lima belas

3 0 0
                                    

Hujan pun perlahan-lahan mereda. dua insan yang berada di halte tersebut mulai meninggalkan tempat tersebut.

Raka menghantarkan gadis nya untuk pulang, ia merasa aman karna gadis nya aman. Tetapi entah kenapa hati nya terasa tidak enak seperti ada yang mengganjal.

"Kamu yakin ngga mau mampir dulu? Baju kamu basah loh nanti masuk angin lagi," ucap gadis tersebut

"Ngga usah sayang, ini kan udah malem, ngga enak kan kalau mampir. Aku mau langsung pulang aja yah," ucap raka

"Hati-hati yah,"

Raka pun tersenyum ke gadis tersebut  lalu melajukan motor nya, pikiran nya kacau dan  hati nya tidak tenang. Raka teringat kalau raka meninggalkan tania di depan ruko sendiri.

Raka melirik jam tangan nya dan menunjukan pukul 19:45 wib. Ia khawatir dan merasa tidak enak hati meninggal kan tania sendiri, ia lun melajukan motornya secepat mungkin.

***
"Iyah tan tadi aku melihat tania pingsan di jalan, aku kira bukan tania eh ternyata tania,"

"Makasih yah nak rangga kamu udah tolongin tania, tania bilang nya lagi sama raka, tau nya dia sendiri," ucap bunda cemas

Kalau tania bersama raka, mengapa ketika di tempat tadi rangga tidak menemukan raka. Rangga mengepalkan tangan nya ia kesal terhadap raka bisa-bisa nya ia meninggalkan tania sendiri di tempat sepi seperti itu.

***
Ketika  sampai ditempat terakhir raka meninggalkan tania. Raka bingung karna ia tidak menemukan tania, kemana tania pergi? Ia khawatir dan merasa bersalah telah meninggalkan tania sendiri.

Raka pun melajukan motor nya menuju rumah tania. Pikiran nya sibuk memikirkan tania ia merasa sangat bersalah telah meninggalkan tania dalam waktu yang lama. Ia tidak terpikirkan bahwa ia meninggalkan tania sendiri setau raka dia paling takut kalau di tinggal sendiri apalagi di tempat sepi.

Sesampainya raka di depan rumah tania, ia melihat rangga tengah berada di depan rumah tania dan mulai berpamitan kepada bunda nya tania.

"Rangga pulang dulu yah tan, salam buat tania," ucap rangga sambil mencium tangan bunda nya tania

"Makasih yah nak rangga kamu udah nolongin tania," ucap bunda dengam senyum hangat nya.

Rangga pun langsung meninggalkan halaman rumah tania dan melajukan mobil nya untuk pulang ke rumah nya.

Raka masih memperhatikan rangga lalu beralih menatap jendela kamar atas yang ia tahu itu kamar tania. Lampu nya mati mungkin tania sudah terlelap dan sudah beristirahat.

Keinginan nya untuk mampir ke rumah tania, ia urungkan. Raka tidak ingin mengganggu waktu istirahat tania.

Raka hanya menatap jendela tersebut ia merasa bersalah terhadap tania, semoga besok tania tidak marah terhadap nya dan mau memaafkan nya.

"Maafin gua tania," ucap raka tulus dengan rasa bersalah.


Jangan lupa vote yah readers.


IG Iisfatimaa

Lovey DoveyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang