nanti gua temenin," penjelasan raka

Tania hanya menuruti apa yang dibilang raka, karna memang benar kalo seandainya ia memaksa kan berjalan-jalan bisa saja ia tumbang.

Tania dan raka pun keluar dari mall, ketika ia sudah keluar tidak terasa langit sudah menunjukan kegelapan nya dan bersiap untuk menurunkan air hujan.

"Gua kira masih sore, ehh udah mau malem aja," ucap tania

"Lo sih kebanyakan maen,"

"Oiya, ka nanti kalung yang gua beliin itu simpen baik-baik yah, kan gua jarang-jarang beliin sesuatu buat lo,"

"Iyah-iyah nanti gua simpen.

Raka melajukan motornya dengan kecepatan tinggi karna ia khawatir di tengah jalan akan turun hujan, ia khawatir karna keadaan tania sedang tidak baik-baik saja.

Tetapi belum sempat sampai rumah hujan mulai turun dengan derasnya, raka pun menghentikan motor nya di depan ruko yang sudah tutup, jalanan pun mulai sepi hanya ada mobil-mobil saja yang lewat.

"Yaah hujan," ucap tania

"Ko sepi banget yah," ujar raka, kebetulan hanya ada tania dan raka saja yang meneduh di depan ruko.

Jalanan sangat sepi, hanya ada tania dan raka saja di depan ruko yang terletak jauh dari keramaian.

Hanya ada suara hujan deras diantara mereka dan beruntung nya tidak ada petir, jadi tania tidak terlalu takut karna ia sangat takut dengan petir.

baik tania atau raka tidak membuka obrolan.mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Tak lama kemudian raka pun membuka obrolan.

"Tan gua boleh tanya sesuatu ngga?," ucap raka serius

"Tanya apa? udah ngomong aja, itu muka jangan serius-serius serem tau,"  ucap tania

Raka memandang wajah tania dan tania pun dibuat gugup, sampai-sampai ia salting karna tidak biasa-biasa nya raka menatap nya seperti itu.

"Lo kenapa selalu nolak cowok-cowok yang pengen deket sama lo?," ucap raka dengan mata masih mengarah ke tania

Tania bingung mengapa raka bertanya seperti itu, tidak biasa nya raka seperti itu.  Dan kali ini raka terlihat serius.

"Harus banget gua jawab yah?,"

"Harus. ," ucap raka. padat dan jelas

"Gu .. gua suka sama seseorang sukaa banget bahkan gua udah cinta banget sama itu orang. Tapi sayang orang itu ngga pernah ngeliat hati gua, dia nganggep nya gua ini ngga lebih dari orang yang dia kenal. Mangkan nya gua ngga bisa ngebuka hati gua. Karna seluruh hati gua tentang dia. Tapi gua sadar hubungan kita ngga bakal lebih. Jadi gua sulit banget buat nerima cowok-cowok, karna emang gua ngga cinta sama mereka yang gua cinta cuma dia. ," ujar tania dengan nada lemah dan sedikit gugup.

"Kalo gua boleh tau siapa cowok itu?,"

Cowok itu Lo raka tapi gua ngga mungkin ngasih tau loh nanti kan lo bisa aja ngejauhin gua. (Dalam hati tania)

Tania tersadar dari lamunan nya dan ia terkejut ketika raka memanggil nya.

"Siapa tan?,"

"Mmm . . Bukan siapa-siapa ko," ucapnya sambil tersenyum. Seakan-akan tidak ada masalah.

Tak lama kemudian handphone raka berbunyi dan memberitahukan bahwa ada seseorang yang sedang menelpon raka.

"Drrt . . Drt . . Drrrt . .

Vote
Vote
Vote


IG Iisfatimaa

Lovey DoveyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang