empatbelas

2 0 0
                                    

"Drt . . Drrt . . Drrrt . .

Handphone raka berbunyi dan menampilkan notifikasi bahwa ada seseorang yang tengah menelpon nya, raka pun menjauh dari tania dan mengangkat telpon tersebut.

"Hallo . .

. .

"Ko bisa?

. .

"Kamu dimana?

. .

"Yaudah tunggu disitu yah

Usai menutup telpon. Raka kembali ke tania dan menatap tania dengan wajah sendu seakan-akan ia merasa tak enak.

"Ada apa ka?," tanya tania

"Tan gua minta maaf yah, lo tunggu disini dulu yah, nanti gua kembali lagi jemput lo, bentar doang yah, pliiss," ucap raka dengan memohon

"Emang lo mau kemana?," cemas tania karna takut di tinggal sendiri

"Gua ngga lama ko, nanti gua datang lagi jemput lo," ucap raka

"Tapi gua takut," ringis tania

"Pliis tan kali ini aja, lo tunggu disini yah,"

Raka pun langsung menerobos hujan lebat lalu menaiki  motor nya dan melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Ia tak mengiraukan teriakan tania, raka terburu-buru menuju tempat yang saat ini akan ia tuju.

Tania ketakutan di tinggal sendiri, sangat takut. Ia paling benci di tinggal sendiri ia bingung harus meminta tolong ke siapa, karna jalanan sangat sepi  hujan pun semakin menderas.

***
Motor sport itu berhenti didepan halte dan menunjukan seorang gadis yang terduduk sendiri.

"Raka, akhirnya kamu dateng juga, aku takut sendirian," ucap gadis tersebut dan langsung memeluk raka.

"Kamu tenang sekarang kamu ngga sendiri, kan udah ada aku,"

Gadis tersebut pun tersenyum karna ia merasa aman kalau raka sudah tiba dihadapan nya.

Raka meninggalkan tania sendirian, demi seorang gadis yang bisa disebut pacar. Hubungan nya dengan gadis ini belum lama. Raka ingin merahasiakan hubungan nya karna ia merasa belum tepat waktu nya untuk teman-teman nya tahu.

***
Tania melirik jam yang berada di tangan kanan nya dan sudah menunjukan pukul 19:00 wib awan di langit menunjukan kegelapan nya. Tania masih menunggu raka. Hujan masih turun dan kali ini dibarengi dengan suara petir yang mengganggu indera pendengaran nya.

Tania suka hujan tetapi ia takut petir, ia ingin segera pulang tetapi ia bingung karna jalanan sangat sepi mungkin karna hujan dan petir orang-orang enggan untuk keluar rumah. Handphone pun lowbet jadi dia tidak bisa menghubungi siapa pun.

"Raka kemana sih, gua takut. Kata nya dia ngga bakal lama tapi kan ini udah jam 7 malem tapi ko raka belum dateng juga, hiks .. hiks ..  ," ucap tania dengan suara gemetar karna menahan dingin.

Dengan terpaksa tania harus menerobos dingin nya hujan gelap nya malam dan dingin nya malam.  ia berjalan menyusuri jalanan yang sangat sepi sesekali ia melihat kebelakang berharap ada raka atau ada bantuan tetapi hasil nya nihil.

Tania menyusuri jalanan dan ia merengkuh tubuh nya yang masih di balut seragam putih abu-abu ia melawan kedinginan.

Benteng ke kokohan hati nya pun hancur, ia menangis ditengah hujan dan ia merasa sangat bodoh sudah menaruh hati kepada orang yang salah. Tania membenci dirinya sendiri ia merasa bodoh mengapa tania bisa mencintai seseorang yang tidak perduli terhadap nya.

" Lo jahat ka, lo jahat.. lo tega ninggalin gua, gua takut, hiks .. hiks .." ujar tania dengan suara gemetar

Badan nya sudah terasa lemas, dingin nya air hujan sudah masuk kedalam tubuh nya dan membuat tubuh nya semakin melemah.sampai-sampai ia tidak bisa menyeimbangkan tubuh nya dan langsung terduduk di aspal sambil merengkuh tubuh nya yang mulai kedinginan.

Seketika ada mobil sedan yang berhenti. pemilik mobil tersebut keluar dan menghampiri nya, tania seperti mengenal seorang lelaki tersebut tetapi mata nya buram karna ia merasa kepala nya sangat pening dan seketika pandangan nya pun langsung gelap gulita.

Jangan lupa vote yaa readers, mohon maaf kalo ada typo.

IG Iisfatimaa

Lovey DoveyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang